Memahami Manajemen Portofolio dalam Investasi Aset Keuangan

Posted on

Mikaylabinar.com-Kinerja investasi tidak hanya dipengaruhi oleh pemilihan aset yang tepat, namun juga bergantung kemampuan kita dalam mengelola portofolio investasi. Oleh karena itu, perlu memahami manajemen portofolio dan investasi aset keuangan

A. Apa itu Manajemen Portofolio?

Secara sederhana manajemen portofolio merupakan proses pengelolaan aset-aset investasi dan bagaimana cara kita mengalokasikan uang kedalam kelas aset yang berbeda

Untuk memahami apa yang dimaksud kelas aset bisa anda baca dalam laman yang membahas tentang memahami kecerdasan finansial dengan mudah

Misalnya, dari total 100% dana investasi dimana manajemen portofolionya kita alokasikan sebanyak 40% kedalam emas, 30% saham, 20% obligasi dan 10% deposito. Kebijakan alokasi inilah yang disebut sebagai manajemen portofolio

Terdapat hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan manajemen portofolio dalam investasi yaitu tingkat likuiditasnya

Tingkat likuiditas ini dipahami sebagai kemudahan dalam mencairkan investasi kita kedalam bentuk uang. Semakin mudah untuk dijual dan diuangkan maka aset tersebut disebut semakin likuid

Kemudahan likuiditas ini penting karena akan memberikan kemudahan apabila kita membutuhkan uang untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak

Sedangkan aset yang tidak likuid akan menimbulkan masalah apabila kita membutuhkan dana dengan segera. Karena aset ini membutuhkan waktu untuk menguangkan aset tersebut

B. Aset Keuangan

Financial asset seperti saham, deposito, reksadana dan sebagainya memiliki tingkat likuid yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan real asset semisal tanah atau bangunan

Perusahaan atau institusi keuangan semisal Asset Management, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lainnya membagi portofolio investasi mereka kedalam tiga kelas aset utama, yaitu:

  1. Pasar uang
  2. Pendapatan tetap
  3. Saham

Misalnya, 50% dari total dana dialokasikan ke saham, 20% pasar uang dan 30% pendapatan tetap. Tentunya masing-masing institusi memiliki pertimbangan masing-masing dalam mengalokasikan besaran dana yang dikelolanya

Aset pada pasar uang (money market) biasanya berupa deposito di bank, surat utang yang jatuh temponya dibawah satu tahun, obligasi dengan periode jatuh tempo dibawah satu tahun dan sebagainya

Pasar uang ini tingkat likuiditasnya sangat tinggi dibandingkan yang lain. Dimana aset jenis ini sangat mudah untuk diuangkan dengan kisaran pertumbuhan uang yang didapat mudah diprediksi

Pendapatan tetap (fixed income), jenis aset keuangan ini berupa pendapatan tetap yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Misalnya, obligasi dengan jatuh tempo 3-5 tahun, MTN (medium term note) dan lain sebagainya

disebut pendapatan tetap karena imbal hasilnya berupa kupon dengan besaran tetap per tahun hingga jatuh tempo. Aset pendapatan tetap juga bisa diperjual belikan dan berpindah tangan dari satu investor ke investor lainnya

Aset keuangan selanjutnya adalah saham, secara sederhana saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan

Apabila anda membeli saham dari perusahaan x maka anda menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut

C. Cara melakukan Alokasi Aset dengan dana terbatas

Investor individu atau disebut investor ritel biasanya memiliki dana terbatas dalam artian tidak sebesar investor lembaga /institusi  yang mencapai puluhan miliar keatas

Anak muda umumnya ingin berinvestasi namun memiliki dana terbatas, solusinya adalah dengan investasi pada reksadana

Walaupun sebenarnya obligasi dan surat utang juga bisa dilakukan karena ada obligasi dan surat utang untuk ritel yang minimal pembeliannya 1 juta atau 5 juta

Namun, reksadana adalah yang paling mudah sangat terjangkau bagi kalangan muda. Hanya dengan modal 100 ribu rupiah sudah bisa berinvestasi di reksadana

Strategi manajemen portofolio yang bisa dilakukan pada investasi reksadana bisa anda lakukan dengan mengalokasikan 60% pada reksadana saham, 30% reksadana pendapatan tetap dan 10% reksadana pasar uang

Dengan catatan bahwa tingkat risiko pada reksadana saham lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat risiko pada jenis reksadana lainnya

Apabila anda ingin berinvestasi diatas 5 tahun maka perbesar pilihan pada reksadana saham,

Namun apabila time horizon atau periode waktu investasi yang Anda inginkan sekitar 3-5 tahun. Maka perbesar pada reksadana pendapatan tetap yang memiliki tingkat risiko lebih kecil jika dibandingkan dengan reksadana saham

Demikian pula, apabila time horizon investasi Anda hanya sekitar 1 tahun atau kurang. Maka sebaiknya perbesar alokasinya pada reksadana pasar uang yang memiliki tingkat risiko paling kecil jika dibandingkan dengan lainnya

Untuk memahami jenis reksadana apa yang paling tepat untuk anda, bisa dipelajari dengan lebih detai di laman panduan dalam memilih jenis reksadana.

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *