Mikaylabinar.com-Terdapat adagium yang popular di kalangan investor yaitu sell in may and go away . ini adalah cara menjual sahamnya pada bulan Mei dan tinggalkan pasar modal untuk beberapa saat.
Apa itu Sell in May and Go Away ?
Adagium ini didasarkan pada teori bahwa pada periode November hingga April, kinerja saham lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan pada bulan lainnya
Table of Contents
Investor biasanya menggunakan strategi ini dengan cara menjual pada awal bulan Mei. Dan hasil penjualannya disimpan dalam bentuk kas atau dialihkan ke instrument lain misalnya emas atau reksadana pasar uang.
Investor jangka pendek atau swing trader tidak melakukan strategi buy and hold dalam jangka panjang. Tetapi melakukan perubahan alokasi setiap 6 bulan sekali
Strategi ini mengindikasikan bahwa periode yang terbaik untuk berinvestasi saham yakni pada periode bulan November – April. Sementara periode yang buruk terjadi pada bulan Mei – oktober.
Hal ini didasarkan pada kondisi musim yang terjadi di Eropa. Dimana musim panas ‘summery’ dimulai bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober performance saham dibawah rata-rata.
Dan mulai menunjukkan performace baik pada musim dingin ‘winter’. Oleh karena itu orang lebih antusias terhadap pasar modal pada bulan November hingga April
Pada musim panas performance saham di Eropa dan Amerika loyo disebabkan aktivitas orang khususnya investor di pasar saham berkurang.
Pada musim ini bertepatan dengan musim liburan, mungkin disebabkan orang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk liburan atau bersama keluarga.
Awal Mula Istilah Ini Muncul
Istilah Sell in May and Go Away sebenarnya berasal dari pepatah kuno Inggris “Sell in May and go away, and come on back on St. Leger’s Day “.
Pepatah ini mengacu pada kebiasaan bangsawan, pedagang dan bankir yang akan meninggalkan kota London dan pergi ke desa-desa pada musim panas.
Sedangkan St. Leger’s Day mengacu pada St. Lager’s Stake yakni pacuan kuda yang diselenggarakan pada pertengahan bulan September.
Demikian pula yang terjadi di Amerika, para trader dan investor cenderung menghabiskan lebih banyak waktunya untuk liburan pada bulan ini dan bertepatan dengan hari Memorial Day dan Labor Day.
Sehingga pepatah jual pada bulan Mei dan tinggalkan pasar modal juga dijadikan sebagai strategi investasi seperti halnya di Inggris.
Dan memang, selama lebih dari setengah abad pola pasar saham memang mendukung teori ini. Apakah anda juga akan melakukan strategi ini ?
Semua pilihan andalah yang menentukan, jika tidak ingin repot untuk menentukan momentum jual beli di pasar modal bisa melakukan strategi investasi jangka panjang pada saham-saham unggulan.
Baca juga : Window Dressing dan fenomenanya di akhir tahun