Karir atau Karier : Mengenal Jenis Jenjang Karir

Posted on

Menentukan jenjang karir atau karier pada karyawan ini akan terdiri dari dua tipe yaitu, jenjang karier kontributor dan jenjang karier manajemen

Selain itu juga harus membuat titel dalam pekerjaan, menanyakan pertumbuhan karir yang dibutuhkan, memberikan kesempatan untuk menambah skill dan mengelola mental individu kontributor.

Rata-rata masa bakti pada karyawan sekitar umur 25-34 sekitar 2.8 tahun. Sedangkan dalam grup usia 35-44 tahun ada di rerata 4.7 tahun. Kemerosotan tersebut menjadi salah satu tantangan bagi HRD agar bisa mempertahankan karyawan terbaiknya.

Namun, bukan tidak ada jalan keluarnya dalam merencanakan jenjang karier untuk karyawan in merupakan strategi yang bisa dilakukan. Pada artikel kali ini kita akan membahasa cara untuk merencanakan jenjang karier bagi karyawan.

Mengenal Jenis-jenis Jenjang Karir

Secara umumnya jenjang karir pada perusahaan akan di bagi ke dalam dua bagian yaitu, jenjang kontributor individu dan jenjang manajemen. Jenjang karier pada manajemen atau menjadi seorang manajer akan menawarkan kemajuan pada karir yang akan terus menanjak.

Hal tersebut akan berfokus agar bisa menjadi pemimpin dan juga mengelola tim serta berpengaruh pada keputusan strategi dalam perusahaan.

Jenjang karir kontributor pada individu akan menawarkan berbagai cakupan karir yang jauh lebih horisontal.

Fokus hal tersebut di penambahan dan juga pengembangan ketrampilan khusus pada pekerjaan tertentu tanpa harus memimpin tim. Pada kedua jenis jenjang karir tersebut memungkinkan para karyawan untuk bisa mencapai tujuan karirnya serta memberikan kontribusi yang positif untuk perusahaan ketika menciptakan tim yang lebih solid.

Cara Membuat Rencana Jenjang Karir Karyawan

Ketika sudah mengetahui jenjang karir atau karier ada dua tipe, berikut ini adalah cara agar bisa merencanakan yang nantinya bisa untuk di ikuti oleh karyawan supaya lebih terpacu dalam mengikuti jenjang karir paling sesuai dengannya dan tetap memiliki manfaat untuk perusahaan.

1. Membuat titel pekerjaan sebagai “senior”

Walaupun para karyawan yang mengambil jalur secara individual kontributor tidak memiliki ketertarikan sebagai manajer maupun memimpin sebuah tim. Maka mereka masih harus diakui dengan pekerjaan serta kontribusi pada perusahaan. Mempunyai beberapa titel sebagai senior di atas level staff untuk mereka akan sangat disarankan.

2. Tanyakan pertumbuhan karir yang paling diperlukan

Meluangkan waktu untuk berbicara serta mendengarkan rencana karir atau karier. Amati serta catat bagaimana mereka akan melihat perkembangan dalam karir serta ketrampilan apa yang paling ingin dikuaasi agar dapat lebih baik lagi.

3. Memberikan kesempatan untuk menambah skill

Spesialisasi yang dimiliki oleh seorang kontributor idealnya akan terus bertambah dengan seiring berjalannya waktu. Pastikan jika perusahaan akan memberikan kesempatan maupun support untuk para individual kontributor agar terus menambah ketrampilan paling baru supaya semakin relevan dan bermanfaat untuk perusahaan.

4. Mengelola mental individual kontributor

Ada sebuah penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa para manajer akan mempunyai tingkatan engagement yang jauh lebih tinggi dalam pekerjaan bila dibandingkan dengan kontributor individu.

Harus di ingat jika para kontributor perlu untuk di dengar serta di hargai. Terutama yang cenderung lebih introvet dan bisa saja ada keengganan dalam berbagi di masa burnout. Baca juga : Perbedaan Job dan Karir

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *