Teori Dow Dalam Saham (Dow Theory)

  • Share

Mikaylabinar.com– Memahami Teori Dow dalam saham mari simak penjelasannya dalam tulisan ini. Dow Theory adalah teori market yang diciptakan oleh Charles H. Dow (1851-1902) seorang jurnalis keuangan dan salah satu pendiri Wall Street Journal yang terkenal di dunia.

Apa itu Teori Dow Dalam Saham ?

Teori Dow dianggap sebagai teknikal analisis pertama. Dow Theory adalah sebuah teori yang menyebutkan bahwa saham cenderung bergerak naik atau turun dalam tren, dan mereka cenderung bergerak bersama, meskipun tingkat pergerakannya bisa bervariasi.

Dow mengembangkan teorinya menjadi Dow-Jones Averages yang masih digunakan sampai sekarang.

Hasil pengamatan Dow tidak digunakan untuk meramalkan potensi pergerakan harga tetapi lebih bertujuan kepada barometer iklim bisnis secara umum.

Setelah kematian Dow pada tahun 1902, temannya, Samuel A. Nelson mencoba menjelaskan metode Dow dalam bukunya, The ABC of Stock Speculation .

William P. Hamilton, yang menggantikan Charles Dow sebagai Editor The Wall Street Journal, menyempurnakan prinsip-prinsip Dow dan mengembangkannya menjadi sebuah teori, yang dijelaskannya dalam bukunya, The Stock Market Barometer: A Study of Its Forecast Value of 1922.

Hasil dari pekerjaan Dow dan Hamilton dianalisis dan dipelajari oleh Robert Rhea yang menyempurnakan Teori Dow menjadi teori yang kita kenal sekarang, dalam bukunya, The Dow Theory of 1932.

dow theory (teori dow) secara singkat

Prinsip Dasar dari Toeri Dow

Berikut ini adalah prinsip dari teori dow, prinsip dari Dow Theory adalah:

Baca juga  Elliott Wave Teori : Ringkasan

1. The Averages Discount Everything

Rata-rata mendiskonkan semuanya karena mencerminkan aktivitas gabungan dari ribuan atau jutaan trader, spekulan, dan investor pada satu waktu. Dari rata-rata gabungan itu akan memengaruhi permintaan dan penawaran saham

2. Pergerakan Harga Dalam Tiga Tren

Pergerakan harga terdiri dari tiga tren: Major Trend, Secondary Trend dan Minor Trend

a. Primary atau Major Trend yang biasanya berlangsung setidaknya satu tahun dapat berlanjut selama bertahun-tahun. Tren ini biasanya bertanggung jawab atas pergerakan harga, naik atau turun, setidaknya 20%. Tren Sekunder biasanya muncul sebagai koreksi sesaat apabila tren Primer terlalu panjang.

b. Tren Sekunder muncul sebagai koreksi dalam pergerakan Tren Primer dengan bergerak ke arah yang berlawanan. Namun, mengidentifikasi Tren Sekunder saat sedang dalam proses pengembangan sangatlah sulit.

Tren Sekunder berlangsung setidaknya selama tiga minggu tetapi dapat berlanjut selama beberapa bulan dan biasanya mengoreksi setidaknya 1/3 dari pergerakan harga sebelumnya.

Terkadang Tren Sekunder dapat sepenuhnya menelusuri kembali pergerakan sebelumnya tetapi sering berhenti pada 1/2 atau 2/3 dari gerakan sebelumnya.

c. Tren Kecil (Minor Trend) adalah fluktuasi rata-rata harian. Biasanya berlangsung kurang dari enam hari dan tidak dianggap penting dalam Teori Dow.

3. Bull Market Terdiri dari Tiga Fase

Bull Market dicirikan oleh Major trend yang semakin naik dan biasanya terdiri dari tiga fase, yakni: fase akumulasi, fase kenaikan, kenaikan fenomenal

a. Fase Akumulasi terjadi ketika investor mulai membeli saham dengan harga rendah dari penjual yang khawatir karena adanya berita kondisi ekonomi atau ekonimi dalam ketikdak pastian karena kondisi sosial politik dsb. Aktivitas trading biasanya biasanya masih mendatar selama fase ini tetapi mulai meningkat.

Baca juga  Cara Belajar Teknikal Analisis Saham

b.Fase Akumulasi diikuti oleh fase yang ditandai dengan kenaikan disertai dengan peningkatan aktivitas seiring dengan peningkatan korporasi mulai menarik perhatian. Ini biasanya merupakan fase paling menguntungkan bagi analis teknis.

c. Fase terakhir ditandai dengan kenaikan fenomenal karena semakin banyak publik yang tertarik ke pasar.

4. Fase Bear Market

Bear Market dicirikan oleh Tren Utama (Major Trend) yang menurun dan seperti Bull Market, juga terdiri dari tiga fase, yakni: fase distribusi, fase panik dan fase penjualan keputusasaan oleh pembeli

a. Fase Distribusi terjadi ketika investor yang membeli selama fase akumulasi pasar bullish sebelumnya mulai menjual kepemilikan mereka. Aktivitas perdagangan biasanya masih tinggi selama fase ini tetapi mulai menurun.

b. Fase Panik terjadi ketika pembeli mulai sedikit dan penjualan mulai meningkat. Tren penurunan berakselerasi ke penurunan hampir vertikal yang ditandai dengan volume iklim.

Fase ini biasanya diikuti oleh pemulihan yang lama (Tren Sekunder) atau pergerakan ke samping sebelum fase terakhir dimulai.

c. Fase terakhir ditandai dengan penjualan pembeli yang putus asa selama fase panik atau membeli selama dalam periode pemulihan. Penjualan putus asa tidak sekeras ketika fase panik.

5. Rata-rata Saling Mengkonfirmasi

Rata-rata harus saling mengkonfirmasi (The averages must confirm each other). Ini adalah prinsip penting dan menyatakan bahwa fase Dow Jones Industrial Average (DJIA) harus dikonfirmasi oleh fase Dow Jones Transport Averages.

Dengan kata lain, dua rata-rata harus bergerak dalam arah perkiraan yang sama. Jika dua rata-rata tidak sesuai dengan tren yang sama, maka tren tersebut tidak 100% valid.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *