Mikaylabinar.com- Candlechart yang terbentuk dari pergerakan harga dalam beberapa periode membentuk serangkaian alur pergerakan market dengan pola zig-zag. Pergerakan tersebut membentuk beberapa pola candlestick yang mengandung arti tersendiri.
Inilah fungsinya bagi kita untk memahami pergerakan dari setiap pola yang terbentuk oleh kedaan market. Beberapa pola yang terbentuk diantaranya pola Three Mountains dan pola Three Rivers
Table of Contents
Terdapat serangkaian pola candlestick yang membentuk top dan bottom jangka panjang. Pola itu diantaranya Three Mountains, Three Rivers, Three Budha Tops, Inverted Three Budha, Dumpling Tops, Frypan Bottom, Tower Tops dan Tower Bottoms yang akan kita bahas pada laman lainnya situs ini
Three Mountain Top dan Triple Top
Japanese candlestick mengenal istilah Three Mountain Top. Pola ini menggambarkan pergerakan market yang membentuk tiga gunung yang berderet dengan memperlihatkan tiga puncak utama.
Pola ini di dunia Barat dikenal sebagai Triple Top. Jika market menurun sebanyak tiga kali atau berupaya naik sebanyak tiga kali maka disebut sebagai Three Mountain Top.
Titik tertinggi (high) pada mountain terakhir idealnya perlu dikonfirmasi dengan melihat bearish candle ( misalnya doji atau dark cloud cover).
Ciri dari Three Mountains ini adalah menyerupai tiga gunung yang berjejer hampir sama. Jika gunung ditengah lebih tinggi dibandingkan gunung sebelum dan sesudahnya maka pola ini tidak lagi disebut sebagai Three Mountain Top tapi sudah membentuk pola baru yang dikenal sebagai Three Budha Top (atau kalau di dunia Barat dikenal sebagai pola Head and Shoulders).
Head and Shoulders dan Three Budha Top
Japanese memberikan nama pola Head and Shoulders dengan nama Three Budha Top. Penamaan ini karena bentuknya menyerupai candi, dimana Budha utama yang ukurannya lebih besar di kelilingi oleh budha kecil (dewa) di kedua sisinya.
Walaupun istilah Head and Shoulders mungkin lebih familiar dan popular dikalangan teknikal analis. Namun sesungguhnya Three Budha Top sudah lama digunakan oleh orang Jepang 100 tahun lebih dulu dibandingkan orang Amerika yang menggunakan istilah Head and Shoulders
Walaupun demikian, perbedaan nama bukanlah hal yang esensial. Pemberian nama hanya bertujuan untuk mempermudah mempelajari pola market yang terjadi, intinya adalah memahami maksud dari nama tersebut.
Sangatlah menarik untuk dicermati bahwa pengamat market di dunia Barat dan Timur ternyata menggunakan pola yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa psikologi pasar diseluruh dunia memiliki kesamaan.
Three River Bottom dan Three Mountain Top
Three River Bottom, merupakan pola kebalikan dari Three Mountain Top. Ini terjadi ketika pasar melakukan pergerakan di level bawah sebanyak tiga kali. Puncak dari pola tersebut perlu diperpanjang untuk mengonfirmasi titik terendahnya.
Maka tidak mengherankan bahwa pola Inverted Head and Shoulders Bottom di dunia Barat sama halnya dengan pola Inverted Three Budha di dunia Timur. Pola dan bentuknya sama namun hanya berbeda nama
Banyak teknik ala Jepang yang didasarkan pada angka tiga. Ciri ini menggambarkan pentingnya angka tiga dalam kebudayaan Jepang. Pada masa lalu sebelum Jepang menjadi Negara modern, angka tiga banyak dikaitkan dengan mistis.
Ada ungkapan “tiga kali beruntung” sebagai bentuk kepercayaan dari orang Jepang, angka tiga banyak disematkan pada nama-nama dalam Japanese Candlestick seperti Three White Soldiers, Ominous Three Black Crows, Three Mountain Top, Three Budha dan Three Mountain Bottom serta berbagai variasinya, termasuk tiga pola candle untuk morning dan evening star.
Jika angka tiga dianggap sebagai keberuntungan maka angka empat dianggap sebagai ramalan buruk atau kematian.
Kepercayaan ini diyakini karena mudah ditebak. Dalam pola pergerakan market biasanya setelah terbentuk tiga gunung ( three mountains) maka keempatnya dipastikan akan mengalami penurunan.
Pola Candlestick
Berikut beberapa pola yang terjadi dalam pergerakan market:
Three Mountain Top
Candlestick yang terbentuk dari pergerakan market dalam periode jangka panjang membentuk berbagai macam pola diantaranya Three Mountain Top. Ciri dari pola ini terbentuk tiga gunung yang berdiri sejajar (pada prakteknya tiga gunung ini tidak harus berdiri sejajar persis).
Pola ini memberikan sinyal kepada kita bahwa setelah terbentuk tiga gunung maka akan terjadi bearish, atau ketika terbentuk gunung kedua maka akan disusul bullish untuk membentuk gunung ketiga.
Three River Bottom
Pola ini merupakan kebalikan dari Three Mountain Top dengan yang menjadi patokan adalah tiga gunung yang terbentuk di bagian bawah ( yang diberi garis merah).
Setelah market bearish maka akan terbentuk cekungan pertama menyerupai gunung, kemudian bullish lalu bearish membentuk cekungan gunung kedua.
Dengan mengetahui pergerakan ini maka kita bisa menebak bahwa setelah sempat bullish maka market akan turun membentuk cekungan gunung ketiga
Three Budha Top
Dalam dunia Barat dikenal sebagai Head and Shoulders yang menyerupai kepala ditengah dan pundak disebelah kanan dan kirinya.
Pola ini sebenarnya mirip seperti Three Mountain Top hanya saja gunung yang ditengah lebih tinggi dibandingkan gunung disebelah kanan dan kirinya
Inverted Three Budha
Pola ini kebalikan dari Three Budha Top dimana cekungan gunung paling tengah lebih dalam dibandingkan cekungan kedua gunung sebelum dan sesudahnya. Pola Inverted Three Budha ini di dunia Barat disebut sebagai Inverted Head and Shoulders Bottom.
Dengan mengetahui berbagai pola yang terbentuk dari pergerakan market maka trader akan lebih mudah dalam menganalisis dan mengambil keputusan dalam tradingnya.
Kapan harus masuk dan kapan waktunya harus exit dengan demikian trader yang sudah berpengalaman akan lebih mudah mendapatkan profit dan terhindar dari kerugian yang dalam.
Disadari bahwa dunia pasar modal dibutuhkan pengetahuan analisis yang baik karena pertarungan antara bull dan bear terus terjadi.