Mengenal Realitas Kehidupan dan Sarana Apa Tujuan Dunia Itu?

Posted on

Realitas kehidupan- Satu hal yang harus benar-benar disadari oleh setiap manusia adalah pentingnya mengenal realitas kehidupan yang dijalaninya. Hari ini bukanlah seperti hari kemarin.

Maka ketika masa kejayaan telah berlalu dan Allah Maha mengetahui apa yang terjadi pada esok hari, kehidupan pun akan terasa sulit.

Malangnya, setiap orang akan sibuk dengan urusannya sendiri sendiri. Saudara-saudara anda yang hari ini makan sepiring bersama anda, esok hari akan makan dengan piring mereka sendiri bersama anak dan istrinya saja.

Hidup ini memerlukan usaha dan perjuangan, niat dan tekad serta kerja dan semangat. Bila seseorang tidak tidak bisa memenuhi semua syarat itu atau patah semangat di tengah jalan, niscaya dia akan dilewati oleh orang orang yang berjalan dibelakangnya. Tak seorangpun dari mereka yang berupaya menolong atau memperhatikannya.

Maka benar apa kata syair:

Bila manusia tak mencari kehidupannya sendiri

Ia akan selalu mengeluh miskin dan mencelah saudaranya

Realitas kehidupan yang sangat keras mengharuskan setiap orang untuk berdiri di atas kakinya sendiri dan menyandarkan hidupnya pada dirinya sendiri setelah kepada Allah serta terus mencari berbagai peluang atau kesempatan untuk meraih kehidupan yang lebih baik dengan bersnjatkan ilmu, iman, kesungguhan, kesabaran, dan ketabahan.

Semua kesulitan hanya dapat di atasi oleh orang orang yang sabar. Segala bencana hanya bisa dihadapi oleh mereka yang tabah.

Dan berbagai kesempatan hanya dapat diraih oleh mereka yang bersungguh sungguh. Niscaya berkat izin Allah keberhasilan akan menjadi sekutunya dan kesuksesan menjadi sahabat setianya

                Sebuah syair mengatakan,

                Jangan kira kemuliaan itu seperti kurma yang kau makan,

                Sebab kau tak dapat meraihnya kecuali dengan kesabaran

Adapun orang yang hanya berleha leha atau menenggelamkan diri dalam kenikmatan duniawi, menyibukkan perhatiannya pada masalah masalah sepele, atau menghabiskan waktu dengan menonton hal yang tiada berguna, maka ia termasuk orang yang tidak menyadari tanggung jawab dan kewajibannya di kehidupan ini

Ibnu Al qayyim; para cerdik cendikia dari setiap umat sepakat bahwa orang yang bergelimang dengan kemewahan itu sendiri, demikan pula dengan orang yang berselimut kemakmuran, ia pun tidak bisa merasakan ketenangan.

Bagaimanapun, kebahagiaan dan kenikmatan yang dirasakan seseorang sangatlah ditentukan oleh seberapa jauh kesulitan dan kesengsaraan yang telah dijalaninya.

Artinya, orang yang tak pernah susah niscaya tidak akan pernah merasakan kegembiraan. Orang yang belum pernah bersabar tidak akan bisa merasakan kenikmatan.

Orang yang tak pernah sengsara tak akan bisa menikmati kemewahan, dan orang yang tidak pernah lelah tidak akan merasakan kenyamanan.

Sebaliknya bila seseorang pernah merasakan kelelahan sedikit saja, niscaya dia akan merasakan kenyamanan yang panjang.

Karena itu, setiap orang yang berakal pasti akan mengatakan bahwa kenyamanan yang sempurna sangat ditentukan oleh tingkat kelelahan dan kesusahan.

Begitu pula dengan kenikmatan yang sempurna, yakni sangat ditentukan oleh sejauh mana kesulitan yang pernah dialami seseorang ketika mencarinya.

Hanya saja, patut di catat bahwa kenyamanan, kemewahan, dan kenikmatan yang hakiki hanyalah surga di sisi-Nya. Sedangkan yang dirasakan manusia di dunia ini bukanlah kenikmatan yang sejati

Di atas menjelaskan bahwa orang orang yang bekerja keras dan tabahlah yang benar benar berhasil hidupnya. demikian pula dengan orang orang yang pernah lama tidak bisa tidur pulas dan tertawa lepas,

Atau orang yang tidak pernah menghabiskan waktunya untuk hal hal yang sia sia dan hanya memanfaatkannya untuk menjalankan perkara perkara yang terpuji dan berguna dan akhirnya mereka sukses dan mencapai ridha dari Allah swt di dunia dan di akhirat

Sarana Apa Tujuan Dunia Itu?

Kesehatan jiwa merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh setiap insan. Kesehatan jiwa ini sangat ditentukan oleh sikap yang benar dalam memandang dunia dan peranan kita di dalamnya.

Adapun yang sering menguasai perasaan dan kesadaran manusia adalah sebuah pandangan bahwa dunia ini merupakan alam satu satunya hal yan harus diraih dan diupayakan.

Dalam bahasa lain ada yang beranggapan bahwa dunia ini merupakan puncak dari segala angan angan dan akhir dari segala tujuan.

Bahkan, ada pandangan yang lebih ekstrem, yaitu kelompok orang yang memandang dunia ini sebagai segala galanya dalam hidup ini, sehingga ia pun menjadikan sebagai pusat dari segala tujuan dan harapan

Orang yang berpandangan seperti ini niscaya tidak akan pernah sampai pada apa yang dia kehendakidari dunia itu sendiri

Rasulullah saw telah bersabda:

Barang siapa dunia ini sebagai tujuannya, niscaya Allah akan mencerai beraikan urusannya, menjadikan kekurangan selalu tampak di kedua matanya, dan ia tidak akan pernah mendapatkan dari dunia selain dari yang ditetapkan untuknya. Adapun bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, niscaya Allah akan memenuhi semua urusannya, menjadikan rasa cukup di dalam hatinya dan dunia akan mendatanginya dengan segan (karena tak disenangi).

Seseorang akan sengsara hidupnya jika maksud dan tujuan hidupnya bukan untuk mencari keridhaan penciptanya. Ia akan lebih sengsara lagi manakala maksud dan tujuan hidupnya semakin bercabang dan beraneka ragam.

Konsepsi dan pemahaman yang menyimpang tentang kehidupan dunia sangat merusak jiwa seseorang dan akan membuatnya selalu dibayang-bayangi oleh kecemasan dan ketakutan

Namun perlu dicatat bahwa tujuan diturunkannya islam ke dunia ini adalah untuk meluruskan dan memperbaiki jiwa manusia.

Tujuan itu tidak mungkin terwujud sebelum manusia benar-benar mengenal sifat dunia ini dan menyadari bahwa dunia ini sekedar tempat tinggal sementara, bukan tempat tinggal selama lamanya.

Dengan kata lain dunia ini hanyalah sarana, dan bukan tujuan. Jika seseorang telah mengetahui dan menyadari hal ini, hatinya akan senantiasa tenang, jiwanya akan selalu tentram dan hidupnya akan selalu bahagia.

Dia akan menerima apa adanya yang telah diberikan oleh Allah swt kepadanya dan tidak menuntut sesuatu dari dunia ini selain dari apa yang telah ditetapkan Allah swt untuknya

Namun sayangnya, kesadaran bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, tidak kekal dan semua perbuatan di dalamnya sekedar sarana dan bukan tujuan, ternyata sangat lemah pada diri kebanyakan kaum muslim.

Kenyataan inilah yang membuat prilaku mereka tidak jauh berbeda dengan perilaku orang orang yang sama sakali tidak pernah mengharapkan keridhaan dari Allah dan kebahagiaan di akhirat kelak.

Dan hasilnya, kekayaan dan mencari pekerjaan pun menjadi maksud dan tujuan utama dalam hidup mereka. Begitulah realitas kehidupan pada umumnya

Maka dari itu tidak mengherankan apabila mereka selalu merasakan kesengsaraan dan mengalami berbagai macam penyakit kejiwaan,

Bahkan tak jarang kita mendengar peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh mereka yang putus asa ketika tidak mendapat pekerjaan yang cocok bagi dirinya

Orang orang seperti itu tentu saja harus mengoreksi kembali keimanan mereka dan juga perlu memperbaharui keyakinan mereka tentang maksud dan tujuan luhur dari penciptaan mereka.

Selain itu, mereka juga harus meluruskan pemikiran dan pemahaman mereka tentang apa itu rizki. Mereka perlu mengetahui bahwa lahan dan sumber rizki itu sangat banyak jumlah dan macamnya.

Demikian pula dengan pekerjaan yang dapat dilakukan. Yang namanya pekerjaan tidaklah terbatas pada pekerjaan di kantor kantor saja

Maka dari itu, sebelum mencari pekerjaan, seorang muslim seyogianya bahkan wajib terlebih dahulu merenungkan dan memikirkan tujuan utamanya dalam bekerja. Demikian realitas kehidupan di dunia. Selamat membaca! Semoga bermanfaat, Amin

Link terkait: 3 Sikap Positif yang Menjadi Kunci Hidup Bahagia

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *