Now You Know (31 Oktober): Meninggalnya Pesulap Terkenal Harry Houdini, Perpustakaan Ledien Dibuka, hari Tabungan Dunia

Now You Know (31 Oktober): Meninggalnya Pesulap Terkenal Harry Houdini, Perpustakaan Ledien Dibuka, hari Tabungan Dunia
Harry Houdini Dalam Sebuah Aksinya. Sumber: Pinterest

Melihat jauh ke belakang pada tanggal ini, 31 Oktober, beberapa peristiwa menarik terekam dalam catatan sejarah dunia diantaranya meninggalnya pesulap Harry Houdini.

Yuk sobat Mibi, kita simak apa saja yang terjadi pada hari ini, 31 Oktober beberapa tahun yang lalu

1. Meninggalnya Pesulap Harry Houdini

Jika anda pernah melihat beberapa pesulap/magician terkenal melakukan aksi-aksi yang menantang bahkan cenderung melawan maut seperti David Copperfiled, David Blaine bahkan pesulap dari Indonesia Limbad, aksi-aksi mereka banyak diinspirasi oleh pesulap yang sangat terkenal di tahun 1900an.

Harry Weiss, yang terkenal dengan nama Harry Houdini tentunya tidak asing lagi bagi penikmat pertunjukkan-pertunjukkan sulap terutama aksi-aksi menegangkan menantang maut.

Lahir di Budapest, Hongaria 24 Maret 1874, Harry Houdini menetap di Amerika Serikat dan memulai karirnya sebagai pesulap di tahun 1891, yang pada waktu itu sulapnya berkutat pada permainan kartu dan tipuan mata.

Karirnya tidak terlalu bagus, namun setelah mencoba trik-trik baru dengan meloloskan diri, namanya melesat dikalangan publik.

Aksi meloloskan diri pertama kalinya yaitu di tahun 1899 dengan meloloskan diri dari ikatan borgol, semenjak itu terus melakukan aksi nekat.

Pada tahun 1900, Houdini sudah termahsyur dan melakukan tour eropa untuk menunjukkan aksi mencengangkan, dan dimanapun ia berada, selalu menantang polisi untuk memborgolnya, dan setiap itu pula ia berhasil lolos, semua orang menjadi terkagum-kagum.

Bahkan pernah diborgol dan dimasukkan penjara (konon katanya sebelum dipenjara ditelanjangi dulu supaya tidak ada manipulasi), namun akhirnya juga bisa meloloskan diri juga, semakin terkenallah dia. Karena begitu lekat dengan borgol, dia dijuluki sebagai ‘ The Handcuff King’ atau Raja Borgol.

Kematiannya disebabkan oleh seorang siswanya datang dan bertanya apakah dia bisa menahan pukulan di perut. Setelah dipukul sebanyak 4 kali, Houdini tidak bisa tidur untuk 2 hari berikutnya, dan masih belum mau memeriksakan diri ke dokter.

Ketika akhirnya bertemu dokter didapati jika usus buntunya radang akut dan terjadi demam yang sangat tinggi. Houdini meninggal ketika melangsungkan aksinya dengan kondisi yang sudah sangat lemah, kemudian ambruk dan dibawa ke rumah sakit.

Walaupun usus buntunya bisa diangkat, namun sudah pecah dan harapan hidupnya sangatlah kecil, yang akhirnya menghembuskan nafas terkahir pada 31 Oktober 1926.

2. Perpustakaan Universitas Leiden Dibuka untuk Umum

Perpustakaan menyimpan begitu banyak informasi dan ilmu pengetahuan didalamnya, begitu juga dengan perpustakaan Universitas leiden.

Perpustakaan ini sangalah tua, betapa tidak karena didirikan tahun 1587 atau sudah berumur 434 tahun, yang telah mengkoleksi lebih dari 5 juta buku cetak, sejuta lebih buku elektronik, dan 44.00 jurnal elektronik tersedia seperti yang dikutip dari tirto.id

Perpustakaan ini merupakan tempat perkembangan beragai i,mu pengetahuan seperti hukum, sosial, politik, ilmu teknik dan sebagainya yang pada waktu itu eropa sedang dalam masa puncak dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat  di era Renaissance, Zaman Pencerahan.

Uniknya, perpustakaan Leiden memiliki informasi yang sangat lengkap terkait dengan koleksi tentang Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Betapa tidak, ada terdapat lebih dari 20,000 manuskrip kuno yang dimiliki perpustakaan ini, dibandingkan dengan perpustakaan Indonesia yang memiliki hanya 10,000 manuskrip kuno, tidak lebih dari setengahnya.

Manuskrip-manuskrip kuno yang dari Indonesia kuno ini konon dibawa oleh para pedagang (VOC) yang datang ke nusantara yang mulanya untuk melakukan perdagangan atas hasil bumi terutama rempah-rempah yang saat itu bernilai tinggi di eropa.

Selain membawa dagangan berupa rempah-rempah itu, manuskrip kuno dari Indonesia juga dibawa pulang untuk dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.

Selain perpustakaan ini dibangun di Leiden, Belanda, belakangan ini dibangun KITLV di  Jakarta yang merupakan bagian dari Universitas Leiden untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui publikasi, buku dan fasilitasi.

3. Hari Tabungan Dunia

Kongres Bank Tabungan Internasional pertama diadakan di Milan, Italia 31 Oktober 1924 untuk mencanangkan Hari Penghematan Dunia oleh Professor dari Italia Professor Filippo Ravissa.

Tujuannya unutk mengajak masyarakat untuk melakukan penghematan di seluruh dunia, yang kemudian dirayakan setahun kemudian.

Pada waktu itu belum banyak orang yang menabung, karena hanya sebagian orang saja yang bisa dan mampu yang dianggap masyarakat matang dan mapan.

Menabung digalakkan agar dikemudian hari memiliki masa depan yang lebih baik serta sebagai cara untuk melestarikan ekonomi.

Pengenalan akan Hari Penghematan dilakukan melalui banyak cara diantaranya elalui media massa, pendididikan dan kesenian.

Negara-negara berkembang masih banyak waktu itu, dan peringatan itu untuk menandakan bahwa tidak banyak orang yang hidup di negara berkembang yang memiliki rekening bank, tingkat pengangguran yang tinggi dan kesejahteraan yang rendah.

Peringatan itu pada akhirnya untuk terus mendorong agar masyarakat dapat menyisihkan pendapatan mereka berapapun besarnya, menghindari pengeluaran yang tidak dibutuhkan dan menghargai setiap proses dalam menabung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *