Ciri Skema Ponzi Agar Bijak dalam Menginvestasikan Dana Anda

Posted on

Mungkin beberapa dari Anda sudah ada yang memahami ciri skema Ponzi. Namun ada baiknya untuk disimak kembali apa maksud skema itu dan bagaimana cara kerjanya agar lebih waspada dalam pengelolaan uang.

Digagas oleh Charles Ponzi

Skema yang terkenal itu diberi nama sesuai dengan orang yang pertama kali mempraktikannya yaitu Charlo Pietro Giovanni Guglielmo Telbaldo Ponzi, atau yang biasa dikenal Charles Ponzi.

Ponzi bekerja sebagai ahli keuangan yang bekerja di kota Boston. Pada tahun 1920 telah melancarkan aksinya dengan menawarkan sebuah imbal balik yang cukup besar dalam waktu hanya 45 hari sebesar 50 % untuk membeli kupon jawaban pos. Artinya dengan jangka waktu 90 hari sudah mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari dana yang ditanamkan.

Pada kenyataannya keuntungan yang dijanjikan itu dibayarkan melalui dana yang diberikan oleh investor berikutnya, yang sangat riskan dalam manajemen keuangan.

Akibatnya sudah bisa ditebak bahwa bisnisnya ambruk hanya dalam 1 tahun. Dan Ponzi berhasil melarikan diri dengan uang total $ 20 juta yang didapat dari para penanam modal yang ia tipu.

Dilansir dari beberapa sumber, ada beberapa karakter dari bisnis Ponzi yang bisa diindentifikasi oleh sobat Mibi:

Menjanjikan Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat

Sebuah usaha harus dibangun melalui proses yang terus-menerus memulai dari bawah untuk memahami dan mencari celah bisnis sehingga bisa berkembang dan membesar. Tapi prinsip ini tidak berlaku bagi usaha dengan menerapkan skema Ponzi ini.

Banyak cara dan modus yang dijalankan yang tiap usaha dengan skema ini tidak selalu sama dalam pemberian bunganya.

Ada yang menawarkan bunga 10 % tiap bulannya dari modal yang disetorkan. Sehingga hanya dalam 10 bulan sudah mendapat keuntungan yang berlipat.

Tentunya bunga itu jauh diatas suku bunga manapun yang ditetapkan oleh Bank Central baik suku bunga deposito, obligasi maupun tabungan.

Sebenarnya bunga yang dibayarkan adalah merupakan investasi yang diberikan oleh investor lain, sehingga sistemnya hanya ‘gali lubang tutup lubang’ saja.

Jika Anda melihat ada yang menawarkan keanggotan dengan tawaran seperti ini, sebaiknya waspada, karena kemungkinan besar akan ‘meledak’ pada waktunya.

Produk atau Jasa yang Tidak Jelas

Hampir seluruh bisnis yang mengandalkan sistem Ponzi sebenarnya tidak bertumpu pada produk atau jasa yang mereka tawarkan.

Baik produk maupun jasa bukanlah yang utama bagi mereka, melainkan keagenan/keanggotaan yang mengharuskan menyetor sejumlah dana, semakin besar maka akan semakin baik.

Tekanananya ada pada iming-iming besar dengan pengembalian dana beserta bunganya yang tidak masuk akal.

Komisi Dalam Perekrutan Anggota Baru

Fokus sebuah perusahaan harusnya pada memperbaiki kualitas sebuah produk atau jasa untuk menggaet konsumen baru.

Namun tidak begitu dalam bisnis ini, staf yang berhasil menggaet anggota baru malah mendapatkan komisi yang cukup besar dari investasi yang akan ditanamkan. Tentunya tindakan ini dipertanyakan dalam kelangsungan sebuah bisnis.

Dana Investasi Sulit Untuk Diambil Kembali

Sebagai investor tentunya ingin mendapatkan kejelasan tentang dana yang mereka investasikan, terutama dalam penarikan dana. Tetapi yang terjadi adalah justru malah terkadang ditawari bunga yang lebih besar dari pertama investasi.

Tujuannya tidak lain adalah supaya kondisi keuangan ‘tidak guncang’. Walaupun sebenarnya sudah sejak awal tidak ada kesehatan finansial dalam operasional bisnis ini.

Acara Mewah Digunakan Untuk Menggaet Investor Baru

Bukan pada acara mewahnya yang salah, tetapi acara-acara mewah dengan menyewa sebuah hotel terkenal dengan artis yang mahal sudah bagaikan sebuah keharusan dalam acara-acara rutin mereka.

Investor tersebut seolah-olah ingin ditunjukkan berbagai kesuksesan dan kekayaan dari perusahaan itu yang sebenarnya adalah tidak real karena memang sangat sulit mempertahankan bisnis yang menawarkan bunga tinggi melebihi suku bunga acuan yang ditetapkan.

Tidak Terdaftar di OJK

Setiap lembaga keuangan pasati akan diawasi oleh sebuah badan yang memang memiliki otoritas itu. Di Indonesia ada OJK yang berwenang mengawasi setiap kegiatan lembaga keuangan. Jika sobat Mibi ragu waktu ada tawaran dari bisnis ini hendaknya dicek terlebih dahulu ke OJK untuk lebih jelasnya.

Demikian ulasan tentang ciri-ciri bisnis yang dirancang dengan skema Ponzi, agar sobat Mibi waspada sehingga tidak tergiur dengan bisnis seperti ini.

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *