Jenis Permainan Anak untuk Dukung Tumbuh Kembang

Posted on

Di dunia ini, jenis permainan anak mempunyai variasi berbeda berdasarkan pendapat para ahli atau peneliti. Masa kecil adalah masa paling indah karena diisi dengan aktivitas mengasyikkan, yaitu bermain sambil belajar.

Sebaiknya para orang tua selalu mendampingi buah hati dalam setiap perkembangannya. Jangan pernah membiarkan mereka bermain sendiri, karena bersama-sama adalah cara membangun hubungan atau ikatan antar anggota keluarga.

Aktivitas bermain dan belajar keduanya merupakan hal yang serupa di masa perkembangan balita. Keduanya tidak terpisahkan. Begitu juga peran orang tua sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan yang optimal.

A. Jenis Permainan Anak Mempunyai Tahapan Tertentu

Pada masa perkembangan, setiap aktivitas melibatkan semua panca indra adalah bagian dari proses belajar, termasuk kegiatan bermain. Dalam aktivitasnya, kegiatan bermain mempunyai tahapan tertentu yang wajib diketahui.

1. Unoccupied Play

Pada tahapan ini, buah hati kamu belum secara langsung terlibat di dalamnya, masih lebih banyak melakukan pengamatan semua hal yang menarik perhatian. Seperti mengamati orang lain.

Jika mereka tidak menunjukkan rasa tertarik, biasanya si kecil akan berinisiatif menemukan kesenangannya sendiri. Contohnya memainkan bagian tubuh, menggerakkan anggota tubuh, atau memainkan benda di sekitarnya.

2. Solitary Play

Anak akan mulai bermain dengan dunianya sendiri, cenderung kurang menaruh perhatian pada kehadiran orang lain di sekitarnya. Sifat egosentris juga dominan, sehingga membuat ketertarikan kepada lingkungannya menjadi kurang.

3. Onlooker Play

Tahapan onlooker play menunjukkan sifat atau perilaku memperhatikan lingkungan sekitar, serta mengamati orang lain bermain. Perbedaan antara tahap ini dengan unoccupied adalah besarnya minat atau ketertarikan pada sebuah aktivitas.

Si kecil mulai menunjukkan bahwa juga merupakan bagian dari lingkungan, walaupun masih tidak tampak keinginan untuk bergabung ke dalamnya. Melihat, mengamati, mendengarkan, serta menyimak adalah kegiatan paling utama.

4. Parallel Play

Dalam Jenis permainan anak parallel, si kecil sudah mulai bisa bergabung atau berdampingan dengan usia sebayanya. Namun belum terlihat tanda-tanda peduli kepada satu sama lain, hanya fokus pada permainan saja.

Dengan kata lain, belum ada interaksi sosial terjadi, termasuk hal kecil seperti kontak mata. Posisinya ada dalam satu tempat, namun tidak terjadi kontak. Selain itu, ada tahapan asosiatif juga kooperatif.

Dalam tahap asosiatif, terjadi komunikasi sederhana seperti percakapan kecil, namun belum ada inisiatif untuk bekerja sama. Sedangkan di tahap kooperatif, si kecil sudah mulai bisa memutuskan kerja sama.

B. Pengelompokan Jenis Permainan Anak, Apa Saja?

Para ahli telah melakukan pengklasifikasian terhadap permainan untuk si kecil dalam berbagai kategori. Tugas orang tua adalah mencari tahu mengenai pengelompokan ini agar dapat menyesuaikan saat melakukan pendampingan.

1. Close Ended

Jenis close ended play mempunyai beragam aturan tertentu dilandaskan dengan rasa kedisiplinan. Adanya peraturan tetap dijalankan meskipun anak masih berusia dini, setidaknya 2 tahun. Tujuannya untuk mengenalkan peraturan dalam kehidupan.

2. Permainan Bahasa

Hampir semua batita atau balita di dunia menyukai aktivitas bermain peran. Roleplay melibatkan semua anggota tubuh serta kreativitas, bersama orang-orang di sekitarnya. Roleplay merupakan cara berkomunikasi sejak dini.

3. Permainan Sains

Sains bukanlah sesuatu yang rumit atau harus dijauhi, justru sains adalah ajang eksperimen paling mengasyikkan. Tidak perlu peralatan mahal, cukup libatkan benda-benda di sekitar seperti menanam atau memperhatikan fenomena alam.

4. Matematika

Matematika dianggap sebagai momok bagi semua orang, bahkan banyak yang menghindarinya, namun kenyataannya tidak seperti itu. Pengenalan terhadap matematika bisa menjadi aktivitas paling menarik dibandingkan dengan lainnya.

5. Permainan Konstruktif

Bagi anak usia 4 tahun ke atas, permainan konstruktif bisa mulai dilakukan bersama usia sebaya di lingkungan sekitar. Konstruktif disini berhubungan dengan kegiatan menyusun sesuatu, seperti menyusun balok membentuk bangunan.

6. Open Ended Play

Open ended merupakan game bebas, tidak membutuhkan adanya peraturan tertentu, sehingga buah hati bisa melakukan keinginan apa saja. Buah hati mulai menunjukkan interaksi intens dengan teman sebaya.

Biasanya, pada balita berusia 2 tahun sudah bisa melakukan kegiatan ini. Meskipun tidak terstruktur, namun kegiatan ini bisa merangsang perkembangan motorik, kemampuan berpikir, serta memecahkan berbagai masalah.

Semua aktivitas belajar mempunyai banyak manfaat seperti mengajari tentang sikap keberanian, mengasah kecerdasan sosial, serta mengembangkan kreativitas. Jenis permainan anak di atas bisa diterapkan di rumah.

Info lain: Kenali Gaya Belajar Anak untuk Maksimalkan Potensi Si Kecil

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *