Rasio Keuangan, Inilah Jenisnya

  • Share

Mikaylabinar.com– Rasio keuangan apa saja untuk mengukur kondisi keuangan sehat atau tidak? mari kita selami lebih lanjut

Bagaimana kondisi keuangan Anda, apakah termasuk 15 pas? gaji habis dalam waktu 15 hari untuk bayar cicilan dan utang..

Kalau termasuk 15 pas maka kondisi keuangan Anda dalam keadaan sakit dimana pendapatan sebulan habis dalam minggu pertama, inilah yang menyebabkan gali lobang tutup lobang

Salah satu tujuan berinvestasi adalah mencapai kesuksesan finansial dimana kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran, bebas dari utang dan minimal ada beberapa aset/nilai aset yang harus kita miliki.

Agar bisa berinvestasi diperlukan kondisi keuangan yang sehat

Pada kenyataannya, banyak dijumpai orang yang tidak bisa melakukan investasi disebabkan kondisi keuangannya yang tidak sehat.

Untuk bisa berinvestasi seseorang harus memiliki kondisi keuangan yang sehat, ibarat berlari marathon pelan dan butuh waktu jangan sampai karena suatu alasan menyebabkan berhenti di tengah jalan sebelum mencapai finish

Mengukur Kondisi Keuangan

Bagaimana mengukur kondisi sehat atau tidaknya keuangan seseorang? Sehat atau tidaknya kondisi keuangan seseorang bisa diukur menggunakan angka rasio keuangan, sebagaimana berikut ini :

1. Rasio Pendapatan Terhadap Pengeluaran

Pendapatan adalah semua penghasilan yang sifatnya rutin seperti gaji maupun yang tidak rutin seperti komisi atau bonus. Sedangkan, pengeluaran adalah belanja kebutuhan rutin, transportasi, rekreasi, cicilan, utang dan lainnya

Tidak termasuk pengeluaran seperti investasi, menabung atau membeli emas dan lainnya.

Baca juga  Peta Jalan Menuju Bebas Finansial Usia 40 -an

Misalnya: pendapatan anda rata-rata perbulan sebesar Rp. 7 juta dan pengeluaran bulanan sebesar Rp. 5 juta. Maka rasio pendapatan terhadap pengeluaran adalah Rp. 7 juta dibagi Rp. 5 juta = 1.4. rasio ini dikatakan sehat jika diatas angka 1

2. Rasio Cicilan Produktif dan Cicilan Konsumtif

Hidup zaman sekarang merupakan keniscayaan jika seseorang memiliki hutang disebabkan harga tanah, rumah, apartemen, kendaraan yang semakin meningkat harganya dan utang seperti itu tidak bisa dihindari.

Sepanjang utang digunakan untuk tujuan produktif maka bisa dikatakan sehat secara keuangan.

Ada dua kondisi utang dikatakan tidak sehat:

  • jika cicilan utang produktif dibagi dengan total pendapatan bulanan lebih besar dari 30 persen
  • cicilan utang konsumtif dibagi total pendapatan bulanan lebih besar dari 0 persen. Yang dimaksud cicilan utang konsumtif adalah cicilan yang digunakan untuk membeli barang yang sifatnya konsumtif, seperti gonta-ganti smartphone, membeli perhiasan yang sebenarnya tidak dibutuhkan, membeli tas atau sepatu yang bermerek untuk tujuan fashion dan lainnya.

contoh:

Pertama, Penghasilan anda Rp. 7 juta/bulan, kemudian pengeluaran cicilan mobil sebesar Rp. 4 juta perbulan, jadi rasio pengeluarannya sebesar 57%.  Kondisi ini dikatakan tidak sehat karena pengeluaran > 30%

Kedua, jika seseorang mempunyai cicilan konsumtif maka langsung dinyatakan tidak sehat secara keuangan kecuali digunakan untuk kegiatan produktif, misalnya untuk membantu/mempermudah dalam pekerjaan  

3. Rasio Dana Darurat

Dana darurat adalah sejumlah uang yang disimpan dalam bentuk yang mudah dicairkan, misalnya tabungan, emas batangan, reksadana pasar uang.

Dikatakan sehat keuangan jika rasio dana darurat dibanding pengeluaran bulanan sebesar 3-12 kali.

Misalnya total tabungan di bank sebanyak Rp. 30 juta dan pengeluaran rata-rata perbulan sebanyak Rp. 10 juta. Berarti rasio dana daruratnya 3 kali ( Rp. 30 juta dibagi Rp. 10 juta )

Baca juga  10 Tips Perencanaan Keuangan Wajib Untuk Anda

Dana darurat diperlukan untuk tujuan yang mendesak misalnya ada anggota keluarga sakit, terkena PHK atau kondisi darurat lainnya.

Dengan adanya dana darurat ini maka tidak akan mengganggu pada aset lainnya atau tidak menjual aset dengan harga yang murah disebabkan butuh uang mendesak

4. Rasio Kewajiban Dana Asuransi Jiwa

Kewajiban Dana Asuransi  adalah uang yang harus dikeluarkan untuk asuransi jiwa. Asuransi penting karena ketika seseorang yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal, keluarga yang ditinggalkan akan mengalami kesulitan

Dengan adanya asuransi, kebutuhan keluarga tersebut diharapkan bisa terpenuhi selama beberapa waktu sampai mereka bisa menafkahi diri sendiri.

Besaran uang asuransi atau disebut juga Human Life Value  (HLV) adalah sekitar 8-10 tahun pengeluaran+biaya pendidikan anak

Sebagai contoh: jika pengeluaran perbulan sebesar Rp. 5 juta dan untuk menyekolahkan anak sampai lulus kuliah dibutuhkan Rp.100 juta, maka besaran uang asuransi sesuai HLV adalah Rp. 5 juta x 120 bulan (10 tahun)+ Rp. 100 juta = Rp. 700 juta

Selain asuransi jiwa, perlu juga dipertimbangkan untuk dana asuransi kesehatan dari pemerintah seperti BPJS .

Membuat kondisi keuangan sehat tentu tidak mudah, diperlukan disiplin dan niat yang sungguh-sungguh terutama dikalangan anak muda yang baru memasuki dunia kerja.

Jangankan menyisihkan dana darurat, untuk menyisihkan dana agar cukup sampai akhir bulan saja sudah syukur

Namun demikian, bisa dilakukan dengan yang paling mudah dulu misalnya: sisihkan bagian pendapatan dengan cara menabung di celengan,

jika akhir tahun sudah terkumpul hasil tabungan alihkan ke investasi seperti reksadana atau emas, dan terus lakukan hingga kondisi keuangan membaik hingga bisa menyisihkan untuk Dana Darurat dan HLV.

Baca juga : Memilih investasi berdasarkan likuiditas

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *