Perdebatan tentang monopoli dan oligopoli dalam ekonomi memang selalu mengundang ketertarikan tersendiri. Terdapat perbedaan pandangan antara marketer dan ekonom dalam hal struktur ekonomi.
Pemasar mendefinisikan struktur ekonomi sebagai perangkat strategi kompetitif bagian dari pemasaran. Sedangkan ekonom melibatkan melihat struktur keseluruhan dengan tujuan menafsirkan dan mengantisipasi perilaku konsumen.
Table of Contents
Struktur pasar pada dasarnya merupakan suatu model di mana pasar diatur yang didasarkan pada jumlah perusahaan/produsen dalam industri.
Ada empat jenis struktur pasar yang berlaku saat ini, yaitu oligopoli, monopoli, persaingan sempurna serta persaingan monopolistik yang sebenarnya bermuara pada dua hal yaitu monopoli dan oligopoli.
Monopoli
Dari beberapa pengertian yang ada, monopoli bisa diartikan sebagai suatu keadaan ketika hanya ada satu produsen/perusahaan saja yang mampu memproduksi barang. Dan mendominasi sebagian besar pangsa pasar di suatu regional tertentu.
Dengan kondisi ini, maka produsen bisa dikatakan sebagai penguasa tunggal untuk satu produk tertentu, yang bisa mendorong ke beberapa situasi tertentu.
Misalnya, penguasaan pasar hanya satu perusahaan akan cenderung untuk mendorong peningkatan harga-harga barang sesuai keinginan dari produsen, yang mana harga tidak tercipta karena mekanisme pasar, dengan tawar-menawar antara penjual dan pembeli.
Dalam makna lebih sederhana, monopoli adalah pembuat harga yang dapat berubah-ubah kapan saja.
Jika konsumen sudah menganggap produk tertentu adalah kebutuhan primer yang tidak bisa digantikan atau disubtitusi dengan produk lain, maka ini akan mendorong pada terjadinya praktik monopoly murni.
Ketergantungan konsumen akan satu produk tertentu akan membuat posisi konsumen lemah dan hanya bisa mengikuti apa keinginan produsen.
Tidak selamanya praktik monopoli itu selalu merugikan masyarakat sebagai konsumen, sepenjang keberadaannya justru memberi kebermanfaatan yang besar.
Terkhusus untuk satu sektor tertentu yang dikuasai oleh pemerintah untuk kemaslahatan bersama melalui BUMN yang dibentuk untuk mengurusi sektor ini.
Sebagai contoh adalah PLN yang merupakan pemain tunggal dalam memasok kebutuhan listrik sebagian besar di wilayah Indonesia.
Konsumen tidak bisa memilih provider lain, karena hanya PLN saja yang memegang kendali. Sehingga harga yang ditetapkan pemerintah untuk tarif listrik harus diikuti.
Namun disisi lain, pemerintah juga mengintervensi PLN agar tarif tidak terlalu tinggi yang masih bisa dijangkau masyarakat. Bahkan dengan adanya pemberian subsidi bagi masyarakat kurang mampu. Hal ini menunjukkan bahwa monopoli isa memberikan dampak positif.
Tidak bisa dibayangkan jika dalam hal urusan penyediaan listrik diserahkan pada mekanisme oligopoli dengan banyak perusahaan. Yang pasti korporasi menetapkan tarif kwh listrik berdasarkan untung rugi, sehingga sangat mungkin memberatkan masyarakat.
Oligopoli
Kebalikan dari monopolo, sistem ini mendorong tumbuhnya beberapa produsen untuk memenuhi kebutuhan pasar. Namun tidak ada yang benar-benar menguasai secara pasar, sehingga menimbulkan persaingan sempurna.
Hal ini bisa mungkin terjadi karena antara perusahaan satu dengan lainnya sebenarnya menghasilkan produk yang walaupun sama jenis dan fungsinya. Namun memiliki keunggulan tersendiri dan kadangkali juga berbeda dengan para pesaingnya.
Maka dalam sistem pasar ini, harga yang terbentuk cenderung sedang karena ketatnya persaingan. Ketika ada produsen yang ingin menggaet konsumen baru dengan penawaran harga yang lebih murah dari para kompetitornya. Sehingga yang lainpun akan terdorong untuk mengikuti langkah ini agar tetap menjaga harga kompetitif.
Artinya sesama penjual memeliki tingkat ketergantungan yang tinggi. Karena tindakan satu perusahaan akan mempengaruhi produsen yang lain terutama dalam hal penentuan harga.
Jika penurunan harga tidak ditanggapi oleh pesaing, maka sudah tentu konsumen memilih harga barang yang lebih murah dengan fungsi yang sama.
Sebagai contohnya adalah perang harga para provider telekomunikasi yang harganya sangat kompetitif bagi konsumen.
Tidak ada satu provider yang benar-benar menguasai pasar di Indonesia, mereka memiliki segmen pasar dengan karakteristik konsumen tersendiri.
Telkomsel misalnya, digambarkan sebagai provider yang memiliki jaringan kuat, namun konsekuensinya harganya agak sedikit mahal.
Indosat dikenal menggaet konsumen muda dengan menawarkan paket murah dan terjangkau. Begitu juga XL yang memiliki banyak konsumen di beberapa wilayah tertentu karena kemudahannya dan lain sebagainya.
Kesimpulan Monopoli dan Oligopoli
Walaupun disebut sebagai persaingan sempurna juga belum tentu nyetel dengan kondisi di suatu komunitas.
Oligopoli memang menyingkirkan dominasi bagi perusahaan-perusahaan besar. Namun ketiadaan dominasi dari satu perusahaan tertentu, juga membawa kepada kolusi antar produsen-produsen tersebut agar bekerja sama yang ini akan menciptakan suatu kartel.
Mereka melihat bahwa kompetisi hanya akan saling menjatuhkan dan menghancurkan, dan ‘kerjasama’ lebih dipandang menguntungkan.
Monopoli disisi lain juga bisa berdampak buruk jika ada satu perusahaan yang terlalu menguasai pasar yang menyingkirkan persaingan hingga kenaikan harga barang tidak bisa dielakkan.
Monopoli sangat berguna ketika komunitas yang masih rendah daya belinya masih butuh intervensi untuk pembentukan harga.
Maka dari itu, tidak ada yang lebih baik dari kedua sistem itu. Karena kondisi dan situasi tertentu yang mungkin lebih cocok diterapkan antara monopoli atau oligopoli. Kedua hal itu memiliki kelemahan dan keunggulannya masing-masing.