Buku Untuk Aktivis yang Wajib Dibaca oleh Mahasiswa Kampus

  • Share

Buku untuk aktivis- Mahasiswa merupakan sekumpulan cendekia muda yang terlembaga disebuah tempat yang dikenal dengan nama kampus.

Disanalah mahasiswa dikenalkan dengan organisasi baik intra maupun ekstra seperti HMI, PMII, GMNI dan banyak lagi organisasi yang lain.

Di organisasi juga mahasiswa bersentuhan dengan kejamnya dunia penguasa dan malangnya nasib rakyat jelata. Oleh karenanya sangat aneh bagi seorang mahasiswa aktifis memliki jiwa penurut layaknya kerbau yang dicucuk hidungnya dengan tali.

Memiliki jiwa pemberontak juga harus dilatih. Bagaimana cara ngelatihnya? Yaitu menambah wawasan dan merubah polapikir kita salahsatunya dengan membaca buku.

Buku Untuk Aktivis yang Berjiwa Pemberontak

Disini saya ingin memberikan rekomendasi buku yang mana buku tersebut akan melatih jiwa pemberontak anda.  Buku untuk aktivis ini akan mengajak anda kemasa-masa revolusi harus ditegakkan.

1. Tetralogi Pramoedya Ananta Toer (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca)

Siapa yang tidak kenal beliau? Beliau yang sudah melegenda dengan buku-buku fenomenalnya. Meskipun beliau sempat diasingkan dan dipenjara tapi masih sempat menulis buku padahal beliau sudah dijauhkan dari dari kertas oleh rezim saat itu.

Tapi berkat kelihaian beliau setiap kertas yang diselundupkan kemudian ditulis dan diambil kembali oleh tamu-tamu yang mengunjungi beliau sehingga terbentuklah buku seri pertama dalam tetralogi ini yaitu bumi manusia.

Buku ini juga sempat menjadi buku yang dilarang pada saat rezim orba karena dalam buku ini pak pram membuka pikiran pembaca tentang kejamnya penguasa yaitu koolonial pada cerita dalam buku tersebut dan bagaimana seorang minke, pribumi memimpin orang sebangsanya melalui syarekat dan media resmi sebagai sarana advokasi.

Baca juga  Perpustakaan Digital Ruang Buku Kominfo, Pacu Minat Baca Masyarakat

Buku ini juga membahas kritik adat jawa dimana seorang rakyat jelata harus menunduk ketika berkujung kedalam istana kerajaan.

2. Catatan Seorang Demonstran

Buku ini merupakan catatan harian dari bang Gie. Dari masa kecil, remaja, kuliah sampai menjadi seorang demonstran. Jadi dengan membaca buku ini kalian akan lebih menganal sosok abang gie.

Bagaimana sosok abang ini terbentuk? bagaimana perjuangannya? Dan kondisi perpolitikan pada rezim orde lama. Banyak kata-kata bijak juga di buku ini salah satunya yang masih saya inget sampai sekarang yaitu “ Guru yang tak tahan kritik, boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan slalu benar dan murid bukan kerbau”.

Namun umur bang gie  ngga lama dia meninggal pada masa yang terbilang masih muda pada saat mendaki gunung dengan temannya.

Bang gie pernah bilang “Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua, rasa-rasanya emang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda”.

3. Anak-anak Revolusi

Buku ini diambil dari kisah nyata seorang anak dinegri ini. Dimana anak ini dari masa kecilnya sudah melihat realitas kepahitan hidup dengan mata polosnya, mengenai kemiskinan yang dialami teman dan tetangganya.

Dengan matanya polosnya pula dia menyaksikan kematian tragis  dengan cara yang tidak wajar, bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban kemiskinan.

Dari situlah timbul pertanyaan-pertanyan dikepalanya, dia pun mencari jawaban dibuku-buku yang mana jawaban tersebut selalu mengarah untuk membebaskan negrinya dari raksa-raksa yang berkuasa.

Dia juga diberi tahu bahwa dia tidak bisa berjuang hanya dengan dirinya sendiri sehingga diaun harus mencari teman-teman untuk memimpin negrinya kearah baru. Dari situlah muncullah anak-anak revolusi. Yang mana anak tersebut yaitu Budiman Sudjatmiko.

Baca juga  Larangan Berhubungan Saat Haid Dalam Islam

Info lain: Berpikir Positif Tentang Masa Depan Walaupun Tanpa Pendidikan di Perguruan Tinggi

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *