Cara Membaca Indikator RSI Relative Strength Index dalam Analisis Saham

  • Share

Mikaylabinar.com– RSI (Relative Strength Index) salah satu indikator yang cukup popular digunakan oleh para trader. Ini karena kemudahannya dalam cara membaca indikator RSI ini.

RSI diciptakan oleh J Welles Wilder pada tahun 1978. Wilder adalah orang yang sama dengan yang memperkenalkan indikator Parabolic SAR dan Indikator ADX.

Welles Wilder memperkenalkan konsep indikator RSI dalam bukunya yang berjudul New Concept in Technical Trading System. Buku ini dipublikasikan dimajalah terkemuka Commodities ( saat ini Futures Magazine).

Apa itu Indikator RSI ?

RSI membandingkan kekuatan relatif pada kenaikan harga dengan kekuatan relatif pada penurunan harga dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu 9 dan 14 hari adalah periode perhitungan yang sering dipakai.

Periode RSI yang dijadikan standar oleh Wilder adalah 14 hari. Tapi, Trader dapat mengganti periodenya menjadi 12, 10, 9, 8,7 ..dst sesuai dengan keinginan trader.

Semakin kecil periode yang digunakan maka semakin sensitive garis RSI yang dihasilkan dan lebih cocok untuk tujuan trading jangka pendek

RSI mempunyai batasan level terendah dan tertinggi dengan menggunakan skala 0 sampai 100.

Wilder menggunakan standar 70 untuk level di zona atas yang dinyatakan sebagai area overbought. Sedangkan, untuk standar level di zona bawah (oversold) Dia menggunakan standar 30.

RSI dihitung dengan membandingkan keuntungan pada sesi perdagangan yang menurun dalam rentang waktu tertentu.

Rumus yang digunakan dalam indikator RSI = 100 –(100/(1+RS)). Dimana RS = Rata-rata kenaikan dalam periode / Rata-rata penurunan dalam periode

Fungsi dan Kegunaan RSI

RSI memiliki dua fungsi utama, yaitu:

Baca juga  Cara Menggunakan Indikator OBV (On Balance Volume)
  1. Sebagai indicator penjualan/pembelian berlebihan (overbought/oversold)
  2. Sebagai alat bantu untuk mengamati divergensi

Jika digunakan sebagai indikator overbought/oversold atau penjualan dan pembelian berlebihan. Maka RSI akan menunjukkan bahwa pasar sedang mengalami aksi pembelian yang berlebihan jika RSI melewati batas atas garis 70%.

Di titik ini, pasar akan rentan terhadap pembalikan atau masuk kedalam periode konsolidasi.

Sebaliknya, jika RSI melewati batas garis bawah 30% dinyatakan dalam kondisi oversold atau pasar telah mengalami jenuh jual dan ini mengindikasikan akan terjadi pembalikan menuju bullish/kenaikan

Jika digunakan sebagai alat bantu untuk mengamati divergensi, dilakukan dengan cara mengamati ketika harga mencapai titik high baru dalam sebuah sesi perdagangan.

Dan RSI-nya tidak mampu mencapai harga high yang sama maka keadaan ini disebut sebagai divergensi negatif dan sebagai sinyal bearish. Sedangkan, divergensi positif terjadi ketika harga mencapai titik low barunya, sedangkan RSI-nya tidak.

Cara Membaca Indikator RSI

Cara menggunakan RSI sama seperti indikator lainnya. Anda tinggal tambahkan indikator tersebut maka secara otomatis sistem komputer melakukan perhitungan dengan menampilkan chart dari pergerakan harga.

Dengan menggunakan rumus RSI seperti yang telah disebutkan diatas, hasil dari penghitungan rumus yang dihasilkan dari sistem komputer ditampilkan dalam bentuk garis di area Osilator.

Trader tinggal menentukan rentangnya untuk batas atas dan batas bawah, secara standar untuk batas atas menggunakan angka 70 untuk garis level atas dan 30 untuk garis level bawah

Cara membacanya sebagai berikut: Apabila garis RSI dari atas menembus ke bawah garis level 70 mengindikasikan sinyal bearish. Sebaliknya, RSI memberikan sinyal bullish jika garis RSI menembus keatas level 30.

Untuk standar level 30 dan 70 ini bisa juga diganti dengan angka lainnya, umumnya trader menggunakan angka level 20 (level bawah) dan 80 (level atas) sebagai pilihan untuk meredam bad signals yang didapat dari RSI.

Baca juga  Cara Menggunakan Indikator Bollinger Bands Dalam Pergerakan Market

Sebagai contoh:

indikator RSI saham
Contoh penggunaan indikator RSI

Keterangan:

Pada gambar charting diatas menggunakan RSI (14) yakni periode yang digunakan menggunakan standar Wilder yaitu 14 hari. Dan level RSI yang digunakan dalam osilator adalah 70 untuk level atas dan 30 untuk level bawah.

Ketika garis RSI melewati garis level bawah (level 30) maka mengindikasikan oversold atau jenuh beli dan ini menandakan akan terjadi reversal (pembalikan arah harga pada market).

Namun demikian, perlu dikonfirmasi dengan indicator lainnya karena seperti kasus diatas oversold terjadi dalam beberapa hari dimana garis RSI yang berada di area level bawah berlangsung dalam waktu lama.

Sebaliknya, ketika RSI berada dizona atas level 70 maka dinyatakan overbought atau jenuh beli dan ini mengindikasikan akan terjadi pullback atau arah harga akan berbalik arah menuju penurunan

Ringkasnya

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa fungsi RSI selain sebagai indicator pada kondisi jual jenuh atau beli jenuh, juga berfungsi sebagai alat bantu untuk mengamati divergensi sebagaimana yang ditunjukkan oleh panah 1 dan panah 2 dalam contoh charting diatas.

Panah 1 menunjukkan bahwa arah pergerakan harga pada market menurun sedangkan pada panah 2 dalam osilator menunjukkan bahwa garis RSI mengalami sideways, ini menandakan bahwa terjadi divergensi dimana pergerakan harga yang menurun akan mengalami pembalikan menuju kenaikan.

Divergensi terjadi jika garis RSI tidak tidak sama ‘sejalan’ dengan pergerakan harga yang terjadi di market. Jika harga cenderung naik, namun garis RSI cenderung menurun maka kedepannya akan mengalami bearish.

Sebaliknya, seperti contoh diatas jika harga cenderung turun namun garis RSI tidak ikut turun maka kedepannya akan terjadi kenaikan (bullish).    

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *