Investasi jangka pendek dan panjang- Investasi tidak hanya bagi orang yang yang sudah benar-benar mapan secara ekonomi, tetapi semua orang yang memiliki kelebihan dana bisa ikut serta dalam investasi apapun jenisnya.
Tindakan ini lebih tepat dilakukan sebagai cara untuk berjaga-jaga dan mengembangkan aset ‘nganggurnya’ daripada didiamkan saja dan tidak menghasilkan apa-apa. Malah terkadang bisa tergerus biaya administrasi jika hanya disimpan di bank dalam bentuk simpanan.
Table of Contents
Semakin banyak kaum milenial yang melek akan investasi, maka semakin baik sebagai langkah cerdik mengamankan aset.
Apalagi bagi milenial yang sudah berkeluarga. Investasi bisa digunakan sebagai dana yang dipersiapkan untuk beberapa rencana kedepan untuk si buah hati atau untuk diri sendiri.
Pemilihan investasi karena lebih aman dan minim risiko dibanding jenis lain, dan tentunya lebih banyak menghasilkan keuntungan.
Jangka Waktu Investasi
Jika dilihat dari jangka waktunya, investasi dibagi menjadi 3 yaitu jangka pendek, menengah dan panjang.
Investasi jangka pendek biasanya berdurasi kurang dari satu tahun, sementara jangka menengah antara 1 – 5 tahun. Investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun.
Bagi para milenial yang baru memiliki pengalaman pertama dalam investasi, maka jangka pendek dan menengah menjadi pilihan yang tepat.
Alasannya dana dikelola pada instrumen-instrumen yang mudah dicairkan dan diperjualbelikan. Sehingga baik pokok dan bunga dicairkan dalam kurun waktu yang singkat.
Kedua jenis investasi itu bisa dibilang risikonya rendah karena dijamin dengan peraturan perbankan yang jelas. Sehingga sangat cocok diperuntukkan bagi pemula sebagai pembelanjaran dalam berinvestasi.
Tujuan Investasi Jangka Pendek
Berinvestasi tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
- Sebagai pembelanjaran bagi para investor pemula
- Bisa dijadikan tambahan cashflow dalam waktu yang cukup singkat.
- Dapat menambah modal usaha bagi yang ingin membangun usaha.
- Memberikan keuntungan yang pasti dalam waktu singkat dan minim risiko.
- Bentuk dari passive income.
Jenis-jenis Investasi Jangka Pendek dan Panjang
Setidaknya ada 4 jenis investasi yang berdurasi singkat yang modalnya dapat ditanamkan pada jenis-jenis berikut ini:
1. Deposito
Instrumen ini paling sederhana dan mudah karena di semua bank pasti menyediakan jenis investasi ini. Deposito merupakan salah satu produk tabungan dimana nasabah menyetorkan sejumlah dana yang bisa dicairkan dalam waktu singkat beserta dengan bunganya. Jangka waktunya biasanya mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan.
Ada satu kelemahan yang harus diperhatikan, yaitu penarikan dana sebaiknya dilakukan pada saat jatuh tempo.
Lalu bagaimana jika butuh dana mendesak dan diambil sebelum jatuh tempo? Sebenarnya bisa, tetapi akan ada penalti/denda yang jumlahnya lumayan besar. Jadi kalau dana yang ditanamkan tidak terlalu besar, maka bunga tergerus, jadi nominal bunga yang diterima kecil plus pokoknya.
LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) menjamin dana yang ditanamkan di bank dengan nominal paling tinggi sebesar Rp 2 milyar.
Suku bunga deposito jelas lebih tinggi daripada suku bunga simpanan, dan besarannya tergantung dari bank yang akan dituju kisarannya bisa dari 2 % – 5 % per tahun.
2. Reksadana
Reksadana bisa dikatakan sebagai produk investasi yang dananya dihimpun dari masyarakat yang kemudian dananya dikelola oleh seorang manajer investasi supaya memperoleh keuntungan.
Sehingga investor tidak perlu memikirkan bagaimana cara dan strategi untuk dapat menghasilkan keuntungan, manajer investasi yang bertanggungjawab.
Reksadana ada yang jangka panjang dan pendek, untuk yang baru pertama kali, maka disarankan untuk yang jangka pendek karena sifatnya yang likuid.
Reksadana pasar uang adalah pilihan utama bagi manajer investasi karena durasinya singkat (satu tahun) dan risikonya rendah (bunganya juga tidak setinggi jangka panjang).
3. Surat Utang Negara (SUN)
Merupakan surat pernyataan hutang yang penerbitannya dilakukan oleh negara untuk menarik investor agar membelinya. SUN merupakan salah satu jenis Surat Berharga Negara (SBN) selain SBR (Saving Bond Ritel), Obligasi dan Sukuk
SUN cukup menguntungkan karena tergolong aman dan mudah yang baik pokok dan bunganya (biasanya disebut kupon) dijamin melalu Undang-undang.
Bagi investor yang tertarik, modal minimal yang disetorkan biasanya cukup Rp 1 juta saja dan kelipatannya dengan nilai maksimal Rp 3 milyar.
Dana yang yang ditanamkan oleh investor akan digunakan oleh negara untuk menunjang pembangunan dan pembiayaan negara lainnya, jadi sebenarnya para investor SUN ini turut mendukung kegiatan pemerintah.
4. Fintech P2P Lending
Fintech P2P Lending Merupakan produk investasi yang mana investornya yang dananya akan dijadikan modal kepada UMKM dalam pengembangan usaha mereka, yang diberikan imbalan dengan suku bunga tertentu.
Untuk jangka waktu jenis investasi ini adalah 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan, sehingga pengembalian dana dan bunga lebih cepat. Untuk dapat berinvestasi anda bisa memulai dengan nominal kecil yaitu Rp 500.000 saja.
Namun yang harus diingat adalah walaupun bunganya besar, terdapat risiko yang besar gagal bayar karena jenis usaha yang dibiayai UMKM, ada kemungkinan lebih besar mengalami kebangkrutan.
5. Saham
Investasi saham sekarang lebih mudah dengan menggunakan aplikasi khusus yang menyediakan kegiatan trading yang bisa anda unduh di playstore.
Saham ini menjanjikan lebih besar keuntungan, namun juga terdapat risiko yang jauh lebih besar dari keempat jenis investasi yang disebut diatas.
Perlu ketrampilan dan pembelajaran terlebih dahulu agar investasi ini bisa mendatangkan keuntungan yang stabil.
Artinya anda adalah manajer bagi diri anda sendiri, karena saham ini layaknya seperti orang ‘berdagang’ yang dituntut memiliki keahlian membaca situasi dan trend baik kenaikan dan penurunan harga saham.
Demikian beberapa jenis investasi berdurasi singkat yang bisa anda pertimbangkan untuk menambah aset anda. Semoga bermanfaat.