Indikator Moving Average Crossover Pada Analisis Saham

Posted on

Mikaylabinar.com– Pada bab sebelumnya di halaman situs ini kita telah membahas tentang Moving Averages termasuk SMA, WMA dan EMA serta cara penggunaannya. Pada kali ini kita akan membahas tentang penggunaan Indikator Moving Average Crossover. Indikator ini terdiri dari dua jenis yaitu Double Crossover dan Triple Crossover

Sebenarnya, cara penggunaan Indikator Moving Average Crossover simple. Tidak ada bedanya dengan cara menggunakan Moving Average (MA) lainnya. Hanya saja pada MA Crossover menggunakan garis MA lebih dari satu yakni double dan triple garis MA-nya. Pada garis MA yang dibentuk tergantung dari angka MA berapa yang digunakan

Double Crossover Moving Average

Garis MA yang menggunakan acuan hari lebih kecil akan menghasilkan garis MA yang lebih sensitive dibandingkan dengan MA yang menggunakan jumlah hari yang lebih banyak.

Jumlah hari ini mengacu pada angka yang digunakan pada MA. Misalnya MA-5 bermakna rata-rata bergerak dalam periode 5 hari kerja begitupun dengan angka MA lainnya.

Semakin kecil angka MA yang digunakan semakin dekat dengan harga saham. Kelebihannya adalah MA dengan periode yang lebih pendek lebih cepat mengirimkan sinyal kepada trader. Namun, sisi kelemahannya seringkali menghasilkan bad signal (whipsaws)

Disisi lain, MA dengan periode yang panjang mempunyai kinerja yang lebih baik pada saat market sedang trend. Tapi, sinyal yang dikirimkan terlambat sehingga trader seringkali terlambat dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan profit yang semestinya bisa didapatkan.

MA dengan periode panjang akan bekerja lebih baik bila terjadi trend yang terus berlanjut. Sebaliknya MA dengan periode pendek unggul bila trend yang terjadi akan reversal. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, trader biasanya menggabungkan dua periode MA ini yang dikenal sebagai Double Crossover Moving Averages (DCMA).

Kombinasi DCMA

DCMA digunakan oleh trader sebagai alat bantu konfirmasi untuk memudahkan trader melihat trend yang sedang terjadi dalam time horizon tertentu. Terdapat beberapa kombinasi yang paling umum digunakan oleh trader, diantaranya sebagai berikut:

  1. MA 10 dan MA 50 untuk trading jangka pendek
  2. MA 20 dan MA 50 untuk trading jangka menengah
  3. MA 50 dan MA 200 untuk trading jangka panjang

Anda bisa bereksprimen dengan menggunakan kombinasi angka lain sesuai dengan keinginan masing-masing dan jangan lupa untuk melakukan test terlebih dahulu untuk melihat hasilnya pada periode belakang

Cara membaca sinyal pada DCMA ini sangat mudah, yaitu dengan memperhatikan perpotongan yang terjadi diantara kedua garis MA tersebut.

Bila garis MA periode pendek memotong keatas MA periode yang lebih panjang maka akan memberikan sinyal bullish, perpotongan garis ini dinamakan golden cross. Sebaliknya, bila garis MA periode pendek memotong kebawah garis MA periode panjang maka disebut sebagai sinyal bearish atau Death Cross

MA termasuk dalam indicator yang mengikuti trend, oleh karenanya indicator ini akan berkerja lebih baik jika market dalam keadaan sedang trend (uptrend maupun downtrend).

Namun akan bekerja tidak terlalu baik pada market yang sedang sideways karena sering menghasilkan bad signals. Oleh karena itu, perlu dilengkapi dengan tiga garis MA yang dikenal sebagai Triple Crossover Moving Averages (TCMA)

Triple Crossover MA

TCMA terdiri dari tiga garis MA yang dihasilkan dari tiga kombinasi periode yang digunakan trader. Penggunaan tiga kombinasi ini sebagai konfirmasi sekaligus peredam bad signal yang kadang terjadi.

Kombinasi yang digunakan terdiri dari tiga periode misalnya, MA 5, MA 10 dan MA 20 yang biasa digunakan trader future untuk short-term. Kombinasi lain yang cukup popular pada metode TCMA ini adalah MA 4, MA 9, MA 18 yang diperkenalkan oleh R.C. Alien dalam bukunya How to build a fortune in commodities tahun 1972.

Cara membaca dari TCMA ini adalah bila garis MA yang paling pendek memotong dua garis MA keatas maka sebagai sinyal bullish. Namun, sebagai validasi sinyal beli perlu menunggu garis MA periode menengah memotong keatas garis MA periode panjang. Cara ini untuk mengukur kekuatan trend yang terjadi sekaligus menghindari kesalahan informasi dari bad signal

Sebagai contoh:

Cara penggunaan DCMA dan TCMA adalah sama, pada contoh ini menggunakan cara TCMA dengan memasang tiga garis MA yang diperoleh dari periode pendek (MA 5), periode menengah (MA 10) dan periode panjang (MA 20), maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Keterangan:

Garis MA 5, merupakan garis dengan periode paling pendek sehingga garis yang dihasilkan lebih sensitive dan paling mendekati pada harga dibanding dengan dua garis lainnya. Kalau kita perhatikan garis MA 5 lebih menempel dibandingkan garis lainnya

Garis MA 10, merupakan garis yang dihasilkan dari periode menengah ( angka 10 menunjukkan 10 hari kerja, begitupun dengan angka MA lainnya). Posisi dari Garis ini berada di tengah-tengah garis lainnya  

Garis MA 20, merupakan garis yang dihasilkan dari periode yang paling panjang dibanding lainnya. MA 20 memiliki arti Moving Averages 20 hari kerja. Posisi berada paling jauh dengan harga dibandingkan garis lainnya

Cara membaca Indikator Moving Average Crossover

lihat tanda panah diatas, ketika MA 5 memotong  keatas dua garis lainnya mengindikasikan akan terjadi bullish.

Namun demikian, kadang terjadi bad signal seperti pada gambar diatas, Bad signal terjadi ketika MA 5 memotong garis MA 10, yang terjadi bukan kenaikan tapi penurunan. Oleh karena itu, pastikan garis periode yang paling pendek ( MA 5) memotong kedua garis pada periode lainnya (MA 10 dan MA 20) sebagai sinyal bullish.

Kemudian, lakukan pembelian (buy) ketika garis kedua memotong garis ketiga (MA 10 memotong MA 20) sebagai konfirmasi yang kuat untuk menghindari bad signal.    

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *