Isolasi Mandiri untuk Anak-anak Saat Terkena COVID-19

  • Share

Isolasi mandiri untuk anak-anak karena dinyatakaan positif COVID-19 memang lebih harus diperhatikan. Ketika si kecil terbukti positif COVID-19, Anda pasti akan langsung dilanda kebingungan.

COVID-19 memang bukan hanya menjangkit orang dewasa, namun juga anak-anak. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak dengan rentang 0 hingga 5 tahun memiliki 2,8 persen positif kasus.

Sedangkan di usia 6 hingga 18 tahun mencapai angka 9 persen kasus positif COVID-19. Oleh sebab itu, IDAI memberikan panduan untuk melakukan isolasi mandairi bagi anak-anak yang positif COVID-19.

Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak-anak Positif COVID-19

Ketika mengetahui buah hati terjangkit virus COVID-19, Anda pasti akan langsung bingung melakukan perawatan. Sebenarnya, perawatan bisa dilakukand engan mudah serta tetap mengikuti aturan yang berlaku.

Walaupun hanya isoman di dalam rumah, namun ada berbagai macam hal penting yang harus diketahui oleh orangtua ketika merawat pasien positif COVID-19, berikut berbagai aturannya:

1. Syarat melakukan isolasi mandiri

Hal yang harus diketahui ialah, apakah buah hati Anda merupakan pasien yang harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Karena banyak kasus positi COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Syarat melakukan isolasi mandiri di rumah seperti tidak bergejala, memiliki gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, muntah dan diare. Kemudian anak tetap aktif, bisa makan dan minum, serta rumah mempunyai ventilasi yang baik.

Baca juga  Meningkatkan Peluang Kehamilan dengan Alat Tes Ovulasi

2. Langkah mengasuh anak yang positif COVID-19

Panduan isolasi mandiri untuk anak-anak yang positif COVID-19 mungkin menjadi pertanyaan cukup banyak sekarang. Ketika anak positif COVID-19, orangtua tetap bisa mengasuh anak.

Orangtua serta pengasuh yang akan mengasuh anak disarankan merupakan mereka yang memiliki risiko rendah pada gejala COVID-19. Bila terdapat anggota keluarga yang juga positif, isolasi bisa dilakukan bersama.

Tetapi, jika anak dan orangtua memiliki status COVID-19 yang berbeda, disarankan memberikan jarak 2 meter, serta tidur pada kasur yang terpisah.

3. Aturan penggunaan masker untuk anak

Masker untuk anak dianjurkan saat sudah berusia 2 tahun ke atas. Tetapi, terdapat protokol kesehatan ketat yang harus dilakukan seperti tetap di rumah serta menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak serta menerapkan etika batuk.

Baca juga: Bayi Terkena Covid-19? Ini Yang Perlu Orang Tua Ketahui

Anak-anak dengan usia di atas 2 tahun yang sudah bisa menggunakan masker, harus menggunakan masker. Meskipun berada di dalam rumah, masker harus tetap digunakan.

Jika ingin beristirahat menggunakan masker, anak-anak harus ada di ruangan sendiri atau memiliki jarak 2 meter dari pengasuh dan orangtua. ketika tidur, anak-anak juga tidak perlu menggunakan masker.

Bukan hanya masker, orangtua harus rajin melakukan pemeriksaan suhu tubuh anak di pagi serta sore hari. Selain itu saturasi oksigen serta frekuensi nadi juga harus diperiksa.

4. Berbagai perlengkapan obat-obatan

Isolasi mandiri untuk anak-anak juga membutuhkan obat dan vitamin. Obat-obatan atau alat kesehatan yang harus tersedia adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu, kemudian ada oxymeter yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen.

obat demam juga harus Anda sediakan. Hal yang tidak boleh dilupakan ialah multivitamin. Anak-anak dengan usia 1 hingga 3 tahun, maksimal mengkonsumsi vitamin C sebesar 400 mg per hari. Sedangkan usia 4 hingga 8 tahun, maksimal konsumsi 600 mg per hari. Usia 9 hingga 13 tahun maksimal 1200 mg per hari.

Baca juga  Ketahui Penyakit Kulit Bayi yang Terjadi Pasca Kelahiran

5. Tetap melakukan protokol kesehatan

Selama di dalam rumah, protokol kesehatan harus tetap dilakukan. Protokol kesehatan dilakukan agar bisa mencegah terjadinya infeksi antara anggota keluarga.

Protokol kesehatan yang harus dilakukan seperti tetap berada di rumah, menggunakan masker dengan baik, menjaga jarak antara keluarga minimal 2 meter, menerapkan etika bersin dan batuk, memeriksa saturasi oksigen serta frekuensi nadi.

Anda juga harus menyiapkan cairan desinfektan khusus, serta bersihkan rumah dengan menggunakan air sabun. Pastikan selalu membersihkan berbagai macam barang di rumah dan sering dipegang seperti sakelar, gagang pintu, kursi dan meja.

6. Tanda anak harus dibawa ke rumah sakit

Meskipun isolasi mandiri untuk anak-anak dilakukan,namun Anda juga harus mengetahui tanda yang membuat anak harus dibawa ke rumah sakit. Biasanya, isolasi mandiri dilakukan selama 14 hari, dalam waktu ini orangtua harus memantau berbagai macam gejala.

Ada berbagai macam gejala yang harus diwaspadai dan harus dibawa ke rumah sakit ketika anak-anak mengalami kondisi seperti napas cepat, banyak tidur.

Terdapat cekungan di dada serta hidung, saturasi oksigen kurang dari 95%, kejang, tidak bisa makan serta minum, penurunan kesadaran dan frekuensi buang air kecil berkurang.

Baca juga: Cara mendownload sertifikat vaksin covid-19 di pedulilindungi

Sebagai orangtua, kita harus ekstra ketat menjaga buah hati. Tetap patuhi protokol kesehatan serta lebih baik menghindari tempat-tempat keramaian untuk sekarang ini. Jangan sampai harus melakukan isolasi mandiri untuk anak-anak karena kelalaian orang dewasa.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *