Terdapat 4 hal dalam manajemen keuangan startup yaitu laporan keuangan, analisis rasio finansial, Arus Kas dan Budgeting (Cashflow and Budgeting), serta Analisis CVP (cost volume profit analysis). Kali ini kita bahas Analisis Cost Volume Profit pada keuangan startup
Apa itu Cost Volume Profit?
Analisis Cost Volume Profit (CVP) adalah alat untuk membantu para manajer mengetahui kaitan antara biaya, volume dan laba dengan fokus pada harga produk, volume aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan produk campuran yang terjual.
Table of Contents
Analisis Cost Volume Profit (CVP) memiliki kegunaan untuk memastikan bahwa setiap penjualan yang dilakukan menghasilkan keuntungan. CVP terdiri dari 3 faktor, yaitu biaya-biaya, volume penjualan, dan profit.
Sebagai contoh, kalian baru saja mendirikan startup online fashion dengan biaya awal sekitar Rp. 100 juta yang digunakan untuk membangun startup kalian dari awal mulai pembelian domain, hosting, mendirikan toko online dan sebagainya
Apakah Startup Kalian Menguntungkan?
Jawabannya tergantung pada kemampuan kalian menghasilkan penjualan produk. CVP ini berguna membantu mengidentifikasi sebuah angka penjualan yang direncanakan
Penjualan berguna untuk menutupi pengeluaran dan menghasilkan keuntungan. Dari contoh diatas dengan dana modal 100 juta dikurangi pengeluaran tetap sebesar 40 juta dan keuntungan kalian yang diharapkan sebesar 20 juta berarti return yang kalian harapkan sebesar 20% dari investasi yang kalian tanamkan
Dengan menjumlahkan kedua angka tersebut, maka total dana yang harus kalian hasilkan sebesar 60 juta setahun. Namun, ketika kalian melakukan penjualan maka kalian juga mengeluarkan biaya variable (variable cost), oleh karena itu perlu dihitung dengan analisis CVP
Analisis CVP
Analisis CVP untuk menghitung kontribusi per penjualan. Yakni:
= Penghasilan yang diperoleh dari penjualan – biaya variable yang dikeluarkan untuk menghasilkan penjualan tersebut
Misalnya, startup online fashion kalian berhasil menjual baju seharga 300 ribu sedangkan kalian membelinya seharga 200 ribu maka keuntungan yang kalian dapatkan sebesar 100 ribu per baju
Lalu, bagaimana apabila produk yang kalian jual multiproduk? Yang perlu kalian lakukan adalah menghitung kontribusi per Rp. 1 penjualan. Dengan kata lain, dari setiap penjualan sebesar Rp.1 berapa rata-rata keuntungan setelah membayar biaya variable saja?
Seperti contoh diatas, baju terjual dengan harga Rp. 300 ribu padahal kalian membelinya seharga Rp. 200 ribu jadi kalian mendapatkan untung sebesar Rp. 100 ribu. Dengan kata lain kalian mendapatkan kontribusi sebesar Rp. 0.33 per Rp. 1 penjualan
Tahap terakhir dari analisis CVP adalah mencari tahu angka penjualan yang kalian butuhkan. Caranya dengan menggabungkan pendapatan yang kalian butuhkan dan kontribusi yang kalian harapkan dari tiap Rp. 1 per penjualan, dengan rumus sebagai berikut:
Penjualan yang diharapkan = Pendapatan yang dibutuhkan sebesar Rp. 60 juta / rencana kontribusi Rp. 0.33 dari Rp. 1 penjualan
Hasilnya diperoleh:
Penjualan yang diharapkan = Rp. 181,82 juta
Dari analisis CVP kalian bisa perkirakan berapa penjualan yang dibutuhkan agar bisa menutupi pengeluaran dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Ringkasnya
Analisis CVP ini biasanya digunakan oleh para manajer bisnis dan konsultan untuk mengetahui cost, volume, profit atau biaya volume laba dalam memahami kaitan perubahan volume penjualan, harga dan biaya akan memengaruhi laba.
Analisis CVP ini dikenal juga sebagai analisis Break Even Point (BEP) yakni titik impas antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi.