Right Issue dan Stock Split Saham

Bagi investor saham pemula mungkin bertanya apa itu right issue dan stock split ? perusahaan (emiten) yang melantai di Bursa Efek Indonesia biasanya melakukan corporate action. Selain dividen, right issue dan stock split juga bagian dari aksi korporasinya

A. Apa itu right issue ?

Right Issue dalam istilah Indonesia disebut sebagai HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). Ini adalah pemberian hak pemegang saham lama untuk memesan terlebih dahulu saham emiten yang akan dijual dengan harga nominal tertentu. Dengan kata lain, penerbitan saham baru yang hanya ditawarkan terbatas kepada pemegang saham lama dalam jangka waktu tertentu

Pemegang saham lama memiliki hak preemptive right hak membeli saham terlebih dahulu agar dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya di suatu perusahaan. Pihak emiten yang menerbitkan saham baru harus menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lama

Right issue biasanya dilakukan emiten untuk penambahan keterbatasan modal perusahaan. Ini sebagai alternatif untuk memperoleh dana dengan menawarkan kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga yang lebih murah dari harga saham saat ini

Pemegang saham lama dapat mengambil hak right issue dengan cara membelinya dan juga bisa tidak menggunakan hak tersebut. Emiten yang mengeluarkan right issue akan memberi tanda –R pada portofolio investor di belakang nama emiten. Misalnya:

  • BBRI-R
  • SIDO-R
  • ITMG-R
Baca juga  Rekening RDN Adalah: RDN dan RDI serta Bank Kustodian

Simbol R dibelakang kode emiten menandakan bahwa emiten tersebut sedang menawarkan right issue kepada pemegang saham

B. Alasan dikeluarkannya right issue?

Aksi korporasi right issue merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan yang bukan berasal dari eksternal. Dana tambahan tersebut digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti ekspansi binis, memperkuat kondisi keuangan dan lain sebagainya

Tapi, secara teori keputusan right issue disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan dana, perusahaan merasa dana yang dimiliki saat ini tidak lagi tercukupi, dan lain sebagainya

C. Right Issue dan Kondisi Keuangan :

Pada umumnya perusahaan ingin menggunakan modal sendiri daripada menggunakan modal asing atau mengambil lagi pinjaman kepada pihak perbankan atau pula pinjaman dengan penerbitan surat utang seperti obligasi.

Oleh karena itu dapat diasumsikan dalam perspektif kinerja keuangan sebagai berikut:

1. Perusahaan memiliki kesulitan keuangan

Dalam artian bukan berada dalam posisi finansial distress yang benar-benar membahayakan. Namun, keputusan right issue telah memberikan sinyal negatif bahwa jumlah cadangan perusahaan berada dalam posisi yang rendah.

2. Menghindari pinjaman dari perbankan atau penerbitan obligasi

Artinya perusahaan selama ini dianggap telah memiliki utang maksimal dan tidak mungkin ditambah lagi utangnya. Jika utang terus ditambah maka memungkinkan perusahaan berada dalam posisi extreme leverage. Dan akan berdampak pada kinerja laba yang rendah karena pendapatan laba akan dialokasikan untuk membayar utang

3. Bagian bisnis plan

Perusahaan mengeluarkan right issue karena bagian dari bisnis plan yang telah direncanakannya. Karena kalau perusahaan menerbitkan saham baru memungkinkan akan masuknya pemilik saham baru atau terjadinya dilusi.

Dengan masuknya pemilik saham baru yang memiiki hak suara akan berdampak pada proses pengambilan keputusan bisa jadi lebih lambat

Baca juga  Perbedaan Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah

4. Keputusan internal perusahaan

Right issue dikeluarkan juga bisa dengan alasan mempersolid internal perusahaan. Perusahaan tidak ingin bergantung kepada pihak manapun seperti kepada perbankan dengan membayar cicilannya perbulan dan tidak menambah masuknya pemilik saham baru yang memiliki hak suara, ataupun penerbitan surat utang seperti obligasi

D. Apa itu Stock Split?

Adalah penambahan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham, misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua (stock split 1:2), artinya terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal.

Ada beberapa alasan dilakukannya stock split seperti agar harga saham tidak terlalu mahal, untuk meningkatkan likuiditas, untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham pada kisaran yang telah ditargetkan

e. Stock Split dan Kondisi Keuangan  

Pada umumnya perusahaan yang melakukan stock split tidak memiliki masalah dengan kinerja keuangan. Bagi publik, perusahaan yang melakukan stock split dianggap memiliki kinerja keuangan yang baik di masa lalunya.

Keberhasilan kinerja sebelumnya menunjukkan kualitas manajemen keuangan perusahaan berjalan dengan baik. Dan ini memberi kepercayaan bagi para investor maupun kreditor dalam merespon atau menilai kinerja keuangan perusahan.

x

Leave a Comment