Halo sobat Mibi, ada dua peristiwa yang patut untuk disimak dimana kedua-duanya kejadian ini merupakan pembajakan pesawat Egypt Air Penerbangan 648 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 961 oleh sekelompok orang terhadap pesawat sipil tersebut
Ethiopian Airlines
Ethiopian Airlines Penerbangan 961 adalah pesawat komersial berjenis Boeing 767-260ER yang sudah mengudara selama 9 tahun waktu terjadinya pembajakan. Pesawat dikomandoi oleh seorang Pilot Kapten Leul Abate (42) serta seorang ko-pilot Yonas Mekuria (34) yang keduanya memiliki pengalaman terbang sudah ribuan jam lebih.
Table of Contents
Dilansir dari beberapa sumber, pesawat lepas landas sekitar pukul 08.09 waktu setempat pada tanggal 23 November 1996 untuk melakukan perjalanan trans Afrika Addis Ababa-Nairobi-Brazaville-Lagos-Abidjan. Pesawat ini membawa 163 penumpang dan 12 awak pesawat.
Beberapa jam setelah take-off dari Bandara Bole Addis Ababa, Etiopia muncullah tiga pria membajak pesawat dengan tujuan menguasai kokpit dengan membawa kapak dan APAR.
Tiga pemuda ini setelah diidentifikasi oleh Radio pemerintah Etiopia merupakan lulusan SMA yang masih pengangguran dan seorang perawat. Ancamannya adalah akan meledakkan pesawat jika tidak menuruti permintaan mereka.
Setelah berhasil menguasai kokpit, pembajak itu memngumumkan lewat komunikasi interkom bahwa pesawat telah dibajak dan meminta semua penumpang untuk tidak ikut campur bila tidak ingin peswat yagn ditumpangi diledakkan.
Tuntutan ketiga pembajak itu adalah terbang ke Australia yang kemudian diketahui bahwa mereka ingin mendapatkan suaka politik ke negeri itu.
Pilot Kapten Leul mencoba membelokkan pesawat ke rute lain di sepanjang pesisir pantai Afrika, kemudian pesawat itu disarankan mendarat di Mombasa setelah ATC mengetahui adanya pembajakan.
Sebelumnya sudah diingatkan Kapten Leul jika pesawat sudah hampir kehabisan bahan bakar namun para pembajak tidak mempercayainya.
Pesawat sesungguhnya akan didaratkan di Bandara Komoro, namun karena perselisihan dalam kabin dan juga habisnya bahan bakar, akhirnya pesawat mendarat darurat di perairan dangkan dekat Pulau Comore.
Pesawat terbelah menjadi dua sewaktu menghantam laut karena begitu cepatnya dan seketika itu juga mesin dan kabin dipenuhi air. Banyak korban meninggal karena penumpang mengembangkan baju pelampung dalam kabin sehingga mereka terjebak dan tidak bisa keluar.
Tercatat ada 125 orang yang meninggal akibat kecelakaan itu termasuk ketiga pembajak itu. Para turis dan otoritas setempat yang melihat kejadian itu segera memberikan pertolongan dan korban selamat dilarikan ke Rumah Sakit Daerah El-Maarouf.
Pembajakan Pesawat Egypt Air
Pesawat Egypt Air dengan nomor Penerbangan 648 dibajak oleh kelompok militan pimpinan Abu Nidal pada tanggal 23 November 1985 sesaat setelah melakukan lepas landas dari Bandara Athena, Yunani.
Dilansir dari Republika, semua penumpang dalam pesawat itu disandera oleh kelompok militan dan akan membebaskannya melalui negosiasi. Faktanya setiap 15 menit sekali pembajak itu membunuh satu orang sandera yang merupakan penumpang.
Pendaratan darurat tepaksa dilakukan di Bandara Luqa, Malta atas kejadian itu. Setelah mendarat beberapa sandera dilepaskan termasuk dua pramugari yang sudah dalam keadaan terluka.
Pasukan komando akhirnya menyerbu pesawat untuk melumpuhkan pembajak yang menewaskan 60 penumpang.
Dua dari tiga pembajak akhirnya tewas karena penyerbuan itu, dan Omar Rezaq pembajak yang masih hidup dikaitkan dengan kelompok ekstrem Abu Nidal, akhirnya diadili di pengadilan Malta dengan dijatuh hukuman 25 tahun penjara.
Setelah bebas yang hanya menjalani masa hukuman 7 tahun, Rezaq dipindahkan ke Nigeria dan disana ia diadili kembali dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Info lain: Tak Perlu Bingung! Ini Dia Perbedaan Self Improvement dan Self Development yang Perlu Diketahui