Indikator Stochastic Pada Analisis Saham

  • Share

Mikaylabinar.com Indikator Stochastic adalah termasuk indikator standar yang ada dalam setiap aplikasi charting market dan indikator ini termasuk indikator yang favorit dikalangan trader. Cara membaca Stochastic digunakan untuk market apakah sudah oversold atau overbought

Indikator ini termasuk kedalam leading indicator yaitu indikator yang mendahului pergerakan harga dari market yang anda pantau sehingga membantu anda dalam mengantisipasi pergerakan harga kedepannya.

Apa Itu Indikator Stochastic?

Indikator stochastic saham ini diciptakan oleh George Lane, presiden dari Investment Educators, Inc. Ia menciptakan formula indikator ini setelah mengamati keterkaitan antara harga penutupan terakhir dengan harga tertinggi dan harga terendah dalam kurun waktu tertentu.

Harga penutupan terakhir yang secara konsisten semakin mendekati harga tertinggi mengindikasikan dorongan beli atau terjadi akumulasi yang merupakan sinyal dari bullish.

Sedangkan, harga penutupan terakhir yang mendekati harga terendah menandakan tekanan jual atau sinyal akan terjadi bearish

Stochastic mirip seperti Indikator Momentum dan Indikator RSI. yaitu, jenis Indikator yang bisa memberikan sinyal divergensi, overbought dan oversold.

Indikator Stochastic juga menghasilkan mekanisme untuk menghubungkan tren jangka pendek dan tren jangka panjang dengan cara membandingkan harga penutupan terakhir dengan total rentang pergerakan harga dalam periode tertentu.

Garis Indikator Stochastic yang tinggi menandakan bahwa harga close dekat dengan harga low pada rentang perdagangan periode tertentu.

Konsep Indikator Stochastic

Konsep yang mendasari indikator ini adalah ketika pergerakan harga di pasar meningkat, maka harga close cenderung berada di dekat harga high rentang perdagangan.

Sebaliknya, ketika pergerakan harga di pasar menurun, harga cenderung berada di dekat harga low rentang perdagangan.

Baca juga  Perbedaan Technician dan Chartist dalam Teknikal Analisis

Stochastic menampilkan dua garis dalam osilator yang disebut dengan garis %K dan garis %D dimana garis %K dinyatakan sebagai garis stochastic mentah yang sifatnya lebih sensitive dan cepat, garis ini merupakan garis utama dan berfungsi sebagai signal line.

Sedangkan, garis %D merupakan garis rata-rata yang diambil dari rata-rata garis %K dimana garis %D ini disebut sebagai trigger line.

Kedua garis ini berkisar dalam rentang skala vertical antara 0 hingga 100. Jika garis stochastic berada diatas level angka 80 maka disebut zona overbought, sedangkan jika garisnya berada di bawah level 20 dinyatakan berada dalam level zona oversold

Stochastic bisa digunakan untuk menggambarkan periode daily chart, weekly chart, ataupun monthly chart. Standar periode yang digunakan dan direkomendasikan oleh penemunya adalah periode 14.

Tapi, Trader bisa mengganti periode yang digunakan sesuai dengan yang dinginkan. Untuk mengatur periodenya biasanya di periode 14, 19 dan 24 merupakan periode yang sering digunakan

Rumus Stochastic

Rumus yang digunakan untuk menghitung Stochastic, sebagai berikut:

(close)-(low dari n)/(high dari n)-(low dari n) x 100 = %K
Close : harga penutupan saat ini
Low dari n : harga rendah pada rentang perdagangan selama periode yang digunakan
High dari n : harga tinggi pada rentang perdagangan selama periode yang digunakan

Angka 100 pada rumus ini berfungsi untuk mengubah nilai menjadi persentase. Oleh karena itu, jika harga close pada hari ini sama dengan harga high dalam rentang waktu yang diamati, maka persentase %K mencapai 100%.     

Cara Membaca Stochastic

Anda tinggal tambahkan indikator stochastic pada charting maka secara otomatis akan ditampilkan di kotak osilator yang biasanya ada di bagian bawah charting setelah indikator volume.

Baca juga  Cara Menggunakan Indikator Momentum Saham

Hal yang perlu diperhatikan adalah kegunaan dari stochastic yang berfungsi sebagai :

  • Divergensi
  • Overbought
  • Oversold

Divergensi terjadi apabila market naik namun garis stochastic tidak naik maka akan terjadi penurunan, begitupun sebaliknya jika market turun namun garis stochastic tidak turun atau mendatar maka akan terjadi kenaikan

Overbought, zona diatas angka 80 pada stochastic di sebut sebagai zona overbought dan garis stochastic %K memotong kearah bawah garis %D sebagai sinyal akan terjadi penurunan

Oversold, zona dibawah angka 20 pada stochastic disebut sebagai zona oversold dan garis stochastic %K memotong kearah atas garis %D sebagai sinyal akan terjadi kenaikan

Sebagai contoh:

Cara Membaca Stochastic Oscillator

Keterangan:

Indikator Stochastic terletak pada kotak bagian bawah yang disebut kotak Osilator. Perhatikan dibagian kotak osilator dimana terdapat dua garis berwarna biru (%K) dan garis berwarna merah (%D).

Indikator ini menggunakan level angka mulai dari 0 – 100. Dimana angka 0-20 disebut sebagai zona oversold (jenuh jual) dan angka 80-100 disebut sebagai zona overbought (jenuh beli)

Jika garis stochastic berwarna biru memotong kearah atas garis merah di zona oversold menandakan sinyal akan terjadi kenaikan (ditunjukkan tanda panah buy)

Demikian pula ketika garis biru memotong kebawah garis merah di dalam zona overbought (ditunjukkan tanda panah sell) menandakan akan terjadi penurunan

Divergensi terjadi ketika harga pada market (ditunjukkan garis 1 pada candlestick) menurun. Namun tidak diikuti penurunan yang signifikan pada garis stochastic. Ini menandakan akan terjadi kenaikan (angka 1 divergensi). Kalau kita perhatikan setelah garis 1 divergensi terjadi kenaikan market walaupun hanya sampai level 40.

Oleh karena itu, stochastic perlu dipadukan dengan pemahaman yang baik tentang pola candlestick untuk memperkuat analisis secara teknis. Demikian cara membaca stochastic oscillator.

Baca juga  George Lane Bapak Indikator Stochastic

Artikel ini bisa Anda lihat dalam versi youtubenya di channel mikaylabinar.com Indikator Stochastic dan Cara Menggunakannya

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *