Membaca Pergerakan Candlestick

memahami pola segitiga triangle saham
Pola Segitiga Saham (Triangle) untuk Membaca Pergerakan Market

Ada dua jenis analisa yang banyak digunakan oleh para investor dalam berinvestasi saham. Yaitu analisa fundamental dan teknikal. Dalam analisis teknikal membaca pergerakan candlestick adalah salah satu cara untuk mengetahui pergerakan harga saham kedepannya.

Candlestick berguna untuk membaca trend grafik harga saham. Dalam grafik inilah terdapat beberapa bentuk/jenis grafik seperti line chart, bar chart dan yang akan kita bahas kali ini adalah candlestick chart.

A. Apa itu Candlestick?

Candlestick merupakan salah satu jenis grafik harga saham yang digunakan dalam metode analisis teknikal. Dimana dalam grafik tersebut akan memperlihatkan harga tertinggi, harga terendah, pembukaan dan juga penutupan suatu saham.

Membaca pergerakan candlestick akan memudahkan trader atau investor dalam pergerakan harga kedepannya. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk membaca pergerakan candlestick saham dalam periode tertentu.

B. Sejarah Candlestick

Menurut sejarah, metode penggunaan candlestick awalnya digagas oleh pria berkebangsaan Jepang bernama, Munehisa Homma sekitar tahun 1724-1803.

Munehisa Homma sendiri merupakan pedagang beras yang berasal dari Sakata. Homma mengembangkan penjualannya dengan menggunakan kupon pasar berjangka.

Kunci kesuksesan Munehisa Homma terletak pada catatan pergerakan harga dengan rincian harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan penutupan harga setiap hari. Itu semua berbasis harga yang ada di pasar beras.

Dengan melakukan pencatatan setiap harinya, Homma kemudian menemukan pola harga yang berulang. Pola berulang ini kemudian diterapkan oleh Homma untuk memprediksi harga beras di masa depan. Dan hal tersebut secara mengejutkan dapat membuatnya mendapatkan keuntungan.

C. Komponen Candlestick

Terdapat dua komponen utama dalam candlestick yang digunakan sebagai analisis teknikal dalam pasar saham, dua komponen tersebut adalah:

1. Badan candle (body)

Merupakan bagian dari candlestick yang menunjukkan pembukaan harga dan penutupan harga pada periode waktu tertentu.

Bentuk candle ini ditunjukkan dengan bentuk persegi empat dengan warna merah atau warna hijau, atau warna hitam ataupun putih.

2. Ekor candle (shadow/wick)

Bagian ini yang akan menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendah suatu saham pada waktu tertentu.

Ini ditunjukkan dengan adanya garis lurus yang membentang di atas dan di bawah bagian body candlestick dan pada akhirnya menyamai bentuk lilin.

D. Cara Membaca Pergerakan Candlestick

Apabila kita perhatikan pada gambar sebuah candlestick bahwa tepat di atas dan di bawah dari batang tubuh (real body), terdapat sumbu atau disebut juga bayangan.

Sumbu ini menunjukkan tinggi dan rendahnya harga dari suatu perdagangan di hari itu. Apabila sumbu atas pada bagian bawah dari candlestick tersebut pendek, maka pembukaan pada hari tersebut mendekati harga tertinggi.

Sedangkan apabila sumbu pada bagian atas candlestick pendek, maka penutupan pada hari itu mendekati harga tertinggi. Sehingga bisa dikatakan jika hubungan antara pembukaan, tinggi rendah harga, dan penutupan menentukan tampilan candlestick setiap harinya.

Bentuk batang tubuh dari candlestick bisa menjadi panjang atau pendek dan bisa berubah warna dari hitam atau putih sesuai fluktuasi harga hari itu. Begitu pula sumbu atau bayangan di bagian atas atau di bagian bawah candlestick.

Grafik dari candlestick memiliki sifat yang lebih visual. Hal ini dikarenakan grafik tersebut memiliki kode warna dari bar harga dan batang tubuh yang lebih tebal. Hal tersebut membuat candlestick lebih baik dalam menyoroti perbedaan harga.

E. Pola Pada Candlestick

Pola yang umum terlihat dari grafik candlestick adalah bullish dan bearish. Bentuk pola bullish dimaksudkan menunjukkan harga yang naik, sedangkan pola bearish menunjukkan turun.

Membaca pergerakan candlestick tentunya perlu memahami beberapa bentuk dari polanya, diantaranya sebagai berikut:

1. Bearish Engulfing pattern

Pola candlestick yang pertama adalah bearish engulfing. Bentuk dari Pola candlestick ini ditampilkan dengan batang tubuh candlestick berwarna hitam panjang serta menekan batang tubuh candlestick yang berwarna putih.

Pola dari candlestick ini menunjukkan jika penjual kembali memegang kendali dan harga bisa terus turun. (Lebih jelasnya Anda bisa baca pada laman Engulfing dan Polanya dalam Candlestick.)

2. Bullish Engulfing Pattern

Pola candlestick yang kedua merupakan kebalikan dari bearish engulfing pattern, dikatakan demikian karena pola ini terjadi ketika pembeli mampu melampaui penjual.

Hal tersebut bisa dilihat dari grafik yang menunjukkan batang tubuh candlestick berwarna putih menekan batang tubuh dari candlestick berwarna hitam.

Pola ini mengindikasikan adanya kendali pembeli serta perubahan harga bisa mengarah menuju ke harga yang tinggi.

3. Hammer

Pola candlestick jenis yang ketiga ini disebut dengan pola hammer. Pola candlestick ini memiliki ciri khas dengan ditampilkannya satu sumbu di atas atau di bawah batang tubuh. Selain itu, batang tubuh yang digunakan jenis ini pun hanya satu, dan memiliki warna putih.

Ciri khas dari pola hammer ini adalah batang tubuh berbentuk pendek seperti palu serta berada pada ujung atas atau ujung bawah sumbu.

Apabila batang tubuh berada pada atas sumbu disebut hammer, sedangkan saat berada pada bawah sumbu disebut inverted hammer.

Apabila terdapat candlestick dengan bentuk hammer ini maka kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya adalah batang tubuh candlestick berwarna hitam atau harga akan turun.

Hal tersebut berlaku sebaliknya apabila muncul inverted hammer. (Lebih jelasnya anda bisa baca laman Inverted Hammer, Shooting Star, Hammer dan Hanging Man).

4. Doji

Pola candlestick yang berikutnya adalah doji. Bentuk ini dikatakan sebagai pola candle yang cukup mudah dikenal oleh trader.

Pada beberapa kondisi, seperti ketika harga pembukaan mendekati harga penutupan, maka akan ditempatkan garis tipis pada tengah sumbu yang dimaksudkan untuk mewakili transisi harga.

Pola Doji digambarkan dengan garis tipis naik turun yang terletak pada garis sumbu. Apabila doji sedang berada di atas, itu artinya harga akan naik (bullish), dan sebaliknya jika doji terletak pada sumbu bawah, artinya harga akan turun (bearish).

Selain itu apabila sumbu bagian ekor doji lebih panjang, secara umum, potensi reversal menjadi cukup tinggi. Pola Doji juga biasa disebut dengan Harami. (Untuk mengenal bentuk dan pola Doji, Anda bisa baca laman: Marubozu dan doji pada candlestick)

5. Bullish Rising Dan Bearish Rising Three

Pola candlestick yang terakhir adalah bullish rising dan bearish rising three.  Pola candlestick ini biasanya digunakan dalam sebuah pola sesi perdagangan kedua, ketiga, dan keempat.

Hal ini terjadi pada kondisi ketika rentang harga akan bertahan selama tiga hari setelah hari pertama dan kemudian akan berubah kembali pada hari kelima.

Oleh sebab itu, apabila candlestick menunjukkan harga turun atau naik selama tiga hari berturut-turut maka pada titik terendah atau tertinggi tidak terlihat. Dan ketika terjadi hal seperti ini para trader harus bersiap untuk perubahan harga di hari setelahnya.

Apabila harga akan turun, maka disebut dengan bearish falling three, sedangkan jika harga naik maka disebut dengan bullish rising three. (Lebih jelasnya bisa anda baca pada laman: Rising Three dan Falling Three Methods Pada Candlestick).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *