Mikaylabinar.com– Senjata meriam Orban dalam penaklukan ibukota Romawi Timur. Konstantinopel merupakan ibu kota Romawi Timur atau yang dikenal dengan sebutan Byzantium. Kota ini merupakan kota terbesar dan termakmur pada abad pertengahan
Benteng Konstantinopel
Konstantinopel nama kota ini di ambil dari nama sang kaisar Romawi Konstantinus sebagai penghormatan kepada kaisar tersebut
Kota ini terletak di selat Bosporus yang menghubungkan laut hitam dan laut marmara dikelilingi oleh tembok kokoh yang disebut benteng Konstantinopel
Menurut sejarah benteng Konstantinopel ini tidak tertembus oleh serangan musuh selama 1000 tahun lamanya
Jauh sebelumnya Nabi Muhammad telah meramalkan kejatuhan benteng Konstantinopel ini, dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata saat kami menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari dua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma ? Rasulullah menjawab, kota Heraklius akan dibebaskan terlebih dahulu. (HR Ahmad)
Pada kesempatan lain Rasulullah bersabda, konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir (khalifah) adalah amir (khalifah) yang memimpin penaklukannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukannya. (HR Bukhari, Ahmad dan Alhakim)
Lalu, bagaimana Al Fatih menaklukkan konstantinopel, senjata apakah yang digunakan ?
Senjata Penakluk Konstantinopel
Benteng konstantinopel yang kokoh dan tidak pernah ditembus oleh musuh menjadi pertahanan yang sangat kuat
Sultan Mehmet Al Fatih telah lama menyiapkan strategi untuk menaklukkan Konstantinopel. Beliau menyadari untuk menaklukkannya tidak cukup hanya dengan mengerahkan 80 ribu prajurit yang bersenjata pedang dan tombak
Diperlukan senjata ampuh untuk menjebol benteng Konstantinopel yang terkenal kokoh tersebut
Setelah lama melakukan persiapan untuk menaklukkan Konstantinopel, sang khalifah akhirnya menemukan senjata penghancur yang di idamkan
Basilica Cannon
Senjata itu bernama Basilica Cannon atau disebut juga sebagai senjata meriam Orban (Orban Cannon)
Pada tahun 1452, seorang lelaki dari Hungaria bernama Orban (kadang disebut juga sebagai Urban) datang ke Konstantinopel untuk mencari peruntungan di istana kekaisaran
Dia menawarkan kepada kaisar Konstantin XI untuk membuat suatu senjata besar dari perunggu. Pada saat itu kekaisaran Romawi berada dalam hari-hari kelamnya dikarenakan banyak wilayah yang berada dalam kontrolnya lepas satu persatu
Konstantin tertarik dengan tawaran Orban. Namun untuk membuat senjata meriam dari perunggu membutuhkan dana yang besar jauh dari kemampuan kaisar yang kekurangan uang
Orban sebagai seorang ahli senjata pada awalnya mendapat gaji dan tunjangan dari kaisar Romawi. Namun jumlahnya sedikit bahkan tidak dibayarkan secara teratur sehingga menjadikannya hidup dalam kemiskinan
Pada tahun yang sama, Orban memutuskan untuk pindah ke tempat lain mencari peruntungan baru dan dia pergi ke Edirne dimana kota itu menjadi pusat sultan Ottoman dalam melakukan persiapan untuk menaklukkan Konstantinopel
Pada saat itu sultan Mehmet mengalami keraguan untuk dapat menaklukkan benteng Konstantinopel yang pada generasi sebelumnya sejak abad ke-7 serangan muslim yang terus-menerus tidak dapat menembusnya
Mewujudkan Nubuat
Benteng kokoh yang dikelilingi laut selat Bosporus dan disebelah daratnya di lindungi oleh tembok besar Theodosius dengan garis pertahanan sepanjang empat mil menjadikan benteng ini terbesar dan terkokoh di dunia abad pertengahan
Dalam 1000 tahun kota itu telah mendapat serangan sekitar 23 kali, namun tidak ada tentara yang berhasil menembusnya
Namun begitu, sang sultan ingin mewujudkan nubuat seperti yang di sabdakan oleh Nabi Muhammad yang menawarkan kehormatan besar bagi penakluknya dan menjadikan Konstantinopel itu berada di bawah naungan Islam
Keberadaan Orban di Edirne di dengar oleh Sultan, kemudian beliau mengundangnya dan menanyakan apakah bisa membuatkan meriam yang bisa menghancurkan tembok Konstantinopel? “
Dengan tegas Orban menjawab: “Saya bisa melempar meriam perunggu dengan batu yang anda inginkan. Saya telah memeriksa tembok kota dengan sangat rinci, aku bisa menghancurkannya menjadi debu tidak hanya benteng itu tapi juga benteng Babilonia”
Terkesan dengan jawabannya, sultan Mehmet memerintahkan untuk membuat senjata tersebut. Pada musim gugur 1452, Orban mulai bekerja untuk membuat meriam penghancur tersebut sedangkan sang Sultan menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat senjata monster itu
Setelah senjata meriam Orban mengerikan itu dibuat, pada tahun 1453 sultan Mehmet memerintahkan untuk uji coba senjata itu diluar istana
Dengan suara ledakan yang menggemuruh proyektil dahsyat itu terlempar dari moncong senjata dan melesat sejauh satu mil sebelum jatuh dan terbenam ke tanah sedalam enam kaki
Setelah senjata itu dibuat, tantangan selanjutnya adalah bagaimana membawa super meriam tersebut ke Konstantinopel yang jaraknya sejauh 140 mil dari kota Edirne
Hancurnya Tembok Theodosius
Sang Sultan memerintahkan 200 orang dan 60 ekor sapi untuk membawa meriam tersebut. Butuh enam minggu untuk sampai ke Konstantinopel dengan di dukung pasukan 80.000 prajurit, sang Sultan siap untuk menyerang Konstantinopel
Baca juga: Cara menyimpan daging kurban agar awet dan tahan lama
Pada saat pengepungan, sultan Mehmet dilengkapi sekitar 69 meriam yang dapat melontarkan peluru mulai seberat 200 pon hingga 1.500 pon secara kolosal. Selain meriam, terdapat pula senjata pelempar batu yang disebut Trebuchet
Ketika meriam itu ditembakkan ke tembok Konstantinopel, tembok Theodosius yang berdiri kokoh selama dua milenium tersebut runtuh dan hancur berantakan. Semua orang tercengan dan ngeri dengan apa yang mereka lihat
Setelah tembok runtuh, pasukan sultan menyerbu ke dalam kota dan akhirnya Konstantinopel jatuh ke tangan Ottoman
Sultan Mehmet telah berhasil menaklukkan Konstantinopel dimana semua upaya sebelumnya gagal dan senjata meriam lah yang membuat perbedaan.
—–
Referensi:
Roger Crowley. The guns of constantinopel. Historynet
Khazanah republika. Jatuhnya konstantinopel dan pembuktian sabda Rasulullah