Review Film Perahu Kertas 1- Perahu Kertas merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Dewi Dee Lestari yang berjudul sama. Dee Lestari juga berkontribusi sebagai penulis naskah dalam film ini.
Sebuah novel yang diadaptasi menjadi film akan selalu menimbulkan ketidakpuasan bagi pembaca sebab selalu ada pengurangan dan penambahan adegan.
Table of Contents
Dari hal itu, masing-masing imajinasi pembaca akan terganggu dan kemudian akan muncul asumsi versi film hanya mengandalkan nama besar novelnya.
Film bergenre roman ini memang melakukan reduksi dan improvisasi dari novelnya. Drama romantis selalu ditunggu penonton. Lewat untaian kata-kata nan puitis yang penuh makna romantis menjadikan percakapan dengan suasana yang biasa saja terdengar lebih manis.
Perahu Kertas membuka cerita dengan adegan apik dari segi sinematografi. Seorang gadis bernama Kugy sedang berada di laut dengan menumpang sebuah sampan. Dan gadis itu melepaskan perahu kertas sambil menyapa Neptunus yang tersimpan dalam imajinasinya
“apa kabar di laut biru?,..Perahu kertas kali ini akan membawakanmu kisah tentang perjalanan hatiku. Seperti layaknya sebuah hati selalu mengharap bahagia, hatiku pun seperti itu dan hari ini hatiku siap keluar Jakarta, kotaku”.
Kugy yang diperankan Maudy Ayunda adalah seorang gadis yang hobi bercerita dan menulis dongeng. Selain itu ia kerap membuat teman-temannya terheran-terheran karena seolah-olah ia punya dunianya sendiri sebagai agen Neptunus yang menggunakan kedua jari telunjuknya sebagai antena saat ia ingin berpikir keras.
Eko (Fauzan Smith) pacar sahabat kecil Kugy bernama Noni mempertemukan Kugy dengan Keenan (Adipati Dolken), sepupu Eko yang sudah lama tinggal di Belanda bersama neneknya yang begitu takjub dengan dunia imaji Kugy.
Review Film Perahu Kertas 1
Seperti yang sudah diduga, pertemuan Kugy dan Keenan berujung pada dua insan yang saling menyimpan rasa dan mencoba saling menyingkap sisi romantisme. Review film perahu kertas 1
Kurang Rasa
Sepanjang jalan cerita, kita sudah bisa nilai kedua protagonis saling memahami dan saling memiliki ketertarikan. Kugy dengan dunia dongengnya dan keenan dengan dunia seninya, dua dunia yang sama-sama butuh imajinasi tinggi.
Dengan kesamaan senang memainkan imajinasi mungkin inilah yang membuat mereka memiliki chemistry. Sayangnya, seiring berjalannya cerita, perlahan-lahan keakraban dan kehangatan itu memudar.
Keduanya hanya mampu mempertahankan romantisme dibagian awal saja. Padahal hubungan keduanya merupakan kekuatan utama dalam film ini.
Ketika awal Kugy dan Keenan bertemu, keduanya dipertemukan dengan cara yang cukup dramastis. Tapi keduanya tidak terlihat memiliki hubungan emosional, hanya terlihat sepasang teman yang sedang berdiskusi tentang dunianya masing-masing. Bahkan saat cerita makin masuk babak pertengahan tidak ada motif-motif ketertarikan pada gadis tersebut.
Keenan pun makin kesan sebagai lelaki pasif saat ia tenggelam kedalam dunia lukis dan akhirnya membawanya ke Bali. Di tempat inilah Keenan terasa terlihat aktif pada wanita meski pada awalnya sempat terlihat kontras terhadap pada wanita.
Luhde, gadis Bali yang dianggap masih ABG oleh Keenan karena umurnya masih 18 tahun justru menjadi wanita yang terlihat mempesona bagi Keenan.
Bukan hanya karena Luhde memahami filosofi dunia seni lukis tetapi juga Luhde memahami karakter keenan yang tidak banyak bicara.
Entah karakter Keenan yang seperti ini karena lama tinggal bersama neneknya di Belanda atau Keenan punya kisah kelam dengan wanita.
Berbeda dengan hubungan Kugy dengan Remi (Reza Rahardian) bos di tempat kerjanya, tak perlu banyak usah untuk menciptakan chemistry.
Percakapan keduanya terlihat natural dan mengalir meski Remi sering gagal paham dengan dunia Kugy. Entah Remi mudah memahami Kugy sebab pengalaman menjadi bos di rumah produksi periklanan atau karena umurnya yang lebih dewasa.
Entah dengan siapa Kugy dan Keenan akan bersama, entah Kugy akan bersama Remi atau keenan bersama Luhde, semuanya bisa dilihat di sekuelnya.
Kurang Bumbu
Perjalanan cerita yang dimulai dari awal Kugy kuliah hingga ia berhasil mendapatkan gelar sarjana, ada satu hal penting yang dilupakan dalam film ini, yakni penanda perubahan umur dan perubahan gaya berpakaian.
Ada juga Keenan yang sudah lama tinggal di Belanda tapi tak terdengar dengan sama sekali logat belanda. Berbeda dengan karakater Wanda yang kuliah di Australia tapi kelihatan logat bahasa Inggris yang ia sering pakai disana.
Makin fokus cerita akan menciptakan kekurangan dalam karakter, tapi kisah Kugy dan Keenan akan lebih terlihat memiliki hubungan emosi jika pertemuan mereka di pernikahan Eko dan Noni ada sedikit percakapan daripada hanya sekedar pertemuan benturan yang dramatis seperti pertemuan pertama keduanya dan apalagi hanya permainan tatap mata.
Tentu Perahu Kertas masih menyimpan banyak misteri dalam kisah romantisnya. Puzzle-puzzle misteri imaji Kugy dan kisah romantisnya nampaknya akan dijawab di Perahu Kertas 2.
Perahu Kertas | 2012 |Durasi: 112 Menit | Sutradara: Hanung Bramantyo | Penulis: Dee Lestari| Produksi : Starvision Plus, Mizan Productions, Dapur Film | Negara: Indonesia | Pemain: Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Fauzan Smith, Sylvia Fully R, Reza Rahardian, Kimberly Ryder, Elyzia Mulachela.
Info lain: Hobi Ngoleksi Sesuatu? Inilah Koleksi Yang Bisa Jadi Investasi