Metode Relatif Nilai Intrinsik Saham Dalam Analisis Fundamental

Metode Relatif Nilai Intrinsik Saham Dalam Analisis Fundamental Saham
Metode Relatif Nilai Intrinsik Saham Dalam Analisis Fundamental Saham (Pict: yahoo finance)

Metode relatif nilai intrinsik saham disebut juga sebagai metode multiple yaitu metode valuasi untuk menentukan saham perusahaan dijual dengan harga mahal atau murah

Terdapat dua variable yang sering digunakan dalam metode relatif nilai intrinsik saham yaitu PER dan PBV. Namun dalam artikel ini untuk memperkaya analis relatif disertakan pula variable P/S (Price/Sales) dan P/OPPS

1. PER (Price Earning Ratio)

PER merupakan salah satu cara menghitung valuasi saham dengan cara membandingkan harga saham di pasar dengan laba bersih per saham (EPS)

EPS (Earning Per Share) dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar. Untuk memahami lebih lanjut tentang PER dan EPS anda bisa membaca di laman: Rumus PER dan PBV serta EPS dalam Analisis Saham

2. PBV (Price to Book Value Ratio)

PBV dihitung dengan cara membandingkan harga saham dengan nilai buku per lembar. Nilai Buku Perlembar dapat dihitung dengan membagi total ekuitas dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Ekuitas bisa kita dapatkan dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di IDX. Untuk mendapatkan laporan keuangan, Anda juga bisa membaca pada laman: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan

3. P/S (Price/Sales)

P/S disebut juga sebagai variable penjualan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi harga saham per lembar dengan omzet penjualan per lembar

Rumus P/S:

P/S = Harga Saham Per Lembar / Penjualan Per Lembar

Penjualan Per Lembar = Total Penjualan Setahun / Jumlah Lembar Saham Beredar

Baca juga  Why The Rich Are Getting Richer Ringkasan

Aturan: semakin rendah rasio P/S maka dapat dikatakan saham semakin murah

Sebagai contoh:

PT. Mikaylabinar.com mampu mencetak omzet penjualan sebesar Rp. 1 miliar pertahun. Jumlah saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar saham. Laba operasi Rp. 600 juta dan laba bersih Rp. 300 juta. Harga saham yang beredar Rp. 1.500 per lembar

Maka kita dapat menghitung nilai penjualan per lembar (sales per share) sebesar Rp. 1.000 per lembar

P/S = Rp. 1.500 / Rp. 1000 = 1.5 kali

Dengan melihat harga saham yang ditawarkan saat ini sebesar Rp. 1.500 per lembar maka dapat disimpulkan bahwa saham PT. Mikaylabinar.com dijual pada multiple 1.5 kali penjualan

Oleh karena itu, anda harus membandingkan valuasi relatif saham PT. Mikaylabinar.com dengan saham pada perusahaan sejenis untuk menentukan apakah saham tersebut lebih mahal atau lebih murah

4. P/OPPS (Operating Profit Per Share)

OPPS atau laba operasi berbeda dengan laba bersih dimana laba operasi merupakan keuntungan murni dari aktiviitas operasional perusahaan yaitu penjualan dikurangi beban operasi seperti biaya produksi, biaya gaji, biaya listrik dan sebagainya

Rumus:

P/OPPS = Harga saham per lembar / Laba operasi per lembar

Laba operasi per lembar = Laba operasi setahun/ Jumlah lembar saham beredar

Aturan: Semakin rendah P/OPPS maka saham semakin murah

Sebagai contoh:

PT. OKE mencatat laba operasi per tahun sebesar Rp. 600 juta dengan jumlah saham beredar sebanyak 1 juta lembar saham. Harga saham Rp. 1.500 per lembar

Maka:

Laba operasi per lembar = Rp. 600 juta / 1 juta =Rp. 600 per lembar

Jadi:

P/OPPS = Rp. 1. 500 / Rp. 600 = 2.5 kali

Anda harus membandingkan rasio P/OPPS dengan perusahaan lain yang sejenis. Semakin rendah P/OPPS semakin murah

Baca juga  Mengungkap Siapa Satoshi Nakamoto dibalik Kemunculan Bitcoin

Membandingkan dengan perusahaan lain harus sejenis di dalam industri yang sama. Misalnya perusahaan properti harus dibandingkan dengan perusahaan properti,

Perusahaan Bank harus di bandingkan dengan Bank tidak boleh membandingkan dengan perusahaan yang tidak sejenis sebagai contoh tidak boleh membandingkan perusahaan properti dengan perusahaan tambang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *