Pengertian dan Berbagai Contoh Rasio Likuiditas dan Jenisnya dalam Bisnis

Halo sobat Mibi, sebelumnya sudah dijelaskan dalam artikel tentang definisi dan perhitungan rasio leverage/solvabilitas. Ada begitu banyak rasio keuangan yang perlu sobat Mibi ketahui dalam pengelolaan bisnis agar bisa berkembang diantaranya adalah rasio likuiditas

Pada artikel kali ini akan dibahas salah satu rasio keuangan yang dikenal dengan rasio likuiditas. Likuiditas sangat berkaitan dengan utang jangka pendek yang digunakan sebagai acuan dalam menilai kemampuan sebuah usaha memenuhi kewajiban lancarnya melalui beberapa instrumen yang dimiliki.

Likuiditas juga bisa dijadikan patokan penilaian investor dalam rencana pengembangan bisnisnya atau oleh pihak kreditur (bank) dalam keputusan pemberian kredit.

A. Manfaat Rasio Likuiditas

Dilansir dari beberapa sumber, rasio likuiditas memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

  1. Sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan dana darurat bisa diambil dari aset lancar mereka.
  2. Memberikan suatu sinyal keadaan perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak (dengan membandingkan beberapa pos-pos dalam neraca)
  3. Sebagai alat perencanaan di masa depan terutama yang terkait dengan pos kas/setara kas dan utang lancarnya
  4. Dapat digunakan untuk menganalisis trend dan juga bisa dijadikan perbandingan kompetitor lain.
  5. Mengukur kinerja berdasarkan pencapaian target yang telah dibuat sebelumnya.
  6. Sebagai perbandingan dalam melihat kondisi perusahaan apakah likuid atau tidak dari waktu ke waktu.
  7. Untuk dapat menyediakan dana kas yang digunakan untuk membayar kewajiban yang sudah dekat jatuh temponya.

B. Jenis Rasio Likuiditas

Ada banyak jenis rasio likuiditas yang tersedia, meliputi:

Baca juga  7 Jenis Pekerjaan yang Menghasilkan Uang dari Rumah

1. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat ditujukan untuk menghitung kemampuan dalam mebayar kewajiban jangka pendek melalui aset lancar (kecuali persediaan). Pos-pos yang dipakai dalam set lancar adalah kas dan setara kas, piutang lancar, investasi kurang dari setahun, namun tidak memasukkan inventory atau persediaan karena dianggap tidak bisa sewaktu-waktu dicairkan.

Dalam arti sederhana, rasio ini untuk melihat keamanan uang kas perusahaan dalam menutup atau membayar utang lancar dalam keadaan mendesak. Rumusnya adalah membagi aktiva lancar (kecuali persediaan) dengan utang lancar.

2. Rasio Lancar (Current Ratio)

Hampir sama dengan quick ratio, yang membedakan hanyalah pada aktiva lancarnya. Jika quick ratio mengecualikan persediaan dari keseluruhan aset lancar, maka dalam current ratio memasukkan keseluruhan pos yang ada dalam aset lancar.

Kegunaannya juga hampir sama yaitu untuk melihat kemampuan sebuah entitas dalam membayar seluruh utang lancarnya (kurang dari satu tahun) dengan keseluruhan aset lancar. Sehingga rumusnya adalah aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar.

3. Rasio Kas

Rasio ini sangat spesifik karena yang jadi perbandingan adalah akun kas dan setara kas saja dalam pos aktiva lancar. Jadi untuk melihat kemampuan melunasi hutang yang sudah dekat jatuh temponya dengan kas yang tersedia.

Kas atau setara kas disini bisa berupa uang tunai yang dipegang atau juga tabungan dan atau giro yang ada di bank. Rasio yang tinggi menunjukkan jika kondisi keuangan masih dalam keadaan baik.

4. Net Profit Margin

Biasa juga disebut sebagai margin laba bersih yang didapatkan dari pendapatan bersih (setelah dikurangi HPP, bunga, depresiasi dan pajak). NPM ini dijadikan penilaian investor dalam hal pengelolaan pengeluaran dan pendapatan serta kemampuan mengkonversi sisa menjadi laba/profit.

5. Gross Profit on Net Sales

Dilansir dari Accurate, perhitungan rasio ini dapat dijadikan patokan dalam menilai kenaikan rata-rata harga barang tujuannya untuk menutupi biaya operasional, sehingga menghasilkan keuntungan lebih besar.  Harga produk yang terlalu rendah dapat mengakibatkan beberapa pembengkakan biaya, sehingga harus dinilai ulang agar laba kotor terdongkrak.

Baca juga  Sunk Cost Dalam Pengelolaan Bisnis Anda

6. Time Interest Earned Ratio

Dalam manajemen keuangan juga dikenal dengan Rasio Kecukupan Bunga yang gunanya untuk melihat kemampuan ketersediaan dana jangka panjang terhadap bunga. Cara menghitungnya adalah membagi antara pendapatan dengan beban bunga.

7. Inventory Turnover Ratio

Rasio perputaran persediaan dapat dipakai untuk menilai seberapa sering persediaan dikonversi menjadi penjualan (untuk periode/jangka waktu tertentu). Pada perusahaan dagang persediaan seringkali menjadi akun yang paling besar nominalnya mengingat ketersediaan pos ini harus selalu mencukupi agar usaha tetap berjalan.

Demikian artikel tentang rasio likuiditas beserta dengan perhitungannya yang bisa sobat Mibi praktikan di bisnis yang sedang dijalankan.

x

Leave a Comment