Now You Know – 20 Desember: Meninggalnya Otto Iskandardinata, Terbentuknya Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS), Kecelakaan Penerbangan Air Force C-124

  • Share
titiknol_1x4_penendatanganan_ris-928c22ba
Sidang Kabinet RIS - (src: titiknol)

Halo sobat Mibi hari ini tanggal 20 Desember tercatat dalam sejarah nasional dan internasional beberapa peristiwa penting dan menarik untuk disimak bersama sebagai tambahan wawasan umum. Yaitu diantaranya adalah meninggalnya Otto Iskandardinata, pembentukan Kabinet RIS dan kecelakaan penerbangan Air Force C-124

Meninggalnya Otto Iskandardinata

Otto Iskandardinata adalah salah satu pahlawan nasional yang juga mendapatkan julukan Si Jalak Harupat, yang lahir di Bandung.

Iskandardinata merupakan seorang yang terpelajar karena sebagai bangsawan boleh mendapat akses pendidikan jaman itu. Yang mengawali pendidikannya di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) lalu melanjutkan di Sekolah Guru Bagian Pertama (Kweekschool Onderbouw). Lalu pergi ke Purworejo untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Guru Atas (Hogere Kweekschool) 

Perannya yang paling mencolok adalah ketika ditunjuk sebagai Wakil Ketua Budi Utomo Cabang Bandung dan Pekalongan.

Beberapa organisasi juga diikuti Oto seperti Paguyuban Pasundan yang bergerak di bidang sosial, politik, budaya. Pemuda yang dirinya sempat menjadi ketuanya di tahun 1929 – 1942.

Juga sempat menjadi anggota Dewan Rakyat bentukan Belanda dan pemimpin surat kabar Tjahaja. Lalu ketika Indonesia sedang mempersiapkan kemerdekaannya, Oto masuk menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.

Setelah kemerdekaan Indonesia, ditunjuk sebagai Menteri Negara di Kabinet Pertama. Namun ada kelompok yang tidak puas dengan kebijakannya. Kemudian menculik Oto dan hilang, sejak itu tidak pernah ditemukan lagi. Karena diperkirakan telah dibunuh pada tanggal 20 Desember 1945 di sekitaran Banten.

Meninggalnya Otto Iskandardinata sebagai Pahlawan Nasional disandang Oto di tahun 1973 dengan dibangunnya Monumen Pasir Pahlawan di Lembang sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya.

Pembentukan Kabinet RIS

Atas kondisi yang serba belum stabil baik politik dan ekonomi saat itu dan juga atas tekanan dari Belanda yang masih melancarkan keinginannya untuk mengontrol kembali Indonesia, Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk.

Pembentukan ini tidak bisa lepas dari kesepakatan dari perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag yang mendapat persetujuan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Pemilihan Presiden RIS segera dilakukan dengan Soekarno yang mendapat mandat menjadi Presiden RIS tanggal 15 Desember 1945, yang setelah itu dibentuklah kabinet RIS I tanggal 20 Desember 1945 dengan Moh. Hatta sebagai Perdana Menterinya.

Dengan terbentuknya RIS, akhirnya Moh. Hatta selaku Perdana Menteri menagih janji Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia yang akhirnya naskah penyerahan kedaulatan diserahkan tanggal 27 Desember 1949.

Sistem pemerintahan yang diterapkan pada Kabinet RIS adalah parlementer, namun agak berbeda pada lazimnya, dimana Perdana Menteri seharusnya dipilih oleh parlemen, namun kenyataannya ditunjuk oleh Presiden.

Ada begitu banyak ambiguitas sistemp pemerintahan RIS pada waktu itu, selain dari pengangkatan Perdana Menteri juga jabatan yang diembang Presiden merangkap dua hal yaitu Kepala Negara dan juga Presiden RIS.

Begitu juga dengan Perdana Menteri yang kekuasaannya ada dibawah Presiden. Sama halnya dengan pemilihan Presiden yang bukan oleh rakyat langsung namun oleh orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah daerah bagian.

Dalam hal kekuasaan Presiden, kekuasaannya tidak dapat diganggu gugat yang menjabat sebagai Kepala Negara. Kabinet RIS tidak bertahan lama, tidak sampai 1 tahun, yang berakhir di tanggal 6 september 1950.

Kecelakaan Air Force C-124

Sebuah pesawat kargo dan angkut pasukan C-124 Angkatan Udara AS meluncur ke samping tak lama setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Larson di Moses Lake pada tanggal 20 Desember 1952.

Ujung sayap kiri menyentuh tanah dan pesawat meledak dalam api. Sebanyak 87 penumpang dan awak tewas yang merupakan jumlah kematian tertinggi dalam sejarah penerbangan.

Sebagian besar penumpang adalah personel Angkatan Udara dari pangkalan Korea atau Barat Laut, yang ditumpangi pulang untuk Natal dalam program yang disebut Operation Sleighride. Pesawat, C-124 Globemaster, sedang dalam perjalanan ke Pangkalan Angkatan Udara Kelly di dekat San Antonio.

Menurut laporan saksi mata, pesawat berbelok tajam ke kiri segera setelah lepas landas, menyebabkan ujung sayap kiri membentur tanah.

Pesawat kemudian pecah dan terbakar, tepat di utara landasan pacu. Beberapa dari 121 penumpang melarikan diri dengan berlari keluar dari bagian belakang pesawat.

Tetapi sebagian besar orang di kompartemen penumpang utama dan kokpit yang luas terperangkap dalam reruntuhan dan api.

Tim penyelamat bekerja berjam-jam untuk mencari korban selamat dan menemukan mayat. Pada awalnya korban tewas diperkirakan 92; jumlah itu kemudian setelah dikonfirmasi berkurang menjadi 87.

Penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kontrol “terkunci” saat lepas landas. Tetapi apakah ini kesalahan pilot atau kerusakan mekanis masih diperdebatkan.

Kecelakaan ini merupakan bencana terburuk dalam sejarah penerbangan yang dilampaui hanya dalam enam bulan. Kemudian ketika transportasi Angkatan Udara lainnya jatuh di dekat Tokyo, menewaskan 129 yang juga melibatkan C-124.

Info lain: Now You Know – 9 Desember: Pembantaian Rawagede, Hari Anti Korupsi Sedunia, Tragedi KRL Bintaro dan Lech Walesa Presiden Polandia Pertama

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *