Cara Menggunakan Indikator DMI Directional Movement Index pada Saham

  • Share

Mikaylabinar.com– Indikator DMI (Directional Movement Index) diciptakan oleh J. Welles Wilder untuk melengkapi indikator yang diciptakan sebelumnya yakni ADX. Berikut ini cara menggunakan indikator DMI

Indikator DMI

Seperti halnya indikator ADX, DMI merupakan indicator yang digunakan untuk mengukur kekuatan sebuah trend.

Dalam penggunaannya sebaiknya indikator DMI saham dipasangkan dengan ADX bahkan Wilder sendiri menyarankan agar DMI digunakan bersamaan dengan ADX sebagai penyaring untuk melihat tren yang terjadi

DMI sebenarnya terdiri dari tiga indikator terpisah yang digabungkan menjadi satu dalam kotak osilator. Ketiga garis tersebut adalah pergerakan Arah dari Average Directional Index (ADX), Plus Directional Indicator (+ DI) dan Minus Directional Indicator (-DI).

Tujuan DMI untuk menentukan ada tidaknya trend yang terjadi dan tidak ada kaitannya pada arah market atau sinyal harga. DMI digambarkan dalam dua garis yakni Positive Directional Indicator (+DI) dan Negative Directional Indicator (-DI)

Cara Menggunakan Indikator DMI

DMI memberikan sinyal beli maupun sinyal jual. Dinyatakan sebagai sinyal beli jika garis +DI memotong ke atas garis –DI. Dan sinyal jual apabila garis +DI memotong ke bawah garis –DI

Saat garis +DI berada diatas garis –DI, ini bisa diartikan kalau harga sedang naik. Sebaliknya, kalau garis +DI berada dibawah garis –DI diartikan sebagai harga sedang turun. Kalau kedua garis tersebut tidak memotong menunjukkan bahwa sebuah trend tidak terjadi atau sideway

Periode standar yang digunakan DMI sama seperti ADX yakni menggunakan periode 14 hari pada daily chart.

Bisa juga digunakan untuk weekly charts maupun monthly charts dengan periode yang sama yakni 14 minggu atau 14 bulan.

Baca juga  Indikator Moving Average Crossover Pada Analisis Saham

Tentunya, trader bisa mencoba menggunakan periode yang lain untuk mendapatkan hasil yang dirasa lebih akurat

Sebagai contoh:

indikator DMI ((Directional Movement Index)

Keterangan:

Pada kotak osilator (kotak dibagian bawah) terdapat tiga garis yang berbeda warna yang terdiri dari garis biru (+DI), garis merah (-DI) dan garis hitam (ADX). Warna garis ini bisa diubah melalui setting di aplikasi yang digunakan.

Pada lingkaran warna kuning yang ditunjukkan tanda panah merah menandakan sinyal jual (sell) ketika garis biru memotong kearah bawah garis merah menandakan bahwa akan terjadi bearish (penurunan)lebih lanjut.

Dan kalau kita perhatikan pada arah candlestick memang terjadi penurunan yang cukup tajam. Sebaliknya, tanda panah warna hijau menandakan sinyal beli ketika garis biru memotong kearah atas garis merah dan ini sebagai sinyal akan terjadi bullish (kenaikan) kedepannya.

Sedangkan garis hitam menandakan garis ADX, semakin tinggi keatas garis hitam tersebut menandakan trend yang terjadi semakin kuat baik tren bullish maupun bearish.

Ringkasnya

Ketika terjadi penurunan yang tajam maka garis ADX semakin naik keatas, begitupun ketika terjadi kenaikan yang signifikan garis ADX juga naik keatas. Jika garis ADX kebawah atau cenderung datar menandakan sideway atau tidak ada tren

Yang perlu diperhatikan bahwa ketika garis merah berada diatas garis biru menandakan bahwa market sedang bearish, begitupun ketika garis biru yang berada diatas garis merah menandakan market sedang bullish.

Semakin kuat tren kenaikan atau penurunan maka garis ADX juga semakin tinggi.

Penjelasan artikel ini bisa Anda lihat videonya di channel Mikaylabinar.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *