Apa Itu Resesi? Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ada beberapa negara yang dipastikan mengalami resesi pada 2023 mendatang.
Bukan hanya emerging countries seperti Indonesia dan Brazil yang bakal kena dampak. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat sampai Tiongkok berpotensi juga mengalami kondisi tersebut, seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia.
Table of Contents
Lantas, apa itu resesi? Mengapa masyarakat cemas dengan kondisi finansial mereka saat mendengar kata tersebut?
Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, dampak, hingga tindakan yang dapat Anda ambil untuk menghadapi resesi tahun depan.
Apa Itu Resesi?
Secara garis besar, resesi merujuk pada kondisi perekonomian yang sedang memburuk di sebuah negara.
Beberapa tanda yang dapat Anda kenali mencakup produk domestik bruto (PBD) yang negatif, jumlah pengangguran yang meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil yang berada di angka negatif terus menerus selama dua kuartal.
Dalam pengertian lebih luas, apa itu resesi adalah penurunan pada aktivitas ekonomi yang terjadi secara signifikan dan stagnan dalam jangka waktu lama.
Periodenya bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau menahun. Selain itu, keadaan itu terus bakal memicu dampak pada kehidupan masyarakat dan sifatnya cenderung merugikan.
Salah satu contoh resesi yang baru dialami sebagian besar negara di dunia adalah kolapsnya perekonomian akibat wabah Covid-19.
Berkurangnya lapangan kerja yang dibarengi meningkatnya jumlah pengangguran pun membuat resesi tak bisa lagi dicegah.
Ciri-Ciri Resesi
Namun, guncangan ekonomi bukan satu-satunya hal yang dipelajari dari apa itu resesi. Kemajuan teknologi yang pesat, inflasi, deflasi, dan suku bunga yang tinggi turut mempengaruhi kondisi tersebut.
Adapun ciri-ciri resesi yang dapat Anda kenali meliputi:
1. Pertumbuhan ekonomi ke arah negatif
Seperti yang disinggung, pertumbuhan ekonomi yang mengarah ke menjadi salah satu tanda munculnya resesi. Fenomena ini pun sering dijumpai di negara-negara berkembang yang masih kurang stabil dari segi ekonomi.
Kurang seimbangnya investasi, konsumsi, pendapatan nasional, pengeluaran, dan ekspor-impor dalam jangka waktu tertentu akan membuat resesi tak terhindarkan.
2. Tidak seimbangnya produksi dan konsumsi
Mendalami apa itu resesi berhubungan juga dengan kegiatan produksi dan konsumsi. Kegiatan produksi berlebih akan memicu penumpukan stok barang.
Sementara saat produksi berkurang, maka potensi impor bakal semakin besar. Ketidaksimbangan ini yang lantas memicu pengeluaran melambung tinggi, tetapi laba atau profit semakin menipis.
3. Berkurangnya jumlah lapangan kerja
Persaingan di dunia kerja memang ketat, tetapi berkurangnya jumlah lapangan kerja secara siginifikan dapat menandakan adanya resesi di sebuah negara.
Jika tak segera ditatasi, akan muncul berbagai risiko seperti meningkatnya jumlah pengangguran hingga tindak kriminal. Investor yang tadinya hendak menanamkan modal lantas urung dan memperburuk kondisi perekonomian.
Dampak resesi terhadap perekonomian negara
Ketika mempelajari apa itu resesi, Anda bakal mengetahui juga dampak yang ditimbulkan. Tiga aspek yang kena efek samping paling parah adalah:
- Perusahaan. Bisnis jelas menjadi sektor yang paling terpengaruh oleh resesi. Risikonya mencakup dari jumlah keuntungan yang menurun drastis sampai mengalami kebangkrutan.
Hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang berkurang, sehingga pendapatan yang masuk tak membantu perusahaan untuk meneruskan kegiatan operasional. Akibatnya, perusahaan akan berhenti secara permanen; - Pemerintahan. Di sejumlah negara, resesi membuat pendapatan negara yang diperoleh dari pajak maupun non pajak lebih rendah.
Penyebabnya adalah turunnya penghasilan negara sampai anjloknya harga properti, sehingga jumlah PPM ke kas negara ikut terjun bebas.
Pemerintah lantas dituntut membuka lapangan kerja yang mendorong mereka mengambil pinjaman besar ke bank asing; - Tenaga kerja. Salah satu alasan mengapa tenaga kerja perlu memahami apa itu resesi adalah mengantisipasi dampak yang akan mereka rasakan.
Beberapa di antaranya seperti pemotongan gaji, pengurangan jumlah karyawan, hingga PHK besar-besaran.
Langkah ini pula yang menyumbang angka pengangguran yang signifikan di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Mempertahankan bisnis selama resesi berlangsung
Resesi tak dipungkiri menakutkan, tetapi bukan berarti tak dapat dicegah. Anda yang mengelola maupun hendak membuka bisnis ada baiknya berjaga-jaga dari sekarang dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Jangan abaikan naluri
Mengetahui apa yang terjadi dalam apa itu resesi akan membantu Anda mengembangkan dan mempertahankan bisnis.
Dalam hal ini, naluri menjadi salah satu faktor yang tak boleh diabaikan, terutama saat Anda akan mengambil keputusan penting yang berdampak besar pada bisnis.
Ketika terjebak dalam situasi sulit seperti resesi, Anda sebaiknya mempertimbangkan naluri atau insting sebelum meminta opini orang lain. Dengan catatan, jangan abaikan juga logika Anda.
2. Sisihkan pendapatan untuk dana darurat
Salah satu saran yang sering diberikan kepada pebisnis pemula adalah menyisihkan pendapatan untuk dana darurat.
Tujuannya adalah mengantisipasi hal-hal yang tak diharapkan seperti lonjakan pengeluaran di masa-masa krisis seperti resesi.
Menilai dari apa itu resesi, kita tahu kondisi finansial bakal mengalami dampak terburuk. Namun, menyiapkan persediaan cadangan setidaknya membantu mempertahankan bisnis lebih lama.
3. Pelihara baik jaringan atau hubungan
Ketika menjalani bisnis, Anda pasti akan bersinggungan dengan banyak orang, entah konsumen maupun klien seperti investor.
Menjaga dan memelihara hubungan dengan mereka akan membantu Anda di kemudian hari, termasuk saat berhadapan dengan resesi.
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan dalam hal ini adalah membangun komunikasi yang baik, merawat kepercayaan, dan memberikan apresiasi yang layak.
4. Libatkan diri dalam komunitas
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, komunitas merupakan wadah yang membantu pebisnis dalam sejumlah aspek.
Termasuk mengenali apa itu resesi sampai strategi tepat yang bisa diaplikasikan untuk menjaga bisnis supaya tak cepat kolaps.
Komunitas pun memungkinkan Anda menemukan acara, mentor, hingga rekan sesama pebisnis untuk bertukar pengalaman serta menjalin kerja sama.
5. Hindari kebiasaan membandingkan
Membandingkan diri dengan pebisnis lain termasuk kebiasaan yang tanpa disadari akan menghancurkan kepercayaan diri dan motivasi.
Alih-alih fokus mengembangkan bisnis, Anda malah sibuk mencari kesalahan dan cara untuk menjatuhkan kompetitor.
Ingat, setiap orang mempunyai jalan berbeda. Keberhasilan dan kesuksesan yang didambakan bergantung pada kerja keras serta niat Anda selama mengelola bisnis tersebut.
6. Manajemen waktu yang baik
Tips terakhir yang membantu Anda menjaga bisnis setelah mendalami apa itu resesi adalah manajemen waktu yang baik.
Gunakan sistem yang menurut Anda mengefisiensikan waktu kerja sekaligus merampingkan kegiatan operasional.
Kemudian, pahami target pasar yang diincar dan kebutuhan yang dapat dipenugi bisnis. Mengatur waktu yang baik secara tak langsung membantu Anda menyediakan solusi untuk audiensi produk.
Demikian penjelasan seputar apa itu resesi hingga langkah-langkah yang diharapkan membantu mempertahankan bisnis di masa krisis.
Terus ikuti perkembangan seputar kondisi ekonomi supaya Anda bisa segera mengambil tindakan pencegahan.
Jangan paksakan diri mengambil langkah yang balik merugikan apabila finansial bisnis sedang kurang bagus. Mudah-mudahan informasi ini membantu dan bermanfaat untuk Anda!