Tips Memilih Reksadana Untuk Pemula

  • Share

Semakin hari, semakin banyak orang yang mempertimbangkan investasi sebagai jaminan hari tua. Dengan berbagai keuntungan yang diberikan, reksadana menjadi salah satu pilihan investasi yang paling populer. Namun, bagi pemula tentu membutuhkan tips memilih reksadana agar tidak rugi.

Tanpa pengetahuan dasar yang tepat, maka sebesar apapun modal yang dimiliki pasti akan habis. Maka perlu ditetapkan langkah yang sesuai dari awal proses investasi, sehingga tidak memakan banyak waktu, energi, maupun biaya. 

Tips Memilih Reksadana Untuk Pemula

Berikut ini 5 tips dalam memilih reksadana bagi pemula:

1. Kenali Manajer Investasi

Salah satu kelebihan dari reksadana adalah para investor tidak perlu terjun langsung dalam mengelola dana yang mereka investasikan. Pengelolaan dan laporan berkala akan dilakukan oleh para Manajer Investasi atau MI.

Peran MI sangat penting demi bisa mendapatkan return yang maksimal. Maka perlu untuk mengenali MI yang profesional dan jujur dalam menjalankan tugasnya.

Para investor bisa mencari tahu lewat internet atau media lainnya untuk memeriksa riwayat dari MI yang akan diajak bekerja sama.

Selain itu, cara lain untuk melihat kelaikan para MI adalah dengan melihat jumlah dana kelolaan yang dimiliki oleh MI. Semakin banyak dana kelolaan atau Asset Under Management, maka kemungkinan besar MI tersebut terpercaya.

2. Cari Benchmark 

Untuk memilih reksadana yang tepat, maka salah satu cara adalah dengan melihat benchmark atau acuan yang bisa dilihat di fund fact sheet produk reksadana. Selain itu. pengecekan benchmark juga bisa dilakukan secara mandiri, tergantung dari jenis reksadana yang dipilih.

Baca juga  Dapatkan SBR012 di Bareksa dengan Tenor 2 atau 4 Tahun

Jika reksadana yang dipilih adalah reksadana pasar uang, maka pengecekan performa reksadana tersebut bisa dilihat dengan membandingkannya terhadap deposito bank umum.

Jika reksadana yang dipilih adalah saham, maka pengukuran performa bisa menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan.

Sedangkan untuk reksadana pendapatan tetap, acuan yang digunakan bisa berupa Indeks Obligasi Pemerintah, Indeks Obligasi Korporat, atau ICBI (Indonesia Composite Bond Index).

3. Perhatikan Sharpe Ratio

Sharpe ratio biasa digunakan untuk melihat tingkat risiko dari sebuah reksadana. Caranya adalah dengan membandingkan return dengan standar deviasi. Reksadana yang baik maka akan memiliki sharpe ratio yang tinggi.

Terkadang, nilai sharpe ratio reksadana bisa berada di posisi negatif. Jika demikian, maka investor akan memilih nilai yang paling kecil, dengan harapan risiko yang dihadapi juga lebih sedikit.

Untuk melihat sharpe ratio, biasanya pihak perusahaan sekuritas atau penjual efek reksadana akan menempatkannya di bagian daftar reksadana. 

4. Perhatikan Nilai Drawdown

Arti dari drawdown adalah tingkat kerugian maksimal dari sebuah instrumen reksadana. Jika produk reksadana mencantumkan nilai drawdown sebesar 20% dalam satu tahun, maka artinya kinerja dari produk tersebut akan menurun sebesar 20%. Umumnya, nilai drawdown di pasar adalah sebesar 0 koma sekian. 

Salah satu yang mempengaruhi nilai dari drawdown adalah time frame. Biasanya produk reksadana campuran dan saham merupakan produk yang memiliki nilai drawdown tertinggi.

5. Waspada Expense Ratio Reksadana

Ketika mengelola reksadana, maka manajer investasi akan mengenakan biaya yang kerap disebut dengan expense ratio reksadana. Beban operasional ini meliputi biaya pemasaran, trading, kustodian dan masih banyak lagi.

Semakin kecil biaya yang dibebankan kepada investor, maka semakin profesional MI yang mengelola dana tersebut. 

Baca juga  Bingung Pilih Investasi Reksadana atau Saham ? Pertimbangkan Hal Ini

Dengan mengetahui tips memilih reksadana maka siapapun dapat berinvestasi melalui instrumen ini. Caranya juga sangat mudah, sehingga kaum muda pun bisa mengaksesnya dan tidak perlu modal yang besar.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *