Awal pandemi tahun lalu memberikan pukulan berat bagi beberapa orang, hal ini salah satunya karena melakukan kesalahan mengelola keuangan.
Efeknya adalah harta kekayaannya terkuras dalam waktu singkat serta mengalami permasalahan ekonomi. Ada beberapa penyebab mengapa hal itu terjadi meskipun sekarang sudah era teknologi.
Table of Contents
Pertama adalah karena gaya hidup, kecenderungan untuk menghabiskan uangnya serta tidak memikirkan masa depan, mengabaikan potensi risiko tersebut.
Penyebab lainnya adalah kurang memahami bagaimana perilaku yang tepat serta salah dalam mengelola finansialnya.
Sehingga ketika berbenturan dengan masalah mendadak, fondasi finansialnya langsung ambruk. Bahkan bisa jadi terlilit hutang dari cicilannya.
Bentuk Kesalahan Mengelola Keuangan yang Umum Terjadi
Jawaban paling umum adalah pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, kalau kondisinya demikian sudah bisa dipastikan arus finansialnya tidak sehat.
Tetapi meskipun pengeluaran lebih kecil dari pendapatan, ternyata juga bisa salah dalam mengelola.
1. Kebiasaan Berbelanja Berlebihan
Salah satu godaan ketika sedang di pusat perbelanjaan adalah mendapati berbagai macam diskon yang tidak sedikit.
Godaan diskon ini terkadang membuat seseorang untuk membeli melebihi kebutuhannya. Cenderung menjadi konsumen yang tidak rasional.
Berbelanja dengan rekan juga bisa menjadi kebiasaan kurang baik, terlebih apabila Anda tidak mampu menahan tawaran dari rekan.
Seperti ketika ditawarkan untuk membeli suatu produk kecantikan tertentu, Anda juga ikut membelinya, padahal belum butuh.
2. Pengeluaran Meningkat Seiring Bertambahnya Pendapatan
Perilaku ini biasanya terjadi karena perubahan pendapatan yang sangat cepat, sehingga bertambahnya pendapatan belum dibarengi dengan pemahaman tentang mengelola pendapatannya.
Efeknya adalah uangnya cepat habis untuk konsumsi.
Bentuknya bisa beragam, membeli makanan, pakaian, gadgets baru, kendaraan, dan berbagai barang konsumtif lainnya.
Efek dari kebiasaan ini adalah tabungannya lambat berkembang, karena terpakai untuk kebutuhan konsumsi.
3. Mengabaikan Cost per Use
Saat ini banyak sekali barang dengan fitur – fitur bagus, terutama barang elektronik, yang menawarkan harga sangat murah.
Namun sebagai gantinya adalah ketahanan perangkatnya tidak begitu besar, sehingga baru beberapa tahun sudah mulai menunjukkan kerusakan.
Kebiasaan tersebut membuat Anda agar selalu berganti – ganti barang, sehingga pengeluarannya cenderung membengkak.
Alangkah baiknya apabila kebutuhan jangka panjang ditunjang oleh barang berkualitas tinggi, meskipun harganya sedikit lebih mahal.
4. Menghindari Pajak
Pajak adalah kewajiban setiap warga negara untuk berperan aktif dalam pembangunan.
Kesalahan mengelola keuangan berikutnya adalah menghindari pajak agar penghasilannya tidak terpotong. Tetapi apabila kebiasaan ini terus berlanjut, akan terkena denda cukup besar.
Dampak Negatif Kesalahan Mengelola Keuangan
Salah dalam mengelola keuangan akan menyebabkan dampak negatif, terutama terhadap kondisi keuangan di masa mendatang.
Untuk memperjelas pentingnya pengelolaan finansial serta efek negatifnya, berikut beberapa gambaran dampaknya.
1. Tidak Memiliki Dana Darurat
Dana darurat adalah uang cadangan yang akan dipergunakan ketika kondisi mendesak terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau terdapat wabah dan kesulitan ekonomi. Besarnya biasanya 6 kali gaji pokok bulanan.
Dana tersebut bisa digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan jangka pendek hingga keuangannya stabil kembali.
Selain itu bisa juga digunakan sebagai modal untuk mendapatkan kembali kestabilan pendapatan atau keluar dari krisis yang dihadapi.
2. Manajemen Risiko Tidak Berjalan
Manusia tidak terlepas dari potensi masalah di kemudian hari, contohnya tiba – tiba tubuh drop karena terlalu lelah bekerja.
Atau karena bencana alam, rumah beserta harta berharga rusak. Untuk memulihkan kembali perlu dana cukup besar.
Masalah itu adalah potensi risiko, apabila tidak diatur maka akan membebani diri sendiri.
Salah satunya dengan menggunakan asuransi, namun apabila uangnya habis untuk konsumsi, manajemen risiko tidak bisa berjalan optimal.
3. Sulit Mencapai Kebebasan Finansial
Besarnya pendapatan saat ini belum tentu menjamin lancarnya pemasukan ketika sudah tidak bekerja.
Namun Anda bisa tetap menjaga pemasukan dengan fokus pada pendapatan pasif.
Salah satu sumbernya adalah investasi jangka panjang seperti saham dan properti.
Apabila selama masa produktif kerja, pendapatannya sudah habis untuk berbagai keperluan serta tidak menyisakan anggaran investasi, sulit untuk mencapai kebebasan finansial.
Ketika memasuki usia tidak produktif hanya akan mengandalkan dari tabungan saja.
Baca juga: 5 langkah mudah dalam membuat anggaran pribadi
Keamanan finansial tentunya diinginkan oleh setiap orang, tetapi belum banyak yang bisa mendapatkannya.
Salah satunya adalah kesalahan mengelola keuangan terutama ketika masa produktif dan aktif memperoleh penghasilan.