Menilik 5 Faktor Penyebab Kegagalan UMKM di Indonesia

Posted on

Penyebab kegagalan UMKM- UMKM sekarang ini menjadi salah satu tonggak dalam mendorong perekonomian nasional yang berakar dari dan untuk masyarakat. Memang skala UMKM ini biasanya hanya lokal saja namun jumlahnya tersebar di seluruh Indonesia, sehingga peranannya sangat penting.

Apalagi pemerintah saat ini telah banyak mendorong sektor UMKM dengan salah satunya pemberian akses kredit dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya jauh lebih ringan dari kredit-kredit pinjaman lainnya, apalagi dibandingkan dengan kredit konsumtif.

Dengan begitu seharusnya keadaan idealnya adalah UMKM semakin bertambah banyak dan berkembang dengan adanya beberapa kemudahan itu. Namun memang harus diakui tidak semua UMKM akan survive menghadapi iklim bisnis sekarang ini.

Kegagalan seringkali menghinggapi UMKM sehingga harus gulung tikar, dan jelas merugikan pemilik usaha itu. Pada artikel ini akan diulas beberapa penyebab kegagalan UMKM mempertahankan usaha mereka yang dirangkum dari berbagai sumber

Perencanaan Setengah Jadi

Tekad dan semangat dalam membangun usaha baru tentunya harus diapresiasi karena memang rata-rata pengusaha sukses juga memiliki semangat dalam mengembangkan bisnis mereka. Namun yang perlu diketahui adalah, semangat saja tidak cukup, karena perencanaan itu sangat vital bagi kelangsungan usaha.

Perencanaan yang menyeluruh melihat semua aspek diperlukan yang dikombinasikan dengan pelaksanaan yang terukur. Dalam banyak hal UMKM seringkali lalai dalam mempersiapkan dua hal ini: SDM dan pemasaran.

SDM tentu saja mereka yang menggerakkan bisnis itu dan pemasaran adalah cara untuk dapat menggaet pelanggan sebagai sumber pendapatan usaha.

UMKM membutuhkan orang-orang yang pantang menyerah, selalu berpikir positif dan melihat peluang-peluang baru yang itu bisa didapatkan dari pembelajaran maupun dari pengalaman yang didapatkan.

Sementara itu pemasaran harus dilakukan dengan berbagai cara mulai konvensional sampai dengan cara digital. Konvensional cenderung menyasar kepada konsumen yang kurang memahami teknologi sementara cara digital untuk mereka yang melek teknologi.

Kekurangan akses Modal

Salah satu alasan klasik UMKM mandek dijalan adalah karena sulitnya mendapat akses kredit dari lembaga keuangan yang kredibel. Segala bentuk jenis usaha UMKM membutuhkan modal sebagai penggerak untuk memulai usaha dalam menyediakan tempat, membeli barang dagangan, membayar biaya operasional, membayar tenaga kerja dan lainnya.

Salah satu yang bisa ditempuh adalah memanfaatkan KUR untuk tujuan mendapatkan modal yang lumayan besar dengan tingkat suku bunga yang rendah.

Namun kadangkala pemilik UMKM memandang bahwa prosedur pengajuan KUR di lembaga keuangan macam Bank cukup berbelit-belit, sehingga diurungkan niat untuk mengajukan pinjaman.

Padahal memang prosedurnya adalah penilaian dokumen pribadi dan survey usaha yang memang membutuhkan waktu untuk memverifikasinya. Akhirnya banyak UMKM yang jatuh pada pinjaman-pinjaman jangka pendek melalui rentenir yang bunganya jelas lebih tinggi dari bunga bank.

Dampaknya UMKM kesulitan mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya sehingga menggerus modal mereka, dan menyebabkan usaha semakin menyusut dan akhirnya harus gulung tikar.

Pengelolaan Keuangan yang Buruk

Salah satu hal fundamental yang harus dipahami dan dilakukan oleh para pemilik usaha UMKM dalam hal pengelolaan keuangan adalah pisahkan antara uang pribadi dengan uang hasil usaha.

Kenapa? Banyak hal yang bisa diketahui dari pemisahan pengelolaan keuangan ini.

Pertama, dengan pemisahan ini maka anda mengetahui secara jelas berapa modal usaha yang anda kelola, apakah bertambah secara ideal, cenderung stagnan atau malah berkurang? Tanpa pemisahan itu kegiatan ini sulit dilakukan.

Kedua, ketika anda memisahkan uang pribadi dari kegiatan usaha anda, maka anda sedang menyelamatkan bisnis anda karena biasanya lebih tergiur untuk menggunakan uang usaha untuk hal-hal pribadi yang cenderung sepele seperti pembelian pulsa, belanja sehari-hari, jajan dan sebagainya. Tanpa disadari banyak modal usaha yang berkurang karena hal ini.

Ketiga, anda tentunya bisa menyusun laporan keuangan jika kejelasan pengelolaan keuangan itu ada. Laporan keuangan menjadi vital untuk mengetahui kinerja usaha, dan memperkirakan kebutuhan kedepan untuk pengembangan bisnis.

Salah Merekrut dan Menempatkan Karyawan

Ada pepatah yang mengatakan ‘jangan ajarkan ikan untuk terbang, pernyataan ini mengandung makna yang sangat dalam.

Dalam konteks UMKM anda membutuhkan karyawan untuk menjual barang, mengawasi barang, mengirim barang, mengelola uang dan sebagainya.

Jika anda sebagai bos tidak memahami potensi sekaligus kelemahan orang-orang yang anda pekerjakan maka akan sangat berbahaya bagi kelangsungan usaha anda.

Sebaliknya jika anda menempatkan mereka sesuai bidang dan potensinya akan sangat mudah untuk menggerakkan dan mengembangkan usaha.

Baik rekrutmen dan penempatan karyawan yang salah ditengarai sebagai salah satu penyebab kegagalan yang kadang jarang diperhatikan.

Terlalu Fokus Pada Pertumbuhan, Mengabaikan Pelanggan

Sebagian pengusaha UMKM pada awal-awal membangun usaha terlalu mengejar pertumbuhan, atau mengejar keuntungan supaya dapat menumpuk modal sebanyak-banyaknya.

Cara ini tidak sepenuhnya salah, tetapi tepat akan menjadi bumerang jika mengabaikan hal yang paling utama yaitu pelanggan.

Pelanggan bagaimanapun adalah raja. Karena adanya mereka yang mau membeli barang atau menggunakan jasa anda, maka usaha anda tetap eksis sampai sekarang.

Maka pelanggan harus dilayani sebaik-baiknya, dan lebih sulit lagi adalah ‘merawat’ mereka supaya tetap loyal pada apa yang anda tawarkan.

Kegagalan mulai nampak ketika pelanggan sudah minim diperhatikan yaitu sewaktu keluhan mereka tidak diakomodasi dengan baik, jarang membangun komunikasi, dan memiliki mindset menjadikan pelanggan sebagai ‘sumber uang’ saja.

Demikian 5 Faktor Penyebab Kegagalan UMKM di Indonesia.

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *