Kudeta APRA, Gempa Huaxian, Shaanzi, Dan Perlawanan Pemuda Luwu Terhadap Belanda

Posted on

Halo sobat Mibi hari ini tanggal 23 Januari telah tercatat dalam sejarah nasional dan dunia beberapa peristiwa penting dan menarik untuk disimak bersama sebagai pengetahuan umum. Diantaranya adalah Gempa Huaxian, Shaanzi, Kudeta APRA dan Perlawanan Pemuda Luwu terhadap Belanda

Gempa Bumi Shaanxi 1556

Pada jaman Dinasti Ming, sebuah gempa besar melanda daerah Huaxian, Shaanxi. Sebagian besar warganya disitu tinggal didalam rumah yang disebut dengan ‘yaodong’. Bentuknya seperti ‘rumah gua’ dengan bentuk khusus. Sebagai tempat tinggal yang umum berlokasi di Dataran Tinggi Loess di utara Cina yang diukir atau digali dari lereng bukit secara horizontal.

Gempa terjadi pada tanggal 23 Januari 1556 dengan pusat gempa atau episentrum di provinsi bagian utara. Gempa ini tercatat sebagai gempa paling mematikan yang pernah terekam dalam sejarah dunia. Kematian yang ditimbulkan dari gempa ini diperkirakan ada 830.000 orang meninggal. Dan akibatnya telah mengurangi jumlah penduduk di dua provinsi sekitar 60 % dari populasi.

Catatan sejarah tela merekam  26 gempa bumi merusak lainnya di provinsi Shaanxi. Meskipun gempa hanya berlangsung beberapa detik, gempa itu meratakan gunung, mengubah jalur sungai, menyebabkan banjir besar, dan menyalakan api yang berkobar selama berhari-hari.

Masifnya jumlah kematian diakibatkan karena jutaan orang pada saat itu tinggal di ‘yaodong’. Semacam gua loess buatan, di tebing tinggi di Dataran Tinggi Loess. Loess adalah tanah berlumpur yang diendapkan badai angin di dataran tinggi selama berabad-abad.

Tanah liat loess yang lembut terbentuk selama ribuan tahun karena angin yang meniupkan lumpur ke daerah tersebut dari Gurun Gobi. Loess merupakan tanah yang sangat rawan erosi yang rentan terhadap kekuatan angin dan air.

Dataran Tinggi Loess dan tanahnya yang berdebu menutupi hampir seluruh provinsi Shanxi, Shaanxi, dan Gansu dan sebagian lainnya. Sebagian besar penduduk tinggal di tempat tinggal yang disebut ‘yaodong’. Di tebing-tebing ini yang merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap angka kematian yang sangat tinggi. Gempa bumi meruntuhkan banyak gua dan menyebabkan tanah longsor, yang menghancurkan banyak lagi.

Kudeta APRA

Indonesia dalam kedudukannya telah mendapatkan kemerdekaan, masih harus berjibaku dengan upaya mempertahankan kedaulatan negara. Karena tekanan dari para penjajah yang masih bernafsu menguasai Nusantara, terutama Belanda.

Periode hingga tahun 1950 bisa dikatakan sebagai masa revolusi. Konteksnya adalah perlawanan tanpa henti untuk menghalau musuh yang ingin menggulingkan pemerintahan sah Soekarno.

Pengakuan kedaulatan NKRI oleh Belanda baru dinyatakan empat tahun setelah kemerdekaan. Tahun 1949 menjadi titik tolak permulaan hubungan kedua negara tersebut dengan disetujuinya KMB. Dengan point utama yaitu penarikan tentara KNIL dari bumi Nusantara.

Namun nampaknya salah satu pemimpin militer Kerajaan Belanda punya niat buruk ingin menodai kedaulatan Indonesia dengan sebuah kudeta dan tidak bersedia kembali ke Belanda.

Raymond Westerling merupakan kapten KNIL, sebuah angkatan yang dibentuk oleh kerajaan Belanda, melakukan kudeta militer dengan memimpin Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung.

Rencana kudeta sebenarnya telah disampaikan beberapa waktu sebelum kejadian. Diketahui oleh Panglima tertinggi tentara Belanda, Van Vreeden, yang menolak rencana itu tetapi tanpa ada tindakan untuk menangkap Westerling.

Surat ultimatum dikirimkan Westerling ke Jakarta agar mengakui negara-negara bagian termasuk negara Pasundan dengan pasukannya APRA. Saat itu Indonesia berbentuk serikat, RIS, dengan adanya negara-negara bagian.

Ultimatum membuat tidak nyaman pejabat Jakarta dan juga Belanda yang sudah ada pengakuan resmi kedaulatan Indonesia. Perintah untuk penarikan pasukan RST (Regiment Speciale Troepen) yang dipandang sebagai faktor risiko pemberontakan, akhirnya diberikan. Namun ternyata para anggotanya telah disersi dengan melanggar perintah itu.

Sebelum kembali ke Belanda, aksi kudeta dilancarkan APRA pimpinan Westerling dengan menembak semua orang dengan seragam militer Indonesia. Ini mengakibatkan setidaknya lebih dari 90 orang meninggal, sementara dari pihak APRA tidak ada kasualistits.

Pasukan APRA berhasil ditumpas setelah ada operasi militer yang dilancarkan. Namun Westerling berhasil lolos ke Belanda dengan bantuan pemerintah Belanda. Dengan dalih agar tetap menjalin hubungan diplomasi yang baik kedua negara supaya Westerling tidak diadili di Indonesia.

Perjuangan Pemuda Luwu

Masyarakat Luwu pasti berbangga karena tokoh dan sekaligus Raja (Datu) mereka, Andi Djemma, diberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Karena pengaruh dan peran yang besar dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.

Tak lama berselang setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dua hari setelahnya. Kerajaan Luwu yang dipimpin Datu Andi Djemma menyatakan diri bergabung menjadi bagian NKRI.

Walaupun Kerajaan Luwu pernah jatuh dalam kekauasaan Belanda. Namun sikap pribadi Raja Andi Djemma memang sudah lama menjadi prinsip yang menentang pendudukan kembali Belanda di Indonesia dan juga daerah Luwu.

Tentara NICA yang rencananya datang untuk melucuti tentara Jepang berubah menjadi ancaman untuk tunduk kepada mereka yang ditentang oleh Sang Raja. Berbagai ancaman dan provokasi terus dialayangkan tentara NICA yang ditunjukkan dengan perngrusakan rumah ibadah.

Dengan sikap keras Dati Andi Djemma terhadap semua yang berkaitan dengan Belanda. Ultimatum diberikan agar tentara NICA angkat kaki dari Bumi Sawerigading. Ultimatum diabaikan yang membuat tensi semakin meninggi, dan akhirnya di tanggal 23 Januari 1945 ratusan pemuda menyerbu pos-pos tentara NICA.

Dalam beberapa beberapa pos penting NICA berhasil dikuasai. Namun harus mundur karena kalah dalam hal persenjataan yang membuat keluarga Andi Djemma harus diungsikan karena sudah mendekati Istana Langkanae.

Walaupun belum berhasil mengalahkan tentara NICA. Perlawanan para pemuda Luwu pada tanggal 23 Januari 1946 dianggap peristiwa bersejarah yang dengan gigih melawan Belanda.  

Info lain: Now You Know – 22 Januari: Tragedi Bloody Sunday, Republik Kurdistan Mahadab dan Banjir Sulawesi Selatan

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *