Memahami Berbagai Jenis Rasio Profitabilitas yang Sering Digunakan dan Contoh Menghitungnya

Posted on

Ada banyak rasio (perhitungan) yang bisa digunakan untuk melihat berbagai aspek seperti kemampuan membayar utang, penjualan, kinerja, kekuatan aset dan sebagainya. Salah satunya adalah rasio profitabilitas yang biasanya digunakan untuk menilai kemampuan sebuah usaha dalam menghasilkan laba.

Bank Indonesia memberikan definisi yang cukup singkat terkait rasio ini, yaitu bagaimana perusahaan dalam periode tertentu dapat menghasilkan laba/keuntungan.

Ada juga yang berpendapat bagaimana produktivitas aset dalam menghasilkan laba dalam periode bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan. Intinya rasio profitabilitas semua hal yang berhubungan dengan aspek laba yang dibandingkan dengan pos-pos dalam laporan keuangan.

MANFAAT RASIO PROFITABILITAS

Begitu banyak manfaat yang bisa didapat dari menghitung rasio profitabilitas, antara lain:

  1. Sebagai tolak ukur dalam menilai suatu usaha mendapatkan laba untuk waktu tertentu.
  2. Perbandingan untuk melihat pergerakan laba dari tahun-tahun sebelumnya dengan periode sekarang, atau juga dari waktu ke waktu
  3. Mengukur prosentase laba bersih yang dihasilkan dari aktivitas aset dan modal.
  4. Menghitung margin kotor dengan penjualan bersih.
  5. Menghitung margin laba bersih dengan

NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI

Perhitungan rasio profitabilitas tergantung pada peruntukannya dan faktor pembandingnya, ada setidaknya 6 jenis yang biasa dipakai dari rasio ini yang semua didasarkan pada laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi:

Contoh laporan keuangan (Neraca)

Laporan Laba Rugi

JENIS RASIO PROFITABILITAS DAN CONTOH PENGHITUNGANNYA

  1. Rasio Margin Laba Operasional

Laba operasional adalah laba kotor yang telah dikurangi biaya operasional (kadangkala disebut laba sebelum pajak dan bunga). Sehingga rasio ini ditujukan untuk menghitung presentase laba operasional pada penjualan, sehingga rumusnya adalah:

Dari data diketahui bahwa laba operasional (sebelum pajak dan bunga) adalah Rp 8.500.000 dan penjualan Rp 25.000.000 maka perhitungannya adalah:

Hasil perhitungan menunjukkan margin laba operasional adalah 34 %, artinya setiap penjualan Rp 1 menghasilkan Rp 0,34 lana operasional

  1. Margin Laba Kotor

Merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan dari satu periode. Nilai presentase yang semakin tinggi efisiensi operasional usaha dianggap semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Data menunjukkan laba kotor Rp 12.000.000 dan penjualan Rp 25.000.000, maka perhitungannya adalah:

Hasil menjelaskan margin laba kotor 48 %, artinya setiap penjualan Rp 1 maka Rp 0,48-nya merupakan laba kotor.

  1. Margin Laba Bersih

Rasio yang digunakan untuk menghitung laba bersih (Laba setelah pajak dan bunga) dibandingkan dengan hasil penjualan.

Laba bersih (setelah pajak) dari data tersebut adalah Rp 5.883.500 dan penjualan Rp 25.000.000 maka perhitungannya adalah:

Perhitungan menunjukkan bahwa margin laba bersih 23,53 %, artinya setiap Rp 1 penjualan menghasilkan Rp 0,23 laba bersih.

  1. Rasio Pengembalian Aset

Rasio untuk menghitung antara laba bersih dengan total aset. Semakin tinggi maka penggunaan aset untuk menghasilkan laba bersih semakin tinggi

Dari laporan keuangan diketahui bahwa nilai laba bersih Rp 5.883.500 dan total aset Rp 20.000.000 maka perhitungannya adalah:

Hasil perhitungan menunjukkan rasio pengembalian aset adalah 29,41 %, artinya bahwa setiap Rp 1 aktivitas yang menggunakan aset dapat menghasilkan laba bersih Rp 0,29.

  1. Rasio Pengembalian Ekuitas/Modal

Dapat digunakan untuk menghitung laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) dibandingkan dengan total modal yang dimiliki. Rumus sebagai berikut:

Laporan keuangan menunjukkan jika nilai laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) Rp 5.883.500 dan total ekuitas Rp 14.000.000 maka perhitungannya sebagai berikut:

Hasil perhitungan jelas memperlihatkan rasio pengembalian ekuitas sebesar 42,02 %, artinya bahwa setiap Rp 1 aktivitas ekuitas yang digunakan dalam operasional usaha, dapat menghasilkan Rp 0,42 laba bersih.

Demikian contoh perhitungan rasio profitabilitas yang semoga menjadi manfaat bagi sobat Mibi. 

Info lain: Rumus ROA dan ROE dalam Analisis Profitabilitas Saham

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *