Jeff Bezos adalah salah satu orang terkaya dunia dan pendiri Amazon. Bezos lahir di New Mexico, USA tahun 1964 dari seorang ibu yang masih remaja, bersekolah di sekolah dasar di Houston, Texas, dan kemudian pindah ke Miami tempat Bezos melanjutkan sekolah menengahnya.
Sejak masa SMA, dia mulai berusaha untuk mendapatkan pemasukan mandiri dengan bekerja di McDonald’s. Jiwa entrepreneur-nya mulai tumbuh ketika dia mendirikan kamp pendidikan yang dinamakan “The Dream Institute” dengan mempekerjakan 6 orang
Table of Contents
Namun, Bezos mengakui bahwa pengalamannya selama bekerja di McDonald membantunya banyak belajar dalam sisi manajerial
Pendidikan
Bezos kuliah di Universitas Princeton di bidang teknik elektro dan ilmu komputer pada tahun 1986. Setelah lulus bekerja di perusahaan startup telekomunikasi dan kemudian Banker’s Trust (diakuisisi oleh Deutsche Bank) hingga ia menjadi wakil presiden, kemudian dia pindah kerja dengan posisi yang sama di hedge fund D.E Shaw.
Selama bekerja di D.E Shaw, Bezos ditugaskan untuk menemukan peluang bisnis, dan disinilah muncul ide untuk membuat website yang menjual buku secara online. Hingga lahirlah Amazon. Berikut profil Jeff Bezos dalam membangun bisnis perusahaannya:
Amazon
Pada usia 30 tahun, Bezos meninggalkan pekerjaannya di hedge fund setelah menemukan statistik bahwa internet tumbuh 2.300% per tahun. Dia terpesona oleh pertumbuhan ini, lalu ia mendirikan Amazon (NASDAQ: AMZN) pada tahun 1994 di garasi rumahnya di Seattle, Washington.
Situs ini diluncurkan pada tahun 1995 dengan lima karyawan, dan pada bulan pertama di tahun yang sama telah mampu menjual buku di lebih dari 50 negara bagian dan 45 negara yang berbeda. Pada awal mendirikan Amazon, Bezos mengatakan kepada para investor termasuk orang tuanya tempat dia meminjam modal usaha bahwa ada kemungkinan 70% usahanya gagal (Anda bisa baca laman : Perjalanan Jeff Bezos Dalam Mendirikan Amazon)
Walaupun ada risiko kegagalan, dia tetap menekuni pekerjaan yang berisiko tersebut. Dua tahun kemudian, tahun 1997 Amazon go public di NASDAQ seharga $18 per saham. Bezos telah memimpin Amazon menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia, dengan peningkatan saham lebih dari 150.000%.
Dot com Crash
Meskipun Dot Com crash pada tahun 2000 dan skeptisisme dari para analis, Amazon terus tumbuh dan menjadi raksasa yang mampu melebarkan sayapnya hingga menjangkau bisnis ruang angkasa dengan anak usahanya “Blue Origin”.
Pada awal Amazon berkembang, toko buku raksasa Barnes & Noble mencoba untuk mengakuisisi amazon. Namun, Bezos menolak tawaran itu dan Amazon terus tumbuh sementara pesaingnya Barnes dan Noble mengalami penurunan.
Amazon tidak hanya menjual buku secara online saja namun juga musik dan video. Bezos kemudian mengirim email ke seribu pelanggan yang menanyakan apa yang mereka inginkan di platform selanjutnya.
Pelanggan merespons dengan berbagai produk yang memulai ekspansi. Bezos menanamkan budaya di Amazon yang berfokus pada pemikiran jangka panjang, pendekatan yang berpusat pada pelanggan, dan penemuan. Ini membedakan Amazon dari pesaingnya dan memungkinkannya untuk berinovasi dan tumbuh secara konsisten.
Bezos saat ini memiliki peringkat persetujuan 84% yang terhormat di Glassdoor dan Amazon memperoleh pendapatan $280 miliar pada tahun 2019, jauh dari $147 juta pada tahun 1997. Bezos telah berhasil memimpin Amazon dari toko buku menjadi raksasa teknologi.
Washington Post
Kekayaan Jeff Bezos adalah tidak sepenuhnya bergantung pada sahamnya di Amazon karena ia memiliki banyak kepentingan bisnis lainnya.
Pada tahun 2013, Bezos membeli Washington Post seharga $250 juta. Walaupun pada saat iut media tersebut terus mengalami penurunan penjualannya. Bezos membeli media itu karena kepentingannya sebagai sebuah institusi dan nama besar Washington Post.
Bezos mengubah media tersebut menjadi media internet menggantikan industri surat kabar yang sudah mulai ditinggalkan oleh para pelanggannya. Sekali lagi, Bezos telah menunjukkan keahliannya untuk mengembangkan bisnis.
Blue Origin
Bezos melebarkan sayap bisnisnya hingga merambah usaha luar angkasa, Blue Origin yang didirikan Jeff Bezos adalah puncak dari mimpi masa kecilnya yang dimulai ketika dia berusia lima tahun menyaksikan pendaratan Apollo 11 di bulan.
Ketertarikan dengan luar angkasa ini berlanjut selama bertahun-tahun dan dalam pidato perpisahan Bezos, dikabarkan mengatakan “masa depan umat manusia tidak ada di planet ini”, menunjukkan fakta bahwa dia adalah seorang visioner. (Baca juga : Jeff Bezos Blue Origin Mengapa begitu berbeda)
Dalam beberapa tahun terakhir, dia tidak merahasiakan rencana jangka panjang bagi manusia untuk menghuni luar angkasa. Bezos ingin menjadi pengusaha luar angkasa, dan kesuksesannya dengan Amazon telah memungkinkannya untuk memenuhi mimpi ini.
Kegiatan Amal
Tahun 2021, Bezos menyumbangkan sebesar Rp. 2.9 triliun untuk Smithsonian Institution, sebuah museum, pusat pendidikan dan penelitian terbesar di dunia. 2020, Bezos memberikan sumbangan amal sebesar Rp. 143 triliun untuk perangi perubahan iklim melalui Bezos Earth Fund
2018-2019, dana yang disumbangkan untuk amal dalam memerangi tunawisma sebesar Rp. 2.7 triliun melalui Bezos Day One Fund. 2017-2018, Bezos telah banyak terlibat dalam berbagai sumbangan kegiatan amal lainnya. Demikian profil Jeff Bezos yang menginspirasi