6 Startup Indonesia yang Dulunya Pernah Berjaya dan Sekarang Tidak Lagi Eksis

Startup Indonesia- Banyak startup yang muncul diawal tahun 2000-an terutama karena semakin pesatnya perkembangan teknologi mendorong semakin banyaknya jenis startup yang dikembangkan.

A. Definisi Startup

Sebagai gambaran startup diambil dari kata startup itu sendiri yang berarti rintisan, maka dalam konteks ini startup bisa diartikan sebagai perusahaan rintisan yang operasionalnya masih tergolong baru.

Maksudnya perusahaan ini baru saja dirintis yang sedang dalam fase pengembangan dan penjajakan untuk mencari pangsa pasar yang tepat. Ada juga yang beranggapan bahwa startup perusahaan yang baru dioperasikan belum sampai 5 tahun lamanya.

Selama tahun 2018 saja jumlah startup sudah mencapai ribuan berdasarkan data dari Katadata di bidang digital creative industry.

Namun ternyata jenis usaha ini termasuk yang paling besar prosentase kegagalannya karena banyak faktor. Seperti yang dijelaskan oleh Nadiem Makariem selaku CEO-Gojek sebuah perusahaan Unicorn di Indonesia, berpendapat jika di Indonesia prosentase kegagalan startup bisa mencapai lebih dari 50 %.

Maka dari itu jika ada banyak perusahaan startup yang bangkrut dan gulung tikar adalah fenomena yang dipandang wajar.

B. Exit dan Pivot

Ada dua istilah dalam startup terkait dengan hal ini yaitu Exit dan Pivot. Exit berarti keluar dari persaingan artinya berhenti beroperasi dan tidak lagi melayani pelanggan.

Sementara itu juga Exit pada definisi yang lain berarti merger atau akuisisi seperti yang terjadi pada Berniaga dan Tokobagus menjadi OLX.

Sedangkan Pivot maksudnya mengubah arah/haluan bisnis. Seperti yang terjadi dengan perusahaan Kodak yang dulunya raja di bidang fotografi namun sekarang banting setir dengan mendirikan Kodak Pharmaceuticals.

Baca juga  Strategi Exit Dalam Bisnis Siklus Perjalanan Startup

Begitu juga Nintendo yang dulunya hanya menjual kartu mainan Jepang, setelah fokus pada pembuatan video game menjadi sukses besar.

C. Startup Indonesia yang Dulunya Pernah Berjaya

Berikut beberapa startup yang harus Exit karena tidak bisa bersaing dalam pasar yang dikutip dari beberapa sumber:

1. Kirim

    Pada tahun 2012 aplikasi Kirim dibuat untuk menyediakan jasa antar barang berdasar kurir pribadi. Sempat menjadi leader diawal-awal kemunculannya namun hanya berselang 3 tahun saja mampu bertahan dan resmi menutup seluruh pelayanannya.

    Para analis bisnis memperkirakan bahwa salah satu alasan kenapa Kirim tidak bisa bertahan karena ada pesaing kuat yaitu Gojek dan Grab.

    Dengan adanya dana yang sangat besar dari kedua aplikasi itu, membuat Kirim tidak bisa bersaing baik dari segi harga, pelayanan dn jangkauannya.

    2. Valadoo

      startup indonesia valadoo

      Sebelum maraknya aplikasi yang menyediakan paket wisata, tiket pesawat, hotel seperti Traveloka dan Trivago, ada satu nama Valadoo yang sudah beroperasi.

      Valadoo saat itu mengabaikan bagaimana membangun sebuah sistem yang mengedepankan pelayanan prima, namun hanya berfokus pada mengejar pertumbuhan usaha.

      Akhirnya semakin rumit lagi permasalahan yang dihadapi Valadoo yang walaupun sempat melakukan merger namun ternyata tetap tidak bisa menyelamatkan bisnis ini. Kehabisan dana menjadi alasan utama berakhirnya bisnis Valadoo.

      3. Qlapa

        qlapa startup indonesia

        Sekitar dua tahun lalu Qlapa harus mengeluarkan kata ‘pamit’ karena sudah tidak bisa melayani pelanggan kembali yang cukup mengejutkan perpisahan itu.

        Qlapa sebenarnya memiliki segmentasi pasarnya sangat khusus karena menjual kerajinan-kerajinan dari para pengrajin dan barang-barangnya homemade.

        Kehadiran Qlapa ini sungguh telah mendongkrak keberadaan UMKM yang membantu memasarkan barang-barang kerajinan trasidional di seluruh Indonesia.

        Bangkrutnya Qlapa karena ditengarai adanya serbuan dari banyaknya bisnis e-commerce baru yang dengan konsep baru, banting harga bahkan tidak jarang memberikan fasilitas gratis ongkos kirim.

        Baca juga  Inovasi Adalah : Definisi dan Jenisnya

        Begitu juga dengan Paraplou yang jadi pioner e-commerce di Indonesia untuk menjual produk-produk pakaian.

        Paraplou sendiri memberitakan jika kondisi keuangan yang tidak kuat, pasar yang belum jelas dan akses pendanaan yang sulit membuat usaha ini gulung tikar.

        4. Lamido

          startup indonesia lamidoo

          Lamido adalah salah satu yang dikenal dalam membantu untuk para pedagang menjual barang dagangannya yang berhasil merangkul sebanyak 2.500 merchant.

          Padahal perusahaan Lamido ini berada dibawah bendera e-commerce yang sangat terkenal yaitu Lazada. Kenyataannya harus mengakhiri persaingan juga karena disinyalir kekurangan modal dalam mendongkrak bisnis mereka. Layanan Lamido resmi ditutup pada Mei 2015.

          5. BukuQ.com

            Jika sobat Mibi suka membaca buku maka tidak asing dengan goodreads. Di Indonesia sempat ada sebuah platform yang menyediakan bagi penggemar buku untuk melakukan review buku seperti halnya goodreads.

            BukuQ.com sempat menjadi acuan para maniak buku untuk saling membagikan pengalaman mereka membaca buku-buku favorit mereka. Sayangnya semua ketenaran itu harus berkahir di tahun 2012, dan secara resmi semua layanannya ditutup.

            x

            Leave a Comment