Tipe Parenting atau Gaya Pengasuhan Anak

  • Share

Sebagian dari kamu mungkin sudah tidak asing dengan beberapa tipe parenting style. Parenting merupakan salah satu topik yang sering dibicarakan khususnya di kalangan para orang tua modern.

Menjadi orang tua bukanlah tugas yang mudah. Karena secara teoritis kita tidak mendapatkan ilmu mengasuh di sekolah. Sehingga pola pengasuhan menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para orang tua.

Tidak ada ukuran pasti bagaimana cara menjadi orang tua yang baik dan benar. Terlepas dari itu, anak-anak dilahirkan dengan karakteristik berbeda satu sama lain. Ini menjadikan parenting menjadi semakin perlu untuk dipelajari.

A. Mengenal Apa Itu yang Dimaksud Parenting

Sebelum mengenal apa saja tipenya, kamu perlu memahami apa itu parenting. Parenting atau keorangtuaan secara sederhana bisa diartikan pengasuhan anak.

Sedangkan makna lebih luasnya adalah proses mengasuh dan mendidik anak melalui dukungan secara fisik, emosional, sosial. Serta memberikan bimbingan terhadap perkembangan kecerdasan anak dari bayi hingga dewasa.

Setidaknya terdapat 3 tujuan utama dalam penerapan parenting. Ketiganya adalah memastikan keselamatan dan kesehatan anak, mempersiapkan anak menjadi produktif di masa depan, mewariskan nilai moral dan budaya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan metode tersendiri. Orang tua biasanya memiliki gaya pengasuhan tersendiri yang berbeda satu sama lain.

B. Gaya Pengasuhan Dalam Parenting

Nah, berikut ini beberapa gaya pengasuhan dalam parenting.

1. Otoriter

Tipe ini juga disebut dengan authoritarian parenting, yaitu pola asuh dimana ayah maupun ibu memberikan aturan ketat yang harus dipatuhi oleh anaknya. Apabila anak tidak mengikuti aturan, biasanya mereka akan dikenai hukuman.

Baca juga  Jutawan Berusia 67 Tahun Menyesal Tidak Mengajari Anak-anaknya 6 Pelajaran Tentang Uang Ini

Ciri orang tua dengan pola asuh authoritarian diantaranya tidak memberikan alasan jelas ketika anak bertanya, melainkan hanya meminta mereka untuk menurut. Orang tua juga biasanya memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak.

Mereka cenderung tidak mentoleransi kesalahan yang dilakukan buah hatinya, akan tetapi juga tidak memberikan bimbingan. Gaya authoritarian parenting bisa menimbulkan dampak buruk bagi psikologis anak. Salah satunya, jadi mudah berbohong.

Kebiasaan pola asuh yang otoriter mungkin membuat anak tidak sulit mengikuti aturan. Meski demikian, pola asuh ini juga bisa membuat mereka lebih mudah tersulut konflik, kehilangan harga diri karena pendapatnya tidak didengarkan.

2. Otoritatif

Orang tua yang menerapkan gaya otoritatif (authoritative parenting) biasanya memberikan aturan-aturan kepada anaknya. Mereka juga memiliki ekspektasi tinggi pada anaknya. Berbeda dari gaya otoriter, authoritative parenting biasanya lebih demokratis.

Tipe ini biasanya memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya maupun berpendapat. Orang tua juga lebih responsif terhadap apa yang buah hati mereka lakukan.

Ekspektasi yang tinggi juga dibarengi dengan bimbingan serta dukungan dengan penuh kehangatan. Jika anak melakukan kesalahan, orang tua otoritatif biasanya tidak langsung menghukum. Melainkan memberikan kesempatan menjelaskan serta memaafkan.

Anak yang dibesarkan dengan gaya parenting ini biasanya memiliki self-esteem dan kepercayaan diri tinggi ketika menyampaikan pendapat kepada banyak orang. Mereka juga mau taat aturan, mudah memaafkan, serta lebih bijaksana.

3. Permisif

Permissive parenting ditandai oleh kebiasaan orang tua yang memberi banyak kelonggaran kepada anak. Mereka cenderung memberikan keleluasaan terhadap apa yang dilakukan anaknya sehingga cenderung tidak disiplin.

Orang tua permisif pada umumnya tidak menaruh ekspektasi tinggi pada putra-putrinya. Mereka sangat aktif berkomunikasi dengan anak serta menempatkan diri layaknya seorang teman. Dengan harapan agar lebih dekat dan tidak berjarak dengan putra-putrinya. Baca juga : 5 Manfaat Belajar Parenting, Penting bagi Calon Orang Tua

Baca juga  Gaya Pengasuhan Menurut Baumrind

Dampak pola asuh permisif antara lain anak akan lebih kesulitan dalam menaati aturan. Mereka juga sulit menyelesaikan masalah karena tidak dibiasakan mencari pemecahan oleh ayah ibunya.

Selain itu, kelonggaran aturan juga seringkali membuat mereka dianggap kurang sopan. Dari sisi kesehatan, mereka bisa lebih mudah mengalami gangguan kesehatan karena orang tua cenderung membebaskan apa yang mereka konsumsi.

4. Uninvolved/Neglectful

Pola asuh uninvolved atau neglectful ditandai kebiasaan orang tua cenderung membiarkan, tidak responsif terhadap apa yang dialami buah hatinya. Mereka tidak memiliki ekspektasi serta tidak menjalin komunikasi secara baik dengan putra-putrinya.

Pola asuh membiarkan berarti tidak memberikan perintah, larangan, nasihat, bahkan dukungan emosional kepada anak. Mereka hanya memenuhi kebutuhan yang sifatnya material.

Dampak pola asuh uninvolved antara lain anak tidak memiliki motivasi belajar dan meraih prestasi akademis maupun non akademis. Selain itu, mereka juga cenderung tidak percaya diri bahkan rendah diri.

Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada putra-putrinya sangat berpengaruh terhadap kehidupan dewasa mereka. Untuk itu, ketahui dan terapkan tipe parenting style terbaik.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *