Cara Membaca Indikator MACD Trading Saham

  • Share

Mikaylabinar.com Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) cukup popular di kalangan para trader karena kemudahannya dalam membaca trend market. Apabila Anda ingin mengetahui bagaimana menggunakan indikator ini beserta cara membaca indikator MACD pada market disinilah tempatnya

Apa itu Indikator MACD ?

Indikator ini diciptakan oleh Gerald Appel di tahun 1960-an dengan menggunakan EMA (Exponential Moving Average)-26 dan EMA-12 sebagai dasar formulasinya.

Meskipun menggunakan Moving Average sebagai dasar formulasinya yang memiliki sifat lagging indicator, MACD menjadikan momentum indicator sebagai sinyal buy atau sell oleh karenanya indicator ini berubah sifatnya menjadi leading indicator

Indikator MACD ditampilkan dalam kotak osilator yang berada dibagian bawah aplikasi charting yang biasa digunakan dalam analisis teknikal.

Pada kotak osilator MACD ditandai dengan garis 0 sebagai penentuan pergerakan garis MACD, dibagian atas level 0 maupun dibagian bawahnya tidak memiliki limit tertinggi ataupun terendah. Dibagian atas level 0 menjadi sinyal overbought dan dibagian bawah sebagai sinyal oversold

Garis MACD merupakan hasil selisih dari EMA-12 dan EMA-26 yang menggunakan harga penutupan. Sedangkan signal line yang lebih lambat daripada garis MACD adalah moving average dari garis MACD itu sendiri.

Garis sinyal yang direkomendasikan oleh Gerald Appel adalah periode 9 hari. Semakin singkat periode yang digunakan maka akan menghasilkan garis sinyal yang lebih sensitive, responsive dan lebih cepat.

Sebaliknya, semakin panjang periode yang digunakan maka sinyal yang dihasilkan semakin lamban namun lebih meredam bad signal

Fungsi Indikator MACD

Secara umum fungsi dari MACD, sebagai penanda:

Baca juga  Trading Saham Online: Panduan Bagi Pemula
  1. Overbought
  2. Oversold
  3. Divergence

Semakin jauh ke atas garis MACD dari garis level 0 menunjukkan kondisi yang semakin overbought, demikian pula semakin jauh ke bawah garis MACD dari garis level 0 menunjukkan kondisi semakin oversold.

Bila garis MACD mulai menurun di area overbought sedangkan pergerakan harga semakin meningkat maka menandakan sinyal bearish. Sebaliknya, jika di area oversold garis MACD yang semakin meningkat terhadap harga yang semakin menurun menandakan sinyal bullish

Rumus MACD:

Garis MACD = EMA12-EMA26

Garis sinyal = EMA9 dari MACD

Cara Menggunakan Indikator MACD

Anda tinggal menambahkan indicator ini pada aplikasi charting yang digunakan maka secara otomatis akan terbentuk indicator MACD pada kotak Osilator.

Secara default ukuran periode yang digunakan MACD  adalah EMA-12, EMA-26 dan periode 9 hari yang digambarkan dalam dua garis yakni garis MACD (warna biru) dan Moving Average MACD (garis sinyal warna merah) selama 9 hari.

Dan yang menjadi patokan sebagai dasar pergerakan kedua garis tersebut adalah garis level 0. Disebelah atas garis level 0 disebut sebagai zona overbought dan disebelah bawah garis level tersebut disebut sebagai zona oversold.

Semakin jauh kedua garis tersebut keatas dari level 0 maka semakin overbought dan semakin berpotensi reversal begitupula sebaliknya semakin jauh kebawah kedua garis tersebut dari garis level 0 maka semakin oversold

Jika garis MACD memotong keatas garis sinyal di daerah oversold menandakan akan terjadi bullish. Sebalik, jika garis MACD memotong ke arah bawah garis sinyal yang berwarna merah (Moving Average MACD) menandakan akan terjadi bearish.

Contoh dan Cara Membaca Indikator MACD

Sebagai contoh:

indikator MACD

Cara Membaca Indikator MACD Pada Grafik Diatas :

Kotak bagian bawah charting disebut sebagai kotak osilator MACD. Pada bagian pojok kiri tertulis MACD (12, 26, close, 9).

Baca juga  Analisis Teknikal Saham untuk Investasi Jangka Pendek

Angka ini memiliki arti nilai EMA yang digunakan adalah EMA-12 dan EMA-16 dengan periode harga penutup selama 9 hari.

Indikator MACD saham menggunakan garis level 0 sebagai garis landasan untuk menilai pergerakan market.

Zona diatas garis level 0 disebut sebagai zona overbought. Sedangkan, zona yang berada dibawah garis tersebut disebut sebagai zona oversold

Terdapat dua garis yang bergerak beriringan, yakni garis biru menandakan garis MACD dan garis merah menandakan garis sinyal (hasil rata-rata dari MACD).

Ketika garis biru ini memotong keatas garis merah di zona oversold maka menandakan akan terjadi bullish (ditandai panah buy).

Demikian pula ketika garis biru memotong kearah bawah garis merah di zona overbought menandakan akan terjadi bearish (ditandai panah sell)

Ketika pergerakan market pada candlestick naik tetapi tidak diikuti oleh kenaikan garis MACD di Osilator maka disebut sebagai divergensi (divergence) yang menandakan akan terjadi penurunan, seperti yang ditampilkan pada contoh divergence diatas.

Garis Divergence harus membandingkan antara pergerakan market di candlestick dengan pergerakan market di garis MACD, kalau arahnya tidak sesuai disebut sebagai divergensi.

Anda bisa melihat artikel ini lebih lanjut di channel mikaylabinar.com Belajar Trading dengan Indikator MACD

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *