Tragedi Bloody Sunday, Republik Kurdistan Mahadab dan Banjir Sulawesi Selatan

  • Share

Halo Sobat Mibi hari ini tanggal 22 Januari telah tercatat dalam sejarah nasional dan dunia beberapa peristiwa penting dan menarik untuk disimak bersama sebagai pengetahuan umum, diantaranya adalah Tragedi Bloody Sunday, Republik Kurdistan Mahadab dan Banjir Sulawesi Selatan

Tragedi Bloody Sunday

Bapa Georgy Gapon, seorang tokoh dan pemimpin agama terkemuka di St. Petersburg Rusia memimpin sebuah demonstrasi damai tanpa senjata di tanggal 22 Januari 1905. Dengan melakukan long-march kearah Istana Winter sebagai aksi untuk melakukan petisi terhadap pemimpin Rusia saat itu Tsar Nicholas II Rusia.

Namun ketika aksinya dilakukan dengan damai, pasukan dari Imperial Guard menembak Bapa Georgy Gapon. Penembakan itu telah memantik revolusi Rusia karena warganya juga jengah dengan praktik Otokrasi Tsar yang sudah lama terjadi di Rusia. Karena sifat kekuasaannya yang absolut melebihi legislatif dan peran para tokoh agama.

Emancipation Reform

Keberanian dalam menentang kebiasaan otokrasi bangkit dari peristiwa beberapa tahun sebelum itu. Dengan dikeluarkannya keputusan bahwa kerajaan Rusia menghapuskan segala jenis perbudakan, yang disebut dengan Emancipation Reform of 1861.

Warga negara memperoleh hak-hak mereka secara penuh termasuk hak untuk menikah tanpa mendapatkan persetujuan sebelumnya dari otoritas. Dan hak untuk memiliki aset dan hak untuk mendirikan usaha. Dengan adanya keputusan ini, maka lambat laun Rusia berubah menjadi negara industri maju dengan corak kehidupan sosial yang beradab.

Tetapi praktik Otokrasi Tsar dipandang menjadi ganjalan dalam mendapatkan kebebasan yang hakiki, sehingga mendorong gelombang penolakan. Maka pada tanggal 22 Januari 1905 terjadi demonstrasi dari para pekerja dan keluarganya yang diperkirakan jumlahnya mendekati 50.000 orang menuju ke Istana Winter dimana kediaman Tsar berada.

Baca juga  Perang Dagang Adalah: Definisi dan Dampaknya

Demonstran

Para demontrans tidak tahu jika sang Raja sedang tidak ada di istananya. Namun kedatangan para pekerja telah dihadang oleh polisi yang jumlahnya ribuan. Keinginan demonstran supaya masuk istana dan bertemu Tsar. Dengan dipimpin oleh Bapa Gapon namun ditembak oleh pasukan pengaman yang menimbulkan kematian hingga 40 orang.

Beberapa tembakan lainnya dimuntahkan yang mengenai kerumunan. Jumlah total yang tewas dalam bentrokan hari itu tidak pasti. Pejabat Tsar mencatat 96 tewas dan 333 terluka. Sumber anti-pemerintah mengklaim lebih dari 4.000 orang tewas. Perkiraan moderat masih rata-rata sekitar 1.000 tewas atau terluka, baik dari tembakan dan diinjak-injak selama panik. Sumber lain mencatat bahwa perkiraan resmi adalah 132 orang tewas. Tragedi ini dikenang oleh warga Rusia sebagai ‘Bloody Sunday’.

Republik Kurdistan Mahabad

Republik Kurdistan didirikan pada 22 Januari 1946 dan digulingkan oleh Iran pada 16 Desember 1946.   Negara ini berdiri seumum jagung, hanya  11 bulan, yang letaknya di barat laut Iran saat ini.

Selama Perang Dunia Kedua, bagian barat Iran yang netral diduduki oleh Uni Soviet dan Inggris pada tahun 1941 (invasi Inggris-Soviet ke Iran). Ini untuk membuat rute pasokan ke Uni Soviet yang juga mencegah Reza Shah Pahlavi berdiri di sisi kekuatan Axis.

Uni Soviet ingin memberikan pengaruh di wilayah ini dan menjelajahi Azerbaijan dan Kurdi, yang dengannya Uni Soviet dapat membentuk aliansi. Kurdi diminta untuk mendirikan partai baru dan akhirnya mendeklarasikan republik otonom. Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang Azerbaijan. Peristiwa ini turun sebagai krisis Iran dalam sejarah dan menandai dimulainya Perang Dingin.

Republik ini bertujuan untuk pengembangan sistem pendidikan, pengembangan bahasa dan budaya Kurdi, denga Qazi Muhammad yang memimpinnya. Parlemen juga dibentuk namun tidak lama berselang perang Kurdi dan Iran pecah yang diintervensi oleh Inggris untuk gencatan senjata.

Baca juga  Now You Know (03 November): Pabrik Mobil Chevrolet Didirikan, Polandia Berpisah Dengan Rusia dan Perebutan Benteng Victoria

Namun perundingan ditanggapi dingin oleh kedua pihak yang membuat Iran kembali menggempur Mahabad. Iran memperoleh kemenangan di tanggal 16 Desember 1946 karena pasukan Soviet telah menarik diri.

Republik Kurdistan Mahabad jatuh dan presiden Qazi Muhammad dijatuhi hukuman mati. Karena dianggap memberontak dan berkhianat di tanggal 30 Maret 1947 dan beberapa pemimpinnya melarikan diri ke Soviet. Budaya Kurdi lambat laun terlpeas karena tekanan dari pemerintah Iran.

Sebenarnya Republik Kurdistan ini memang negara yang ideal bagi suku Kurdi yang sesuai dengan jati diri mereka. Namun mengalami kegagalan karena terlalu ketergantungan terhadap bantuan soviet. Ada beberapa warga Kurdi yang melihat ketergantungan ini sebagai kelemahan, sehingga ada yang membelot dengan bergabung ke Iran.

Banjir Sulawesi Selatan

Tiga hari berturut-turut hujan di 12 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan telah membuat bencana banjir besar yang melanda wilayah itu. Makassar, Selayar, Sidrap, Wajo, Sinjai, Soppeng adalah wilayah yang terdampak banjir. Banjir terakumulasi pada tanggal 22 Januari 2019 dari beberapa hari sebelumnya hujan lebat.

Banjir telah mengaktifkan status tanggap darurat banjir selama dua pekan. Dalam sejarah tercatat sebagai banjir terburuk dalam 10 tahun terakhir. Korban jiwa yang terdampak berjumlah 79 jiwa dengan ribuan lainnya luka-luka. Serta merusak hampir 5000 rumah akibat genangan banjir, puluhan hektar sawah terendam, fasilitas pemerintah puluhan rusak. 10 jembatan hancur dan puluhan sekolah lainnya juga rusak.

Info lain: Gempa dan Tsunami Lisbon 1531, Salah Satu yang Paling mematikan Dalam sejarah

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *