Mikaylabinar.com- Salah satu indikator yang membandingkan volatilitas dan harga relatif dalam satu periode analisis adalah Indikator Bollinger Bands (BB).
Indikator ini banyak digunakan oleh trader karena tampilannya yang memiliki ciri khas unik yang berupa bungkusan menyelimuti pergerakan harga market.
Table of Contents
Apa Itu Bollinger Bands ?
Indikator ini diciptakan oleh John Bollinger pada awal tahun 1980 dengan menggabungkan Moving Averages yang membungkus pergerakan harga market.
Sebenarnya Moving Averages yang digunakan terdiri dari tiga buah garis yang membentuk semacam sabuk pembatas dibagian atas, tengah dan bagian bawah.
Namun, seringkali garis dibagian tengah tidak ditampilkan karena hanya merupakan garis moving averages biasa.
BB menggambarkan antara demand dan supply apabila terjadi ketidak seimbangan maka garis pembungkus tersebut semakin melebar.
Sebaliknya, jika terjadi keseimbangan yang artinya pasar bergerak dalam kondisi sideways maka BB akan lebih menyempit dari biasanya karena memang laju harga tidak secepat ketika uptrend atau downtrend.
Sebagai indikator volatilitas, maka penggunaan BB sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain, karena BB hanya sebagai petunjuk awal dalam memberikan gambaran pergerakan harga.
Satu hal yang unik dari BB adalah memberikan kebebasan kepada semua orang untuk menginterpretasikan sesuai dengan caranya masing-masing.
Bungkusan Bollinger
Pada umumnya harga bergerak di dalam bungkusan BB, ketika ada harga yang keluar dari bungkusan sabuk maka akan terjadi reversal (pembalikan harga).
Namun, ada juga terjadi trend yang berlanjut, oleh karenanya perlu dikombinasikan dengan indikator lain yang sifatnya action seperti Indikator RSI, Stochastic ataupun Indikator Momentum, terserah mana yang paling sesuai bagi anda
Penggunaan indikator yang tepat akan menghasilkan keputusan yang saling menguatkan dalam mengambil keputusan.
Semakin kita memahami penggunaan indikator action maka semakin bagus dalam menganalisa Bollinger band.
Jadi Bollinger band adalah indikator teknikal yang memiliki tiga garis utama yang bergerak mengikuti rata-rata pergerakan harga sepanjang periode tertentu.
Garis utama Bollinger band yang berda di tengah gerakan (middle band) dan menjadi tolok ukur merupakan garis rata-rata pergerakan harga yang dihitung secara sederhana ( simple moving average).
Sementara dua garis lainnya di bagian atas (upper ) dan bagian bawah ( lower) band dihitung berdasarkan +/-2 standar deviasi dari garis rata-rata (MA)
Bollinger band menjadi salah satu indikator yang popular di kalangan para trader dunia. Banyak sekali strategi trading yang ada saat ini menggunakan Bollinger band sebagai dasar pengambilan keputusan transaksi, termasuk yang sudah berbentuk expert advisor (robot).
Cara Menggunakan BB
Penggunaan Indikator Bollinger Bands sangat mudah, jadi ketika ada harga yang melewati bungkusan bagian atas maka biasanya akan terjadi penurunan karena telah mencapai overbought.
Sebaliknya jika telah mencapai oversold maka akan terjadi kenaikan. Nah, untuk mengetahui apakah harga akan melanjutkan kenaikan atau malah berbalik arah sebaiknya dikombinasikan dengan indikator yang lain.
Jika harga dibagian luar Bollinger Band, hal tersebut tidak selalu berarti reversal, namun dapat juga merupakan sinyal berlanjut terutama ketika garis bergerak semakin menyempit.
Bollinger Band dapat digunakan sebagai penjelas pola harga (price pattern) seperti pola “M” pada puncak harga dan pola “W” pada dasar harga.
Nilai default Bollinger band adalah MA 20, plus 2 SD (Standar Deviasi) untuk upper band dan minus 2 SD untuk lower band.
Nilai aktual dari setiap instrument dapat berbeda-beda bergantung pada instrumennya dan time frame yang digunakan masing-masing.
Periode MA yang digunakan sebaiknya intermediate dan tidak harus dicari seakurat mungkin seperti halnya ketika menggunakan MA crossover.
Jika periode MA diatur lebih panjang, maka sebaiknya jumlah standar deviasinya juga turut ditingkatkan, misalnya, +/- 2,1 standar deviasi pada MA periode 50.
Standar Deviasi
Demikian juga sebaliknya, standar deviasi diturunkan ketika menggunakan MA periode lebih pendek, misalnya +/- 1,9 SD pada MA periode 10. Untuk memudahkan ditulis sebagai berikut:
1. Upper band= Middle band + 2 standar deviasi
2. Middle band = MA periode 20
3. Lower band= Middle band -2 standar deviasi
Contoh :
Bollinger bands indikator dapat digunakan untuk membandingkan pergerakan harga dengan pergerakan indikator lain untuk menghasilkan sinyal transaksi yang valid.
Pada gambar berikut, indikator Bollinger band dikombinasikan dengan volume untuk memperkuat analisa. Contohnya berikut ini:
Analisa :
Berikut ini adalah cara membaca/menerjemahkan dari grafik Bolling Band diatas:
- Pada angka nomor 1 di dapati bahwa harga telah keluar dari bungkus Bollinger band di garis atas (upper band) pembungkus. Biasanya seperti ini mengindikasikan reversal dimana harga akan mengalami penurunan.
Namun, jika dilihat angka 1 pada indikator Volume. Warna hijau melewati garis rata-rata. Artinya demand naik atau dengan kata lain permintaan banyak mengindikasikan harga akan naik berlanjut (bullish) - Pada angka 2, terjadi overbought. Ketika harga keluar dari bungkus bollinger band dengan volume merah diatas garis rata-rata. Ini pertanda bahwa akan terjadi bearish atau harga akan turun
- Pada angka 3, harga keluar dari batas bawah bungkus Bollinger band dengan warna hijau ditambah dengan jumlah volume berwarna hijau yang melewati garis rata-rata. Ini mengindikasikan akan terjadi bullish atau kenaikan harga
Dengan memahami analisa seperti ini akan memudahkan anda dalam melakukan trading sehingga meraih keuntungan. Bisa juga dikombinasikan dengan indikator lain, misalnya Indikator Volume Saham silahkan mencoba…
Anda bisa melihat versi videonya artikel ini di channel mikaylabinar.com Bollinger Band untuk Memahami Pergerakan Market