6 Pengganti Gula Untuk Diabetes yang Perlu Digunakan

6 Pengganti Gula Untuk Diabetes yang Perlu Digunakan
6 Pengganti Gula Untuk Diabetes yang Perlu Digunakan. Gula pasir (Image by 955169 from Pixabay)

Pemanis rendah kalori atau pengganti gula untuk diabetes dapat menjadi alternatif supaya tetap menikmati minuman maupun makanan manis dengan pengaruh minimal kadar gula dalam darah.

Terdapat beberapa pengganti gula yang bisa dipilih bagi penderita diabetes.

Namun pilihan pengganti gula tersebut mempunyai kekurang dan kelebihan masing-masing. Simak rekomendasi pengganti gula di bawah ini, agar merasa aman tanpa khawatir kadar gula darah meningkat.

Rekomendasi Pengganti Gula Untuk Diabetes

Penderita diabetes diharuskan untuk bisa mengontrol kadar gula darah. Hal ini sangat penting mengingat untuk mencegah terjadinya masalah komplikasi diabetes.  

Maka memakai pengganti gula dapat menjadi salah satu cara agar tetap  dapat menikmati berbagai makanan lebih aman.

Adapun daftar pengganti gula tersebut di antaranya:

1. Aspartame

Aspartame merupakan pemanis buatan 200 kali lebih manis daripada gula pasir, dan termasuk diet soda.

Pemanis satu ini tidak aman dikonsumsi orang dengan penyakit genetik langka seperti phenylketonuria (menjadi penyebab penumpukan asam amino di dalam tubuh).

FDA bahkan menyampaikan bahwa aspartame aman jika dikonsumsi dalam batasan sebanyak 50 mg/kg (berat tubuh) dalam batasan asupan harian. Pemanis buatan satu ini juga termasuk yang mudah ditemukan di pasaran. 

2. Neotame

Ini merupakan jenis pemanis buatan rendah kalori 7000 hingga 1300 kali lebih manis daripada gula pasir. Neotame bisa dipakai sebagai penambah dan pemanis seluruh  jenis makanan kecuali daging (termasuk daging ayam), menurut FDA. 

3. Stevia

Jenis ini adalah jenis pemanis buatan alami berasal dari tanaman bernama Stevia rebaudiana. Stevia ini biasanya dibuat dari pengambilan ekstrak senyawa kimia disebut steviol glikosida, asal senyawa tersebut yaitu  dari daun Stevia.

Perlu diketahui bahwa stevia terasa 300 kali lebih manis dibandingkan dengan gula pasir / sukrosa.

Jenis pemanis ini juga termasuk ke dalam pengganti gula untuk diabetes, karena jenis pemanis yang relatif tidak meningkatkan kadar gula dalam darah dan bebas kalori.

Namun stevia pada umumnya mempunyai harga lebih mahal dibandingkan dengan alternatif pemanis lainnya. Stevia ini mempunyai rasa sedikit pahit setelah mengkonsumsinya.

Jadi dibutuhkan beberapa bahan lain serta mencampurkan gula, untuk menetralkan rasa pahit tersebut dan mengganggu nilai nutrisinya. Sehingga pastikan untuk selalu mengecek daftar bahan terkandung di stevia (tertera pada kemasan).

4. Acesulfame Potassium

Acesulfame potassium merupakan pemanis buatan manisnya 200 kali lebih tinggi dibandingkan gula pasir.

Pemanis ini ternyata juga mempunyai rasa sedikit pahit setelah selesai dikonsumsi. FDA menyampaikan bahwa acesulfame adalah pemanis yang rendah kalori.

Banyak penelitina juga membuktikan pemanis buatan satu ini aman saat dikonsumsi. Hal ini menjadi alasan acesulfame potassium termasuk ke dalam pengganti gula yang baik bagi penderita diabetes.  

5. Tagatose

Tagatose adalah bentuk dari fruktosa yang memiliki rasa 90% lebih manis daripada gula pasir.

Banyak juga perusahaan yang memakai tagatose sebagai stabilisator dan pemanis rendah kalori. Terdapat beberapa penelitian menunjukkan tagatose mempunyai indeks glikemik rendah.

Bahkan dapat menjadi pendukung pada pengobatan obesitas. Namun perlu diketahui jika tagatose termasuk pemanis buatan yang sulit diperoleh di pasaran.

6. Sakarin

Pemanis ini termasuk pemanis buatan lainnya yang cukup populer. Sakarin ini memiliki 200 hingga 700 kali lebih  manis dibanding gula pasir dan termasuk pemanis bebas kalori.

Batas asupan harian menurut FDA yaitu  5 mg/kg berat badan. Pemanis buatan ini termasuk mudah ditemukan di pasaran.

Beberapa pengganti gula untuk diabetes di atas sangat baik dipilih untuk melengkapi kebutuhan gula harian.

Tapi ingat bahwa gula pengganti tersebut tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Hal ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu bersama dokter, agar dapat dikonsumsi dengan aman.

Info lain: Membangun Pola Makan Sehat dengan Mengurangi Makanan Olahan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *