Modus Penipuan Jual Beli dan Sewa Rumah

Musibah bisa menimpa siapa saja dan dalam kondisi apa saja. Modus penipuan saat ini sudah sangat beragam cara baik dengan cara halus maupun dengan cara agak memaksa. Apalagi dengan kemajuan teknologi, para oknum itu memanfaatkan celah ini jika konsumen tidak peka dan waspada.

Namun tidak itu saja, pembelipun bisa jadi oknum yang melakukan penipuan dengan berbagai modus yang sangat licin.

Ada banyak kasus yang sudah mencuat di media televisi dan media sosial yang bisa dijadikan pelajaran berharga baik oleh pembeli dan penjual properti.

Pasalnya harga rumah sekarang ini tidaklah murah, cenderung mengalami kenaikan seiring dengan tingkat inflasi tiap tahun yang ada. Tentunya sobat Mibi tidak ingin musibah ini terjadi yang bisa sangat merugikan.

Ketidaktahuan baik pembeli dan penjual dari sisi hukum dan hal lainnya bisa menjadi celah yang digunakan oknum untuk melancarkan aksinya.

Untuk itu, baiklah sobat Mibi perhatikan beberapa hal ini untuk menambah pengetahuan anda dalam hal modus penipuan jual beli yang sudah terjadi yang dirangkum dari beberapa sumber

1. Harga Dibawah Standar

Hal pertama kali yang harus anda pahami jika memang jual beli rumah ada kemungkinan unsur penipuan adalah harga yang ditawarkan jauh dibawah harga standard yang berlaku di daerah tersebut.

Tentunya memang banyak faktor yang membuat murah atau mahalnya sebuah properti seperti rumah, bisa dari faktor lokasi, bentuk dan luas tanah.

Bisa jadi memang ada individu yang menjual rumah dibawah pasaran untuk tujuan supaya terjual dengan cepat untuk mendapatkan dana segar segera karena ada kebutuhan mendesak.

Baca juga  Cara Mudah Investasi Properti

Penekanannya adalah bahwa jika harga itu benar-benar tidak masuk akal, maka anda harus melakukan konfirmasi terlebih dahulu.

Lebih lagi jika bisa menemui langsung penjual tersebut secara tatap muka. Ketika anda telah sangat tertarik karena harga murah dan setuju untuk mengirim sejumlah uang muka, maka disitulah anda akan terjebak.

Iming-iming harga murah membuat banyak klien terkecoh melakukan DP terlebih dahulu, dimana sudah banyak kasus yang terjadi. Jangan pernah mau memberikan DP tanpa ada kejelasan terlebih dahulu.

2. Tidak Berniat Ketemu Langsung

Promosi yang besar-besaran di marketplace bisa menjadi media yang efektif untuk menjaring calon pembeli rumah. Dengan deskripsi yang memikat, harga yang agak murah, maka cenderung konsumen tertarik, dan ditambah lagi dengan banyaknya photo yang diunggah dengan bentuk yang menarik.

Salah satu kelemahan mencari rumah online adalah bahwa anda bisa memastikan bahwa penjual itu benar-benar developer yang terpercaya yang memang berniat menjual rumah.

Ketika anda sudah sangat maka pastikan untuk setidaknya bertemu langsung penjual tersebut di kantor mereka, karena pengembang yang bagus pasti memiliki kantor pemasaran

Sama seperti modus harga dibawah standard, anda jangan pernah bersedia untuk mentransfer sejumlah dana dengan dalih seperti itu.

3. Pinjam Untuk Dibalik Nama

Penipuan bukan hanya penjual yang melakukan, tetapi bisa dari sisi pembeli. Misalnya ada pembeli yang tertarik untuk pura-pura membeli rumah dan setuju akan harga yang ditawarkan penjual.

Untuk hal ini pembeli biasanya bekerja sama dengan notaris fiktif yaitu mengajak penjual ke notaris bersama. Sebelumnya telah dilakukan transfer uang ke penjual sebagai uang muka, untuk ‘meyakinkan’ bahwa pembeli serius.

Setelah itu ketika ‘dipinjamlah’ sementara sertifikat asli dengan janji untuk melunasi segera rumah itu. Malang bagi penjual ternyata pelunasan tidak diterima dan malah sertifikat itu dibalik nama karena memang telah membawa sertifikat aslinya.

Baca juga  Jenis Pajak Properti Yang Perlu Anda Ketahui

Atau bisa juga ketika oknum itu telah membawa sertifikat asli, maka akan dijual atau digadaikan ke pihak lain dengan harga murah. Mereka yang melihat sertifikat asli tentunya percaya saja bahwa memang rumah itu miliknya, padahal sudah ‘dicurinya’ dari pemilik asli.

4. Spesifikasi Rumah yang Tidak Sesuai

Membangun rumah tentunya tidak sembarang membangun rumah saja. Karena banyak persiapan dan pengerjaan yang memakan banyak waktu dan biaya. Mulai dari pembersihan, pembuatan pondasi, pembuatan tembok, atap, keramik dan pengerjaan lainnya.

Murah mahalnya rumah bisa juga dari kualitas (spesifikasi) bahan yang digunakan. Penjual yang nakal akan memainkan spek (baca: spesifikasi) rumah, yang sebenarnya kualitasnya biasa saja tapi promosinya dideskripsikan sebagai rumah mewah.

Para calon pembeli yang biasanya masih baru akan terpesona dengan tampilan luar saja. Tidak paham tentang kualitas bahan yang tidak nampak.

Bisa saja ketika ternyata rumah ada kebocoran, sebelum pembeli datang sudah diganti dulu, atau tembok yang terkelupas ditutup dulu dan dicat lagi.

Belum lagi perbandingan semen dan pasir yang digunakan dalam pembuatan tembok yang sangat menentukan kualitas rumah.

Begitu juga dengan jaringan listrik yang menggunakan kabel kecil sehingga ketika ditempati gampang korsleting yang bisa membahayakan orang yang tinggal. Atau dengan pengerjaan atap yang asal-asalan dan bahan kualitas rendah membuat kemungkinan bocor lebih besar.

Info lain: Transaksi Jual beli tanah atau kavling dan prosedurnya

x

Leave a Comment