Apakah Mempersiapkan Masa Depan Sama Dengan Mengingkari Tawakkal?

  • Share

Mempersiapkan masa depan- Sebagaimana yang saya tegaskan, persoalan rizki sudah ditentukan oleh Allah. Dia telah menjamin rizki semua makhluk-Nya.

Manusia harus percaya penuh kepada Tuhannya, berbaik sangka kepada-Nya, serta jangan sekali kali menyibukkan diri dan menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan masa depan.

Namun demikian, semua itu bukan berarti manusia harus menyerahkan semua urusannya kepada Allah dan hanya menunggu saja apa yang bakal terjadi tanpa berusaha sedikit pun. Bagaimanapun juga, langit tidak akan pernah menurunkan hujan emas atau perak

Perlu diketahui, orang orang yang telah kita sebutkan di atas tidak pernah merisaukan masa depannya. Namun demikian, mereka bukanlah orang orang yang sama sekali tidak mempersiapkan masa depannya.

Jika mereka tidak pernah mempersiapkan masa depannya, bagaimana mungkin Abu Bakar r.a bisa memiliki uang sejumlah 6000 dinar dan 4000 dinar yang kemudian ia nafkahkan untuk membiayai perjuangan islam?

Hanya saja, karena tebalnya keimanan dan keyakinan mereka bahwa Allah benar benar telah menjamin semua makhluknya. Mereka pun tidak pernah merisaukan masa depan mereka.

Karena itu mereka berani menafkahkan semua hartanya dijalan Allah tanpa ragu dan takut sedikit pun. Ini merupakan cermin dari sebuah keimanan yang hakiki dan perlu dimiliki oleh setiap muslim.

Bila seorang muslim tidak mampu berbuat sebagaimana yang mereka contohkan, hendaknya ia mengoreksi diri dan melihat kembali kadar keimanannya

Sejumlah perkara yang dilarang dalam persoalan takut terhadap masa depan adalah ketakutan yang tumbuh dari buruk sangka seseorang terhadap penciptanya, tidak bertawakkal kepada yang Maha Pemberi Rizki, dan menyandarkan urusan rizki semata mata hanya pada kekuatan diri sendiri, atau makhluk lain sesamanya tanpa bergantung sedikit pun pada kekuasaan Sang Maha Pemberi

Baca juga  Cara Bermain Dan Pelanggaran Dalam Permainan Sepak Takraw

Menurut Rasulullah saw, orang beriman yang benar benar tulus dan murni keimanannya adalah orang yang tidak takut sedikit pun terhadap masa depan, tidak terlalu diri dengannya, dan tidak pernah merisaukannya, sebagai wujud kepercayaan dan tawakkalnya kepada Allah Swt

Ketika di Tanya tentang sedekah yang paling utama, Rasulullah Saw menjawab, bersedekahlah ketika kamu sedang sehat, kikir, bersemangat hidup, dan takut pada kemiskinan

Kita memang harus menyerahkan masa depan kita sepenuhnya kepada Allah swt semata, sehingga kita tidak perlu menghawatirkannya.

Namun, bukan berarti kita tidak boleh mempersiapkan dan membuat perencanaan masa depan untuk bisa hidup damai dengannya.

Tidak juga berarti bahwa kita menafikan pentingnya tawakkal kepada Allah. Sebab, apa yang kita rencanakan dan usahakan tersebut merupakan bagian dari mejalani sarana yang dibutuhkan untuk mencapai suatu hal

Dalam hidup ini kita selalu di tuntut untuk memilih dengan baik apa yang penting dan sangat di butuhkan utnuk masa depan kita. Misalnya memilih jurusan pendidikan dan masa depannya.

Kita pun harus memilih dengan baik bidang pekerjaan dan jenisnya, juga calon pendamping (suami atau istri)  yang baik untuk hidup kita, anak turun kita, dan kebahagiaan masa depan mereka. Demikian seterusnya

Setiap orang harus mempersiapkan masa depan materialnya dengan baik, mengaturnya, merencanakannya, dan juga memilih pekerjaan atau mata pencahariannya dengan tepat

Bukan berarti kemudian kita tidak bertawakkal dan tidak percaya sepenuhnya kepada Allah. Sebab senua tindakan dan upaya tersebut merupakan bagian dari menjalani sarana atau perantara sabagaimana yang telah diperintahkan dalam ajaran agama yaitu, sebagaimana dikatakan oleh Abdulla Ibn Umar r.a,

Bekerjalah untuk duniamu, seakan akan kamu akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu, seolah olah kamu akan mati besok

Baca juga  Larangan Aborsi Dalam Islam Yang Perlu Diketahui

Dari penjelasan diatas patut kita simpulkan bahwa kita diperbolehkan mengejar dunia asal jangan lupa siapa yang memberi nya, karena sekuat apapun kita jika Allah tidak menghendakinya maka usaha kita akan sia sia

Apakah Mempersiapkan Masa Depan Sama Dengan Mengingkari Tawakkal? Selamat membaca, Semoga bermanfaat, Amin

Info lain: Tipe Manusia yang Optimis dan Psimis, Masuk Kelompok Manakah Kita?

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *