Cara Menggunakan Indikator Momentum Saham

  • Share

Mikaylabinar.com– Tulisan ini membahas cara menggunakan indikator momentum saham pada chart beserta cara membacanya untuk membantu trader dalam membaca pergerakan market

Apa itu Indikator Momentum ?

Momentum termasuk indikator ala Barat dan merupakan salah satu indikator tertua yang digunakan oleh trader.

Secara sederhana indikator Momentum digunakan untuk memberikan sinyal kepada trader tentang pergerakan harga yang terjadi berdasarkan rumus sederhana yang telah diformulasikan sedemikian rupa

Dan hasilnya, ditampilkan dalam bentuk sinyal garis dalam kotak dibagian bawah chart. Kotak tersebut dinamakan Oscillator (Osilator). Indikator momentum saham dalam osilator terdiri dari tiga bagian, yaitu level 0 (nol), level 10000.0000 (atas), level -10000.0000 (bawah).

Level 0 berada ditengah yang membedakan level atas dan level bawah sekaligus sebagai garis patokan tentang pergerakan harga menuju bullish atau bearish. level 10000.0000 atau disebut juga sebagai level atas disebut sebagai zona positif. Sebaliknya, level -10000.0000 atau disebut juga sebagai level bawah menandakan zona negatif

Bagian atas pada osilator yang dipisahkan oleh garis tengah disebut sebagai zona positif, namun demikian jika garis momentum berada jauh dibagian atas dari garis tengah (level 0) maka disebut overbought (aksi beli yang berlebihan) dan ini menandakan sinyal bearish atau harga akan berbalik menurun.

Demikian pula, jika garis momentum berada jauh di level bawah menandakan terjadi oversold (aksi jual yang berlebihan) dan ini menjadi sinyal akan terjadi pembalikan menuju kenaikan (bullish)

Rumus Indikator Momentum

Rumus Momentum, adalah sebagai berikut:

M = Cp today – CP (n-day)

Keterangan:
Cp today              : harga penutupan terakhir
CP (n-day)           : harga penutupan n hari sebelumnya.
N-day adalah panjang periode waktu yang digunakan

Baca juga  Cara Bermain Olymp Trade Untuk Pemula

Dari rumus tersebut diketahui bahwa garis momentum terbentuk dari harga penutupan terakhir dikurangi dengan harga penutupan terakhir sebelumnya. Apabila harga penutupan terakhir lebih tinggi daripada harga penutupan sebelumnya maka menandakan harga naik dan menghasilkan garis momentum ke arah atas.

Sebaliknya, apabila harga penutupan terakhir lebih kecil daripada harga penutupan terakhir sebelumnya. Maka didapatkan harga turun (minus) sehingga menghasilkan garis momentum yang berada di zona negatif (zona bawah) dalam osilator

Garis momentum yang searah dengan pergerakan harga saham menandakan trend tersebut sedang mendapatkan momentumnya.

Sebaliknya, jika garis momentum berlawanan arah (divergence) dengan pergerakan harga saham. Maka menandakan trend sedang kehilangan momentumnya dan ini berarti sinyal akan terjadi pembalikan (reversal)

Bagaimana Cara Menggunakan Indikator Momentum ?

Cara menggunakan Indikator momentum, anda tinggal menambahkan indikator ini pada charting. Maka secara otomatis akan terbentuk garis momentum yang tersusun dari rumus pergerakan harga saham yang telah diformulasikan oleh komputer.

Anda tidak perlu menghitung secara manual menggunakan rumus momentum, tugas anda hanya menginterpretasikan sinyal yang terbentuk dari garis momentum.  

Cara membaca Indikator Momentum sebagai berikut:

jika garis momentum memotong ke atas garis tengah (level 0) maka menandakan sinyal beli (buy). Sebaliknya, jika garis momentum memotong ke bawah garis tengah tersebut maka dinyatakan sebagai sinyal jual (sell)

Sebagai contoh:

cara menggunakan indikator momentum dalam teknikal analisis saham

Pada gambar ini tertulis Mom (10, close) yang berarti bahwa periode momentum yang digunakan adalah 10 hari.

Tugas anda sebagai trader adalah membaca dari garis momentum yang terbentuk. Untuk memahaminya perhatikan dua tanda panah dibagian bawah yang mengarah ke atas. Ketika garis momentum memotong garis tengah maka sebagai sinyal akan terjadi kenaikan

Baca juga  Parameter Waktu Trading Saham Pada Aplikasi Charting

Sebaliknya, jika garis momentum memotong garis tengah ke arah bawah menandakan sinyal akan terjadi bearish (penurunan) seperti yang ditunjukan tanda panah yang mengarah ke bawah.

Garis momentum dibagian atas yang semakin jauh dari garis tengah menandakan overbought dan ini berarti akan terjadi reversal (pembalikan arah harga).

Demikian pula, garis momentum di bagian bawah yang semakin jauh dari garis tengah menandakan oversold ( aksi penjualan yang berlebihan) dan ini menandakan akan terjadi reversal menuju bullish.

Catatan

Garis momentum yang berada disekitar garis tengah sulit bagi trader untuk menentukan aksi buy atau sell karena pergerakannya cenderung menempel dengan garis tengah, oleh karenanya perlu dilihat terlebih dahulu secara manual trend yang terbentuk.

Jika trend yang terjadi kuat dan garis momentum mendapatkan momentumnya (harga naik dengan kuat dan garis momentum juga naik atau sebaliknya) maka lebih mudah bagi trader untuk menentukan aksi yang akan dilakukannya.

Info lain : Indikator Volume Dalam Pergerakan Harga Saham

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *