Cara Memilih Investasi Berdasarkan Likuiditas

  • Share

Mikaylabinar.com– Pepatah mengatakan bahwa uang tunai adalah raja. Dengan memiliki uang tunai kita dapat mengambil kesempatan yang muncul dihadapan kita. Memilih investasi berdasarkan tingkat likuiditas menjadi prioritas.

Cash dan Aset

Saat terjadi krisis banyak aset dijual dengan harga murah termasuk saham dan properti. Maka orang yang memiliki uang tunai dapat mengambil kesempatan tersebut dengan mudah, membeli aset pada saat harganya murah.

Selain itu, uang tunai juga sangat penting ditengah kondisi sulit. Walaupun bisnis rugi jika kita punya uang tunai masih bisa bertahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Uang tunai adalah penting. Namun, bukan berarti kita hanya menyimpan uang di dalam tabungan dan tidak mengalokasikan ke dalam aset-aset yang produktif.

Jika kita hanya menyimpan uang dalam tabungan bank  maka semakin lama nilai dari uang semakin turun karena adanya inflasi serta nilai tukar uang yang semakin lemah. Oleh karena itu bukan uang tunai yang menjadi raja tapi likuiditas

Selain produktif, kita juga harus memperhatikan likuiditas dari aset kita. Semakin mudah suatu aset dicairkan dalam bentuk uang semakin tinggi likuiditas dari aset tersebut. Contoh aset yang likuiditas seperti deposito, mata uang asing, saham, reksadana, emas batangan, dan lainnya.

Dengan memiliki aset likuid. Saat kita membutuhkan uang maka aset tersebut sangat mudah untuk dijual atau dicairkan menjadi uang tunai kembali.

Sebaliknya, contoh aset yang kurang likuid seperti property, tanah dan bangunan. Tentu aset ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjual property dengan harga yang kita inginkan. Kita mengetahui bahwa investasi dapat berupa aset riil dan juga aset keuangan.

Baca juga  Cara Terhindar Investasi Bodong Baca Ini Dulu Agar Tidak Ragu

Aset Keuangan dan Aset Riil

Umumnya, aset keuangan memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan aset riil. Misalnya saham sangat mudah untuk dijual dibandingkan tanah atau rumah yang memerlukan waktu untuk menjualnya.

Meski demikian, property memiliki potensi yang besar dalam jangka panjang. Karena nilai harga tanah setiap tahun mengalami kenaikan dan property juga bisa menciptakan arus kas positif seperti pendapatan sewa, pendapatan hotel, dan lainnya.

Selain itu, Terdapat juga aset riil yang memiliki likuiditas seperti emas batangan. Oleh karena itu kita harus mencari titik keseimbangan. Menghabiskan uang kedalam aset yang tidak likuid menciptakan risiko bagi kita saat terjadi biaya tak terduga.

Disisi lain, menumpuk uang dalam tabungan juga membuat nilai uang kita semakin menurun karena inflasi. Dengan demikian, kita harus melakukan alokasi aset. Selain produktif, kita juga harus memiliki aset-aset likuid yang cukup

sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak terduga, kita dapat dengan mudah menjual aset likuid tersebut. Pada saat yang bersamaan, aset tersebut juga tetap produktif dalam memaksimalkan hasilnya.

Seperti yang disebutkan pada paragraph keempat, investasi dapat berupa aset riil dan aset keuangan. Aset riil adalah aset yang dapat terlihat secara fisik dan dapat dipegang seperti property, emas, berlian, dan lainnya.

Sementara, aset keuangan seperti deposito, mata uang asing, saham, obligasi, reksadana dan lain sebagainya.

Memilih Investasi

Kesimpulan dari tulisan ini. Kita harus memaksimalkan uang kita dengan memilih investasi yang memiliki tingkat likuiditas tinggi dan dapat menghasilkan cashflow.

Ketika kita membutuhkan uang, kita dapat dengan mudah mendapatkan uang dengan cara menjual aset yang memiliki likuiditas.

Alokasikan aset sebagian besar kedalam aset yang memiliki likuiditas lebih tinggi. Sedangkan sisanya alokasikan kedalam aset yang memiliki likuiditas rendah namun produktif dan memiliki nilai yang terus naik kedepannya. 

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *