Bukan Uang Tapi Kemiskinan Akar Dari Kejahatan

  • Share
kemiskinan akar dari kejahatan
Kemiskinan akar dari kejahatan (Photo by Tolga Ulkan on Unsplash)

Mikaylabinar.com– Tidak ada kebaikan dalam kemiskinan karena kemiskinan akar dari kejahatan. Ini adalah suatu penyakit mental yang seharusnya dimusnahkan dari permukaan bumi.

Anda di sini  untuk bertumbuh, bertambah banyak, dan berkembang secara rohani, mental maupun material.

Kemiskinan adalah induk dari revolusi dan kejahatan Aristoteles

Beberapa orang yang tidak bisa kaya memiliki perasaan licik dan berada di bawah kesadaran bahwa ada kebaikan dalam kemiskinan.

Perasaan ini berasal dari cara didik sejak permulaan masa kanak-kanak, takhayul, atau didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap kitab suci. Tidak ada kebaikan dalam kemiskinan karena kemiskinan akar dari kejahatan.

Hal ini adalah suatu penyakit sama seperti penyakit mental lainnya. Jika secara mental anda sakit. Anda juga akan berpikir bahwa ada sesuatu yang keliru dengan diri anda dan akan langsung mencari pertolongan atau melakukan sesuatu untuk hal ini.

Demikian juga jika anda terus-menerus tidak memiliki uang yang terus berputar dalam hidup anda, pasti ada sesuatu yang benar-benar keliru.

Tuhan tidak ingin anda hidup dalam gubuk yang kumuh dan terus-menerus kelaparan. Dia ingin anda bahagia, kaya dan sukses. Tuhan selalu berhasil dalam pekerjaan ilahi-Nya, baik dalam menciptakan sebuah bintang maupun suatu kosmos

Tiada seorang pun  ditakdirkan untuk menjadi miskin, semua orang berhak menjadi kaya termasuk anda. Kekayaan ada disekitar kita, kita hanya perlu mencari dan mengikuti jalan yang akan membawa kita kesana.

Kemiskinan Dan Relijius

Kebanyakan orang diajarkan bahwa menjadi miskin adalah sesuatu yang relijius. “lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum daripada orang kaya masuk kerajaan surga”.

Jika mereka hidup dengan pemahaman yang keliru terhadap hal ini. Mereka akan mengalami kesengsaraan karena berharap dan percaya bahwa suatu saat nanti, Surga akan diberikan kepada mereka atas semua penderitaan mereka.

Dalam beberapa agama timur, orang-orang yang terlahir miskin akan selalu hidup dalam kemiskinan. Sambil berharap bahwa mereka akan terlahir kembali pada kehidupan kemudian dalam kasta yang lebih tinggi dan hidup kaya

Obsesi-obsesi kuno dari pemikiran dan penafsiran menguasai banyak orang melalui cengkeraman besi mereka berabad-abad. Ini memang tampak aneh, bahkan sampai kini. Masih ada banyak cara berpikir delusi kuno ini yang menyeret mereka dalam kemiskinan dan keputusasaan

sehingga menghalangi mereka untuk mendapatkan dorongan tenaga menuju pengilhaman yang lebih tinggi. Ribuan orang miskin sekarang ini berpaut pada tradisi kuno dan hanya semangat relijius palsu ini saja, serta kekurangan investigasi pribadi

Dogma Kemiskinan Akar dari Kejahatan

Banyak agama mengajarkan sebagai dogma bahwa kemiskinan adalah kondisi yang tak terhindarkan bagi sebagian besar orang. Mereka mengajarkan bahwa “kita akan selalu menjadi miskin” bahkan menganggap kemiskinan sudah ditakdirkan dan seharusnya diterima sebagai jalan hidup

Masyarakat kuno memang sangat kurang berkembang dalam berpikir sendiri. Sehingga selama berabad-abad mereka menerima kekuatan pemikiran dari pemimpin agama maupun pemimpin sosial mereka. Orang membangun kehidupannya untuk mengekspresikan keyakinan tersebut.

Karena terbelunggunya kita dengan cara berpikir dan keyakinan kuno tersebut. Kita pun menciptakan kembali kekurangan, keterbatasan, penyakit dan kemiskinan. Kita sendiri Obsesi masyarakat kuno lainnya adalah tentang warisan pemikiran “aku terlahir sebagai orang miskin”.

Mereka terlahir miskin hanya jika tidak mau berusaha keluar dari kemiskinan. Dan tidak berusaha melepaskan apa yang tertanam dibawah sadarnya bahwa mereka memang dilahirkan untuk menjadi miskin

Tidak ada yang salah dengan keinginan menjadi kaya. Keinginan akan kekayaan sesungguhnya adalah keinginan untuk hidup yang lebih kaya, lebih penuh, dan lebih berlimpah, dan keinginan demikian sungguh layak.

Orang yang tidak menginginkan kehidupan yang lebih berlimpah tidaklah normal. Demikian juga orang yang tidak mempunyai keinginan untuk memiliki cukup uang guna membeli semua yang mereka inginkan adalah tidak normal.

Salah satu alasan mengapa banyak orang tidak bisa memiliki lebih banyak uang adalah karena mereka secara diam-diam atau terbuka menyalahkan uang.

Kemiskinan Akar Dari Kejahatan

Mereka menganggap uang sebagai “keuntungan kotor” dan menganggap uang adalah akar dari segala kejahatan yang sebenarnya kemiskinan akar dari kejahatan.

Alasan lain yang membuat mereka tidak kaya adalah perasaan bawah sadar mereka yang tidak mau mereka akui akan adanya beberapa kebaikan dalam kemiskinan.

Pola bawah sadar ini mungkin disebabkan oleh adanya perlakuan atau takhayul masa kecil. Atau bisa juga didasarkan pada interpretasi yang keliru terhadap kitab suci

Anggaplah anda menemukan emas, perak, timah, tembaga atau besi dalam tanah, “akankah anda menyebutnya sebagai suatu tindakan jahat?”

semua kejahatan sebenarnya berasal dari pemahaman manusia yang gelap, kebodohan, penafsiran yang keliru tentang kehidupan, dan dari penyalahgunaan pikiran bawah sadarnya.

Uranium, timah atau beberapa logam lain bisa dipakai sebagai alat tukar. Kita juga bisa menggunakan kertas catatan, cek, nikel dan perak sebagai alat tukar. Tentu saja semua itu bukanlah sesuatu yang jahat

Segera jauhkan diri anda dari keyakinan takhayul tentang uang. Jangan pernah memandang uang sebagai sesuatu yang jahat dan kotor.

Uang Simbol Pertukaran

Mulailah untuk melihat uang dalam arti yang sebenarnya. Uang adalah simbol pertukaran. Hal ini berarti anda bebas dari keinginan, keindahan, kemewahan, kelimpahan, dan keberadaban.

Anda tidak akan dapat terus mempertahankan visi yang benar dan jelas tentang kekayaan. Jika anda terus saja mengarahkan perhatian pada gambaran yang menentang, baik itu eksternal maupun imajinasi anda.

Tinggalkanlah kemiskinan dan semua hal yang berhubungan dengan kemiskinan. Jangan membaca tulisan para filsuf pesimis yang memberitahukan anda bahwa hal itu akan membawa kepada si jahat. Dunia tidak akan menuju kepada iblis, tetapi kepada Tuhan

(di rangkum dari The Science of Getting Rich, Wallace D. Wattles, 1910)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *