Tips Toilet Training untuk Balita, Terapkan Kiat-Kiatnya

  • Share

Salah satu tantangan ketika berhadapan dengan anak balita adalah menerapkan tips toilet training dengan benar. Toilet training adalah melatih si kecil agar bisa buang air besar maupun kecil di tempat yang benar.

Buang air besar ataupun kecil (BAB dan BAK) di tempatnya bagi orang dewasa tentunya bukan suatu hal yang sulit. Namun hal tersebut tentu saja berbeda jika seseorang masih di usia balita.

Kebiasaan memakai popok harus dibatasi ketika buah hati sudah mencapai usia tertentu. Untuk itu, orang tua perlu melatih buah hati agar bisa melakukannya secara mandiri.

Tips Toilet Training yang Efektif

Mengajarkan toilet training tentu memerlukan kesabaran. Kamu juga harus paham bahwa setiap anak memiliki perkembangan berbeda dalam merespon latihan yang diberikan orang tua.

Terkadang ada anak yang bisa menerapkan toilet training dengan cepat, sementara lainnya lebih lambat. Orang tua sebaiknya menghindari membandingkan satu anak dengan lainnya. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu coba.

Ketahui Saat Memulai Toilet Training

Sebelum mengajarkan kepada si kecil, orang tua harus mengetahui kapan saat yang tepat untuk memulai toilet training. Kesiapan anak untuk memulainya bisa jadi berbeda antara satu dengan lainnya.

Namun pada dasarnya otot serta saraf yang mengatur keluarnya tinja maupun urine akan matang ketika buah hati memasuki usia 18-24 bulan. Jadi, umumnya toilet training dilakukan ketika balita berusia kurang lebih 2 tahun.

Baca juga  Meningkatkan Peluang Kehamilan dengan Alat Tes Ovulasi

Meski demikian, orang tua tetap perlu memantau kesiapan masing-masing anak. Jika si kecil memiliki kebutuhan khusus, mungkin kamu perlu menunda melatihnya. Jangan jadikan anak lain sebagai patokan pasti untuk mengukur buah hati kamu.

Ajarkan Mengutarakan Rasa Ingin Buang Air

Tips toilet training berikutnya yaitu memberitahu si kecil berkaitan dengan tanda-tanda jika ingin buang air besar maupun kecil. Misalnya adanya sensasi rasa sakit perut, ingin keluar cairan dari kemaluan, dan sebagainya.

Komunikasi seperti ini diperlukan agar mereka lebih familiar dengan sensasi yang dirasakan. Selain itu, ajarkan pula cara mengutarakan jika mereka ingin buang air. Misalnya dengan mengajarkan kosakata sederhana seperti ‘pup’ atau ‘pipis’.

Melalui komunikasi ini, anak akan terbiasa untuk mengutarakan apa yang mereka rasakan. Biasanya anak tidak langsung berhasil ketika sekali diberitahu. Kamu perlu mengulanginya terus-menerus sampai mereka benar-benar memahami dan berhasil mempraktekkannya.

Tunjukkan Tempat yang Tepat

Bukan hanya mengajari cara untuk mengutarakan keinginan BAB dan BAK, orang tua juga harus menunjukkan tempat yang tepat. Untuk langkah awal, kamu bisa menggunakan potty seat (dudukan kloset).

Beritahu mereka bahwa mereka bisa menggunakan potty seat jika ingin BAB dan BAK. Jika anak sudah mulai mengerti, kamu bisa menunjukkan letak toilet untuk buang air.

Ajarkan Tahapan Buang Air dengan Benar

Tips toilet training selanjutnya yaitu mengajarkan tahapan buang air secara benar. Jika anak sudah bisa mengkomunikasikan bahwa mereka ingin buang air, kamu juga perlu memberi tahu bagaimana tata cara yang tepat.

Antara lain membuka celana atau rok. Selain itu, memberitahu bahwa setelah BAB atau BAK anak harus menyiramnya hingga bersih kemudian mencuci tangan. Beri mereka bantuan agar menjadi terbiasa dan lebih mandiri.

Baca juga  Cara Mengetahui Kecerdasan Anak Sejak Dini

Berikan Semangat dan Juga Pujian

Mengajarkan toilet training memang tidak mudah. Terkadang anak baru bilang kepada orang tua ketiak sudah pipis ataupun pup. Ini adalah hal yang sangat wajar mengingat mereka baru belajar.

Untuk itu, berikan semangat alih-alih memarahi anak ketika mereka belum sepenuhnya berhasil. Sebaliknya, jika anak menunjukkan perkembangan selama latihan, berikan pujian sebagai bentuk apresiasi. Karena apresiasi sangat penting bagi anak.

Sabar dan Konsisten selama Toilet Training

Melatih buah hati yang masih balita tentunya banyak tantangan. Toilet training adalah hal baru bagi buah hati tercinta. Untuk itu, orang tua perlu memiliki kesabaran tinggi. Sebaiknya hindari membandingkan anak dengan temannya.

Di samping itu, orang tua juga harus konsisten selama melakukan toilet training. Setiap pembelajaran adalah proses yang tidak instan. Kamu perlu konsisten berkomunikasi, memberikan pengertian serta arahan kepada si kecil.

Jika dilakukan dengan kesabaran dan penuh kasih sayang, cepat atau lambat mereka akan memahami dan mampu mempraktekkannya.

Buang air besar dan kecil adalah kebutuhan semua orang, tidak terkecuali bagi anak-anak. Namun, anak tidak bisa melakukannya dengan baik apabila tidak diajarkan secara efektif pula. Untuk itu, pahami tips toilet training.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *